<p>Kapal perang Amerika/US Navy</p>
Dunia

Selama 2020, Dunia Habiskan Hampir US$2 Triliun untuk Belanja Militer

  • Pengeluaran global untuk militer naik menjadi US$ 1,981 triliun pada tahun 2020 lalu. Jumlah ini meningkat 2,6 persen dibandingkan tahun sebelumny

Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Pengeluaran global untuk militer naik menjadi US$ 1,981 triliun pada tahun 2020 lalu. Jumlah ini  meningkat 2,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut penelitian terbaru Stockholm International Peace Research Institute jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak lembaga tersebut mulai melacak pengeluaran militer pada tahun 1988. Dari jumlah tersebut lima besar pembelanja militer terbesar menyumbang 62 persen dari total belanja.

Dengan anggaran US$ 778 miliar, Amerika menjadi pemilik 39 persen dari pengeluaran keseluruhan. Jauh di atas pesaing terdekatnya China dengan US$252 miliar atau sekitar  13 persen. Sementara India ada di posisi keempat dengan US$ 72,9 miliar atau  3,7 persen. Disusul Rusia US$61,7 miliar atau  3,1 persen dan Inggris US$ 59,2 miliar atau  3 persen dari total belanja. Dari angka tersebut secara keseluruhan, Amerika dan China mewakili 52 persen dari semua pengeluaran militer pada tahun 2020.

Sementara lima negara lain yang masuk dalam daftar 10 teratas adalah Arab Saudi denga US$57,5 ​​miliar, Jerman US$52,8 miliar, Prancis, US$52,7 miliar, Jepang US$49,1 miliar dan Korea Selatan US$45,7 miliar.

10 Negara dengan belanja militer tertinggi di 2020/SIPRI

Diego Lopes da Silva, peneliti di Program Pengeluaran Senjata dan Militer SIPRI mengatakan meski 2020 adalah tahun yang belum pernah terjadi sebelumnya secara global karena adanya pandemi COVID-19, pengeluaran militer secara keseluruhan tetap stabil.  “Namun masih harus dilihat apakah negara-negara ini akan mempertahankan tingkat pengeluaran militer ini selama tahun kedua pandemi,” katanya dilansir dari situs resmi SIPRI 27 April 2021.

Peningkatan kuat dalam pengeluaran militer Amerika secara jelas berlanjut pada tahun 2020 yang naik 4,4 persen dibanding 2019. Menurut SIPRI sipri peningkatan dalam pengeluaran militer amerika terutama dapat dikaitkan dengan investasi besar dalam penelitian dan pengembangan,  serta beberapa proyek jangka panjang seperti modernisasi persenjataan nuklir dan pengadaan senjata skala besar.

Sementara China mengalami peningkatan 1,9 persen. Ini berarti menjadi tahun ke-26 dimana anggaran pertahanan negara tersebut berturut-turut telah meningkat. Ini sekaligus menjadi rekor terpanjang yang pernah dilacak SIPRI. Secara keseluruhan, dalam dekade terakhir, China telah meningkatkan pengeluaran militernya sebesar 76 persen.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara

Sedangkan untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO sebanyak 12 anggota aliansi tersebut menghabiskan 2 persen atau lebih dari PDB mereka untuk militer mereka. Angka yang ditetapkan sebagai  target pengeluaran Aliansi. Jumlah ini naik dibandingkan dengan 9 anggota pada 2019. Prancis, misalnya melewati ambang batas 2 persen untuk pertama kalinya sejak 2009.

Namun menurut da Silva meskipun lebih banyak anggota NATO menghabiskan lebih dari 2 persen dari PDB untuk militer mereka pada tahun 2020, dalam beberapa kasus ini mungkin lebih berkaitan dengan kejatuhan ekonomi pandemi daripada keputusan yang disengaja untuk mencapai target pengeluaran Aliansi.

Sedangkan pengeluaran militer Rusia meningkat 2,5 persen pada 2020 menjadi US$ 61,7 miliar. Ini adalah tahun pertumbuhan kedua berturut-turut. Namun demikian, pengeluaran militer sebenarnya Rusia pada tahun 2020 adalah 6,6 persen lebih rendah dari anggaran awal.

Dengan total US$ 59,2 miliar, Inggris menjadi pemboros terbesar kelima pada tahun 2020. Pengeluaran militer Inggris adalah 2,9 persen lebih tinggi daripada pada tahun 2019, tetapi 4,2 persen lebih rendah dari pada tahun 2011. Jerman meningkatkan pengeluarannya sebesar 5,2 persen menjadi US$52,8 miliar  menjadikannya negara dengan pengeluaran terbesar ketujuh pada tahun 2020. Pengeluaran militer Jerman 28 persen lebih tinggi daripada tahun 2011. Secara total pengeluaran militer di seluruh Eropa meningkat sebesar 4,0 persen pada tahun 2020.

Pengeluaran militer di sub-Sahara Afrika meningkat 3,4 persen pada 2020 mencapai US$ 18,5 miliar. Peningkatan pengeluaran terbesar dilakukan oleh Chad dengan lebih dari 31 persen, Mali lebih dari 22 persen), Mauritania lebih dari 23 persen dan Nigeria di atas 29 persen. Sementara Uganda naik lebih dari 46 persen.

Pengeluaran militer di Amerika Selatan turun 2,1 persen menjadi US 43,5 miliar pada tahun 2020. Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh penurunan 3,1 persen dalam pengeluaran oleh Brasil, negara dengan belanja militer terbesar di subkawasan tersebut.

Untuk Timur Tengah, pengeluaran militer gabungan dari 11 negara di wilayah ini turun 6,5 persen pada tahun 2020, menjadi US$ 143 miliar. Delapan dari sembilan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah memangkas pengeluaran militer mereka pada tahun 2020. Pengeluaran Angola turun 12 persen, Arab Saudi sebesar turun 10 persen, dan Kuwait 5,9 persen. Eksportir minyak non-OPEC Bahrain juga memangkas pengeluarannya sebesar 9,8 persen.

15 negara dengan belanja militer tertinggi di Asia dan Oceania/SIPRI

Sementara di Asia, satu-satunya subregion yang belanja militernya turun pada 2020 adalah Asia Tengah yakni 8,4 persen, sementara  Asia Timur naik 2,3 persen, Asia Selatan naik 1,3 persen,  dan Asia Tenggara naik 5,2 persen.

Australia menjadi negara di luar China, India, Jepang dan Korea Selatan dengan anggaran militer tertinggi di asia yakni US$27,6 miliar, disusul taiwan US$12,2 miliar, Singapura US$10,9 milar, Pakistan US$10,4 miliar, dan Indonesia US$9,4 miliar.

.