<p>Direktur Utama PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) Taswin Zakaria / Facebook @MaybankIndonesia</p>
Industri

Di Tengah Situasi Sulit, Maybank Masih Bukukan Laba Bersih Rp1,3 Triliun

  • JAKARTA – PT Bank Maybank Indonesia Tbk membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp1,3 triliun, turun 27,78% year on year (yoy) pada 2020 dibandingkan dengan 2019 Rp 1,8 triliun. Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria menyatakan, kontraksi laba bersih tersulut oleh susutnya pendapatan hingga 10%. Sementara, fee based income turun […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – PT Bank Maybank Indonesia Tbk membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp1,3 triliun, turun 27,78% year on year (yoy) pada 2020 dibandingkan dengan 2019 Rp 1,8 triliun.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria menyatakan, kontraksi laba bersih tersulut oleh susutnya pendapatan hingga 10%. Sementara, fee based income turun 8,0% menjadi Rp2,4 triliun.

“Ini sebagai akibat dari menurunnya fee income dan net interest income (NII) yang terdampak oleh penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan melambatnya aktivitas usaha di masa pandemi COVID-19,” kata Taswin dalam keterangan resmi, Jumat, 19 Februari 2021.

 Di samping itu, perusahaan yang bermarkas di Malaysia ini melaporkan pendapatan one-off dari penyelesaian arbitrase domestik dan pendapatan terkait perpajakan senilai Rp219 miliar. Jika. pendapatan one-off tidak terhitung, maka recurring fee income masih bertumbuh tipis sebesar 0,5%.

Pasalnya, pendapatan dari transaksi terkait wealth management dan global market tumbuh lebih dari dua kali lipat pada 2020. Kenaikan ini membantu mengimbangi penurunan biaya kredit dan penurunan aktivitas bisnis yang terdampak oleh pandemi.

Transaksi Digital

Dalam aspek transaksi digital, bank berlogo kepala harimau ini mencatat total volume transaksi melalui M2U platform untuk nasabah ritel melonjak 110% menjadi 10 juta transaksi.

Adapun, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun melalui platform M2U melonjak 190,2% menjadi Rp3,4 triliun. Sementara, total volume transaksi melalui M2E platform digital banking untuk nasabah korporasi naik 36,2% menjadi 970 ribu transaksi.

Sedangkan, penghimpunan dana melalui platform ini melonjak 78,8% menjadi Rp14 triliun. Sementara, total penyaluran kredit tahun lalu turun 14,1% menjadi Rp105,3 triliun.

Rinciannya, segmen kredit community financial services (CFS) non ritel turun 23,8% menjadi Rp36,8 triliun. Kredit CFS ritel turun 19,3% menjadi Rp34 triliun.

Segmen global banking membukukan pertumbuhan kredit sebesar 7,4% (yoy) menjadi Rp 34,5 triliun.

Tingkat NPL gross tercatat sebesar 4,0% dan 2,5% (net) per Desember 2020 meningkat dibandingkan dengan 3,3% (gross) dan 1,9% (net) pada 2019.

Akan tetapi, NPL berangsur membaik di setiap kuartal sejak semester I 2020, yaitu berada pada 5,0% (gross) di Juni 2020.