<p>Nilai tukar rupiah pagi ini, Jumat, 6 November 2020 berada di level Rp14.380 per dolar AS, menguat 185 bps sebesar 1,27% dibandingkan penutupan kemarin, Kamis, 5 November 2020 di level Rp14.565 per dolar AS. / Foto: Ismail Pohan &#8211; Tren Asia</p>
Nasional

Di Tengah Pelemahan Rupiah, Utang Luar Negeri Berdenominasi Dolar AS Justru Meningkat

  • Menurut data statistik yang dirilis Bank Indonesia (BI), utang luar negeri dengan mata uang dolar AS pada kuartal III-2022 tercatat di angka US$277,87 miliar atau setara dengan Rp4,32 kuadriliun dalam asumsi kurs Rp15.564 perdolar AS.

Nasional

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia dengan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan di tengah tekanan USD terhadap nilai kurs rupiah.

Menurut data statistik yang dirilis Bank Indonesia (BI), utang luar negeri dengan mata uang dolar AS pada kuartal III-2022 tercatat di angka US$277,87 miliar atau setara dengan Rp4,32 kuadriliun dalam asumsi kurs Rp15.564 perdolar AS.

Angka tersebut meningkat 0,8% jika dibandingkan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya di posisi US$275,66 miliar (Rp4,29 kuadriliun).

Jika dibandingkan bulan sebelumnya, posisi utang luar negeri dalam mata uang dolar AS yang tercatat pada akhir September terpantau mengalami peningkatan 0,9%.

Meski demikian, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, posisi utang luar negeri dalam mata uang dolar AS tercatat mengalami penurunan 0,21% dari US$278,47 miliar (Rp4,3 kuadriliun).

Sumber data: Bank Indonesia

Grafik di atas menunjukkan bahwa posisi utang luar negeri dalam mata uang dolar AS menunjukkan tren penurunan menjelang akhir tahun 2021.

Namun, memasuki tahun 2022 hingga akhir September, posisinya nyaris selalu merangkak naik dari bulan ke bulan.

Saat ini, angka US$277,87 miliar yang tercatat pada akhir September 2022 merupakan 70,42% dari total utang luar negeri per kuartal III-2022.

Sementara itu, sebagaimana diketahui, nilai kurs rupiah saat ini terus mengalami tekanan dari dolar AS.

Kebijakan moneter bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang agresif telah berdampak kepada penguatan mata uang negeri Paman Sam dan menciptakan fenomena "Super Strong US Dollar".

Jika dihitung sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan 15 November 2022, nilai kurs rupiah telah melemah hingga 1.274 poin.

Mata uang Garuda sempat menguat setelah data menunjukkan inflasi AS yang melambat pada periode Oktober 2022.

Namun, Gubernur The Fed Christopher Waller menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengerek suku bunga demi meredam inflasi sehingga pernyataannya itu pun kembali menjadi sentimen yang mendorong penguatan dolar AS.

Sementara utang dalam mata uang dolar AS mengalami peningkatan baik secara bulanan dan tahunan,  BI mencatat utang luar negeri Indonesia secara keseluruhan mengalami penurunan pada periode kuartal III-2022. 

Utang luar negeri Indonesia secara keseluruhan tercatat di angka US$394,6 (Rp6,11 kuadriliun).

Angka tersebut menurun 2,2% dibandingkan posisi di kuartal II-2022 sebesar US$403,6 miliar (Rp6,25 kuadriliun).

Jika dibandingkan dengan kuartal III-2021 yang mencatat angka sebesar US$423,1 miliar (Rp6,55 kuadriliun), utang luar negeri pada periode kuartal III-2022 terhitung menurun 7%, lebih besar dibanding penurunan pada kuartal sebelumnya sebesar 2,9%.

Rasio utang luar negeri Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) berada di kisaran 30,1%, menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di angka 31,8%.