Di Tengah Kepopuleran ChatGPT, Engineer Senior Google Ini Justru Prediksi Kejatuhan Google
- Engineer Senior Google ini prediksi kejatuhan Google akibat salah langkah dalam persaingan di bidang kecerdasan buatan atau AI.
Tekno
JAKARTA - Kemunculan ChatGPT dari OpenAI secara tiba-tiba telah menghebohkan banyak pihak. Tidak hanya itu, cara pengguna mencari sesuatu di internet juga mengalami perubahan.
Banyak orang atau organisasi yang memilih menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan banyak tugas. Hal ini karena daripada menelusuri berbagai situs web hanya untuk mengumpulkan suatu data, pengguna internet justru lebih mudah mendapatkan semua informasi di satu halaman sekaligus berkat adanya ChatGPT.
Cara mencari informasi dengan bantuan AI ini tentu menarik bagi sebagian besar orang, tapi tidak untuk perusahaan teknologi seperti Google. Tampaknya, ChatGPT menjadi ancaman terbesar bagi Google.
- Daftar Tumpukan Utang Waskita Karya, Terbesar dari BNI
- Meski Dikecam, Ini Alasan di Balik Kebijakan Elon Musk Hapus Akun Twitter yang Tidak Aktif
- Penjulan Anjlok 22 Persen Bikin Pendapatan Nintendo Ikut Susut
Google tampaknya juga sedang bekerja tanpa lelah untuk menemukan solusi atas ancaman tersebut. Namun mereka tentu juga harus menghadapi persaingan lainnya terutama setelah Microsoft juga berinvestasi banyak dalam teknologi dari OpenAI tersebut.
Google akhirnya meluncurkan Bard sebagai pesaing ChatGPT. Meski begitu, seperti yang dilansir dari laman Gizchina, masih banyak pengguna yang meragukan kemampuan Google di bidang AI. Padahal, perusahaan tersebut sebetulnya menjadi salah satu pelopor adanya kecerdasan buatan.
Prediksi Kejatuhan Google
Seperti yang dikutip dari laman Gizchina, seorang senior engineer dari Google bernama Luke Sernau membagikan beberapa keraguannya. Sernau tampaknya prihatin dengan fokus Google untuk terus bersaing dengan OpenAI.
Persaingan tersebut tampaknya memiliki konsekuensi negatif karena menyebabkan Google jadi mengalami kekalahan dari pesaing berbahaya lainnya.
Pesaing yang dimaksud adalah komunitas open-source. Komunitas open-source sendiri adalah komunitas yang terdiri dari peneliti yang tidak bekerja dengan perusahaan teknologi manapun.
Mereka mampu membuat penemuan dan kemajuan dengan lebih cepat dalam bidang kecerdasan buatan bahkan daripada Google dan OpenAI. Oleh karena itu, Luke Sernau menyarankan agar Google lebih berfokus berkolaborasi dengan komunitas open-source tersebut daripada bersaing dengan OpenAI.
Selain itu, dia memperingatkan Google terhadap kesalahan yang dapat mereka lakukan hari ini. Ia menyebutkan bahwa Google dapat memiliki konsekuensi komersial yang besar di masa depan.
Luke Sernau juga menyarankan agar orang-orang tidak mau membayar layanan AI yang bisa benar-benar gratis di tempat lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan di mana letak nilai sebenarnya dari teknologi tersebut.
- 5 Fakta Menarik Buku Filosofi Teras
- Amati dan Cermati, Ini Tanda Anak Anda punya Sifat Perfeksionis
- 10 Destinasi Wisata Paling Diserbu Turis Selama Libur Lebaran 2023
Sernau menekankan bahwa fokus Google untuk bersaing dengan OpenAI bisa salah arah. Dalam jangka panjang, hal itu dapat menyebabkan kejatuhan perusahaan. Komunitas open-source sedang mengembangkan model AI yang lebih cepat dan mudah beradaptasi, yang bisa membuat mereka menjadi ancaman nyata. Google dan OpenAI sama-sama memiliki kebijakan tertutup yang dapat membatasi kemampuan mereka untuk berkolaborasi dengan peneliti dan pengembang luar.