Korporasi

Di Tengah Pandemi, BUMN Wijaya Karya (WIKA) Lunasi Surat Utang Global Rp5,82 Triliun

  • Wijaya Karya (WIKA) melakukan pelunasan dengan jumlah pokok utang sebanyak Rp5,4 triliun beserta suku bunga sebesar 7,7%.

Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah melunasi surat utang global sebesar Rp5,82 triliun kepada The Bank of New York Mellon.

Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya mengatakan, pelunasan obligasi global Komodo Bonds tersebut dilakukan pada 29 Januari 2021. Sedangkan, surat utang itu diterbitkan pada Januari 2018 dan jatuh tempo pada tahun ini.

Perseroan melakukan pelunasan dengan jumlah pokok utang sebanyak Rp5,4 triliun beserta suku bunga sebesar 7,7%. Sehingga, total yang dibayarkan oleh perseroan senilai Rp5,82 triliun.

“Pada 29 Januari 2021, perseroan telah melakukan pelunasan atas surat utang global tersebut, baik untuk pelunasan pokok pinjaman dan bunga pinjaman,” ujarnya, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia BEI), Selasa 2 Februari 2021.

Atas dilakukannya pelunasan surat utang tersebut, sambung Mahendra, maka seluruh kewajiban perseroan telah berakhir dan tidak lagi memiliki kewajiban atas surat utang tersebut sejak tanggal pelunasan. Sumber dana pelunasan diperoleh dari penerbitan obligasi dan sukuk berkelanjutan.

Merujuk laporan keuangan WIKA pada kuartal III-2020, memang tercatat bahwa perseroan memiliki pinjaman jangka pendek senilai Rp7,76 triliun. Pinjaman itu diperoleh dari pihak berelasi Rp3,1 triliun dan pihak ketiga Rp7,68 triliun.

Selain itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya ini juga memiliki utang usaha sebesar Rp11,58 triliun. Plus utang lain-lain pihak ketiga sebesar Rp534,08 miliar.

Secara total, liabilitas perseroan pada periode ini mencapai Rp43,87 triliun. Sementara ekuitasnya hanya sebesar Rp16,22 triliun.

Saham WIKA ditutup merosot 4,75% atau 95 poin ke level Rp1.905 per lembar pada akhir sesi perdagangan Selasa 2 Februari 2021. Kapitalisasi pasar perusahaan pelat merah ini tercatat senilai Rp17,09 triliun. (SKO)