
Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi, BRI Tetap Berjanji Akan Bagikan Dividen Jumbo
- Sunarso menjelaskan bahwa BRI memiliki permodalan yang sangat kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 26,63%.
Perbankan
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terus menunjukkan resiliensi dan performa keuangan yang solid di tengah tantangan ekonomi global. Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa perseroan berencana untuk membagikan dividen dengan rasio yang diperkirakan mencapai 80% hingga 85% dari laba bersih tahun buku 2024.
BRI Siap Bagikan Dividen Besar Berkat Permodalan Kuat
Sunarso menjelaskan bahwa BRI memiliki permodalan yang sangat kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 26,63%.
Dengan posisi ini, BRI dinilai sangat sehat dan tidak memerlukan tambahan modal dalam lima tahun ke depan. Bahkan, berdasarkan analisis permodalan internal, BRI hanya membutuhkan CAR sebesar 17,5% dan konsumsi modal tahunan sebesar 2%.
"Dengan permodalan yang jauh lebih dari cukup, kami bisa membagikan hampir seluruh laba yang diperoleh. Namun, tetap harus ada evaluasi risiko agar kami tidak bertindak gegabah dalam penggunaan modal," jelas Sunarso dalam konferensi pers kinerja keuangan BRI tahun 2024, Rabu, 12 Februari 2025.
- Ketika Warga Menyiasati Ketahanan Energi dari Rumah Sendiri
- Peluang Cuan Saham ANTM hingga BRMS Seiring Harga Emas Tembus Rekor Baru
- Jungkir Balik BRIN hingga Komnas HAM Usai Terkena Efisiensi Anggaran
Ia juga menekankan pentingnya menjaga likuiditas, terutama karena segmen UMKM—yang menjadi fokus utama BRI—sedang mengalami berbagai dinamika. Meskipun begitu, Sunarso tetap optimis bahwa sektor UMKM merupakan tempat pertumbuhan utama bagi BRI.
Resiliensi Kinerja BRI di Tengah Tantangan Ekonomi
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tantangan likuiditas industri perbankan, BRI berhasil mencatat laba bersih konsolidasian sebesar Rp60,64 triliun sepanjang tahun 2024. Kinerja positif ini menunjukkan kemampuan BRI dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham, pemangku kepentingan, serta masyarakat luas.
Sementara itu, total aset BRI hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp1.992,98 triliun, meningkat 1,42% secara year-on-year (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh strategi penyaluran kredit yang selektif dan berorientasi pada kualitas, dengan fokus utama pada segmen UMKM.
Baca Juga: Pertumbuhan Kredit vs Risiko: Perbandingan Bank, Fintech, dan Multifinance
Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatat total kredit sebesar Rp1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97% yoy. Kredit UMKM mendominasi dengan porsi mencapai 81,97% dari total kredit, atau setara dengan Rp1.110,37 triliun. Selain itu, kualitas kredit terus membaik dengan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) turun dari 2,95% di akhir 2023 menjadi 2,78% pada akhir 2024. BRI juga memperkuat pencadangan dengan NPL Coverage sebesar 215,01%.
Penguatan Dana Pihak Ketiga dan Transformasi Digital
Di sisi penghimpunan dana, BRI mencatat total Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun. Dana murah (Current Account Saving Account/CASA) mendominasi dengan proporsi 67,30% atau senilai Rp918,98 triliun. Peningkatan ini tidak lepas dari strategi BRI dalam mengembangkan CASA berbasis transaksi, salah satunya melalui digitalisasi layanan perbankan.
Super App BRImo menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan transaksi digital BRI. Hingga akhir 2024, jumlah pengguna BRImo meningkat 22,12% yoy menjadi 38,61 juta user. Volume transaksi melalui BRImo pun melonjak 34,57% yoy, mencapai Rp5.596 triliun. Digitalisasi ini semakin memperkuat posisi BRI sebagai bank yang berorientasi pada inklusi keuangan berbasis teknologi.
- Bukan di LK21, Layarkaca21 dan LokLok, Berikut Cara Nonton Drama Korea Terbaru My Dearest Nemesis
- LK21-Layarkaca21 Ilegal, Berikut 6 Situs Streaming yang Aman dan Resmi
- IHSG Diprediksi Lanjut Terkoreksi, Broker Ini Jagokan Saham ESSA hingga PTBA
Komitmen BRI dalam Pemberdayaan UMKM
Sebagai agen pembangunan, BRI terus berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM melalui berbagai program strategis, di antaranya:
- Holding Ultra Mikro (UMi): Sinergi BRI, Pegadaian, dan PNM dalam memberikan layanan keuangan bagi segmen ultra mikro. Hingga akhir 2024, Holding UMi telah melayani lebih dari 180 juta nasabah simpanan dan 36,9 juta nasabah pinjaman dengan total kredit Rp628,67 triliun.
- Kredit Usaha Rakyat (KUR): Sebagai bank dengan penyaluran KUR terbesar, BRI menyalurkan Rp184,98 triliun sepanjang 2024, menjangkau lebih dari 4 juta pelaku UMKM.
- AgenBRILink: Layanan perbankan berbasis agen yang memperluas jangkauan ke lebih dari 67 ribu desa. Hingga akhir 2024, jumlah agen mencapai 1,06 juta dengan volume transaksi Rp1.583 triliun.
- Desa BRILian: Program pengembangan ekonomi berbasis potensi desa, telah mencakup 4.327 desa di seluruh Indonesia.
- PARI (Pasar Rakyat Indonesia): Platform digital bagi UMKM berbasis komoditas yang telah digunakan oleh 85 ribu pengguna.
- Klasterku Hidupku: Program pemberdayaan berbasis klaster usaha, mencakup 38.574 klaster di seluruh Indonesia.
- LinkUMKM: Platform pemantauan UMKM yang telah digunakan oleh 8,9 juta user.
- Rumah BUMN: Fasilitasi ekosistem digital bagi UMKM dengan 54 Rumah BUMN yang telah membina 433 ribu pelaku usaha.