<p>Awak media mengambil gambar layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat 5 Juni 2020. IHSG ditutup menguat 0,63% atau 31,08 poin ke level 4.947,78 pada akhir perdagangan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Diakuisisi Konglomerat Sudhamek Rp1 Triliun, Saham KEJU Meroket

  • Emiten milik konglomerat Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) bakal mencaplok 55% saham produsen keju Prochiz PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) dengan nilai taksiran mencapai Rp1 triliun (Rp 1.218 per saham).

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Saham emiten konsumer milik konglomerat Sudhamek Agoeng PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) dan PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) melesat tinggi usai rencana transaksi keduanya. Sebagaimana diketahui, perseroan bersandi GOOD itu akan mengambil alih mayoritas saham KEJU dari pemilik individualnya dengan nilai transaksi Rp1 triliun.

Berdasarkan data Bloomberg pada penutupan bursa Jumat 18 September 2020, saham GOOD tercatat naik 80 poin atau 6,23% menjadi Rp1.365 per lembar dari sebelumnya Rp1.285 per lembar. Pergerakan saham hari ini berada pada rentang Rp1.285–Rp1.450 per lembar. Kapitalasi pasar GOOD pada waktu yang sama telah menyentuh angka Rp10,07 triliun.

Sementara, saham KEJU, produsen keju Prochiz berhasil meloncat lebih tinggi. Kenaikannya 130 poin atau 10,66% menjadi Rp1.350 per lembar dari penutupan hari sebelumnya Rp1.220 per lembar. Dengan rentang gerak saham KEJU mencapai Rp1.235–Rp1.525 per lembar. Kapitalisasi pasar KEJU saat ini senilai Rp2,02 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten GOOD milik konglomerat Sudhamek Agoeng Waspodo bakal mengambilalih sebagian besar saham KEJU. Total saham yang akan diambil alih mencapai 825 juta lembar setara 55% dari keseluruhan saham KEJU.

Belum diketahui berapa nilai penjualan tersebut. Namun apabila mengacu pada harga rerata saham KEJU yang berada pada kisaran Rp1.220 per lembar, maka nilai akusisi itu berpotensi mencapai Rp1 triliun.

“Apabila diselesaikan [transaksi jual beli ini] maka akan mengakibatkan perubahan pengendali pada Mulia Boga Raya,” terang Direktur dan Sekretaris Perusahaan GOOD Paulus Tedjosutikno. Jumat 18 September 2020.

Manajemen emiten milik konglomerat Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) saat RUPS 2020 / Garudafood.com

Saham Individual

Paulus mengungkapkan, saham-saham yang akan dilepas KEJU merupakan saham pemilik individual. Mereka yang akan melepas sahamnya adalah Lie Po Fung, Sandjaya Rusli dan Berliando Lumban Toruan. Selanjutnya ada Agustini Muara, Marcello Rivelino dan Amelia Fransisca.

Mengacu laporan keuangan KEJU per Maret 2020, pemegang saham KEJU terbanyak adalah Lie Po Fung 36% dan Sandjaya Rusli 22%. Kemudian PT Tudung Putra Putri Jaya 13,13% dan Berliando Lumban 9.33%. Lalu Agustini Muara 8% dan Marcello Rivelino 2,33%. Diikuti Amelia Fransisca 2,33% dan investor publik 6,68%.

Diketahui, Tudung Putra Putri Jaya juga adalah pemegang saham 21,19% dari Garudafood. Sehingga dengan akuisisi 825 juta saham, maka porsi saham grup bisnis Sudhamek ini akan menjadi 1,025 miliar lembar atau 68,33% keseluruhan.

“Adapun, tujuan dari pengendalian adalah untuk pengembangan usaha dan memperluas jaringan usaha serta untuk memperkuat posisi bisnis perseroan di industri makanan dan minuman,” kata Paulus.

Manajamen menjelaskan negosiasi dilakukan secara langsung oleh emiten produsen Kacang Garuda tersebut dengan para pemegang saham individual KEJU.

“Penyelesaian rencana pengambilalihan akan dilaksanakan dalam hal para pihak telah mencapai kesepakatan final tentang seluruh hal terkait aspek usaha, komersial, finansial, dan legal serta seluruh syarat-syarat pendahuluan dan ketentuan-ketentuan material sebagaimana diatur dalam nota kesepahaman telah terpenuhi,” tegasnya.

Perusahaan industri makanan Garudafood dimiliki oleh konglomerat terkaya ke-42 di Indonesia versi majalah Forbes 2019 Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto. Dia ditaksir memiliki kekayaan US$745 juta setara Rp11 triliun. (SKO)