<p>Fasilitas produksi PT Barata Indonesia/barata.id</p>
Industri

Di Tengah Pandemi, PT Barata Indonesia Bukukan Ekspor Rp133 Miliar

  • SURABAYA – PT Barata Indonesia, BUMN yang bergerak di bidang Engineering, Procurement & Construction, Manufacturing, dan Foundry,   membukukan ekspor sekitar Rp133 miliar dalam kurun tiga bulan terakhir April-Juni 2020. Ini adalah hasil positif di tengah ketidakpastian ekonomi karena adanya masa pandemi COVID-19 secara global. “Di tengah kondisi yang serba tidak pasti ini, kami masih bisa […]

Industri
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

SURABAYA – PT Barata Indonesia, BUMN yang bergerak di bidang Engineering, Procurement & Construction, Manufacturing, dan Foundry,   membukukan ekspor sekitar Rp133 miliar dalam kurun tiga bulan terakhir April-Juni 2020. Ini adalah hasil positif di tengah ketidakpastian ekonomi karena adanya masa pandemi COVID-19 secara global.

“Di tengah kondisi yang serba tidak pasti ini, kami masih bisa memainkan peran di industri manufaktur, dan dengan rutin melakukan ekspor untuk komponen pembangkit listrik maupun komponen kereta api,” kata Direktur Utama Barata Indonesia, Fajar Harry Sampurno, dalam keterangan persnya di Surabaya, Senin 6 Juli 2020

Ia menyebutkan, sebelumnya Barata Indonesia melakukan ekspor ke Armenia pada April 2020, kemudian ke Bahrain pada Juni 2020, disusul ekspor komponen pembangkit listrik ke Jerman.

Ekspor ke Jerman, kata dia, dilakukan oleh Divisi Pembangkit Barata lewat Pabrik Komponen Turbin di Cilegon, yakni LP Outer Casing and Condenser untuk Steam Turbine pada Herne 6 (1 x 600) MW Combined-Cycle Power Plant (CCPP) di Jerman.

Fajar mengakui, ekspor yang dilakukan BUMN tersebut selama tiga bulan terakhir atau di tengah pandemi COVID-19, menjadi kabar positif bagi industri manufaktur Indonesia, sebab ekonomi dunia mengalami ketidakpastian, yang menyebabkan permintaan produk-produk manufaktur dalam negeri menurun.

“Produk-produk Barata Indonesia masih mendapat kepercayaan untuk berpartisipasi dalam proyek pembangkitan di berbagai negara,” katanya dilansir Antara.

Dia berharap angka tersebut terus meningkat hingga akhir tahun, dengan terus dilakukannya ekspor dari Divisi lain yakni Divisi Foundry (Pengecoran) melalui produk dari komponen kerta api.

“Kami akan berusaha untuk terus berperan aktif untuk industri manufaktur Tanah Air, dan juga perekonomian nasional,” tambahnya.

Sementara itu, dua set komponen pembangkit listrik tersebut yang dikirim ke Jerman digunakan pada proyek Herne 6 (1 x 600) MW Combined-Cycle Power Plant.

Pembangkit Listrik tersebut memiliki kapasitas dari 600 MW dengan output uap 400 MW, dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk wilayah Rhine-Ruhr, Jerman.

“Jerman menambah daftar negara ekspansi pasar global bagi Barata Indonesia. Sepanjang tahun 2020, Barata Indonesia telah melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Pakistan, Armenia, dan Bahrain,” katanya.

Barata Indonesia, sebelumnya juga telah melakukan ekspor condenser dan LP outer casing ke berbagai negara seperti Brazil, Argentina dan Pakistan.

Sementara dalam beberapa bulan ke depan, pabrik komponen turbin Divisi Pembangkit PT Barata Indonesia berencana kembali melakukan ekspor komponen turbin ke Australia, Korea Selatan, Brazil , Irak dan Jepang.