Diancam, Houthi Makin Menggila di Laut Merah
- Serangan Houthi disebut sebagai yang terbesar dan dijalankan dengan kompleks.
Dunia
JAKARTA- Mendapat ancaman pembalasan tidak menjadikan Houthi mundur. Kelompok bersenjata di Yaman ini justru meningkatkan serangannya,
Houthi melancarkan apa yang digambarkan sebagai serangan terbesar mereka sejauh ini terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Serangan memaksa kapal perang dan pesawat tempur AS dan Inggris menjatuhkan 21 drone dan rudal.
Serangan terjadi pada 9 Januari 2023 malam. Tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa setelah serangan tersebut. Namun hal ini merupakan indikasi jelas konfrontasi berisiko tinggi yang kini terjadi di jalur perdagangan penting ini.
Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan ini adalah serangan terbesar yang dilakukan oleh Houthi hingga saat ini. Penilaian serupa juga diberikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken. Dia menggambarkannya sebagai serangan terbesar. “Serangan dibantu serta didukung oleh Iran yang menyediakan teknologi dan peralatan,” katanya Kamis 10 Januari 2023.
- Gembong Narkoba Kabur dari Penjara, Ekuador Keadaan Darurat 60 Hari
- Demi Efisiensi, Lazada PHK Besar-besaran 20 Persen Karyawannya
- Digantikan AI, Duolingo PHK 10 Persen Penerjemahnya
Serangan itu terjadi di kota pelabuhan Hodeida dan Mokha di Yaman. Di lepas pantai Hodeida kapal-kapal mengeluarkan pesan radio yang menggambarkan rudal dan drone yang masuk. Sementara kapal perang di daerah tersebut mendesak kapal-kapal untuk melaju dengan kecepatan maksimum. Sementara dalam insiden Mokha, kapal-kapal melaporkan melihat rudal masuk, serta setidaknya satu drone udara, dan beberapa kapal kecil.
Komando Sentral Amerika (Centcom) menggambarkannya sebagai serangan kompleks. Serangan menggunakan 18 drone serangan satu arah, dua rudal jelajah anti-kapal, dan satu rudal balistik anti-kapal. Mereka ditembak jatuh oleh F/A-18E/F dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower. Selain itu oleh kapal perusak kelas Arleigh Burke USS Gravely , USS Laboon , dan USS Mason, serta perusak Tipe 45 HMS Diamond Angkatan Laut Inggris.
Ini adalah kedua kalinya Super Hornet dipanggil untuk melawan serangan Houthi. Yang pertama terjadi pada 26 Desember 2023.
Menurut Centcom ini adalah serangan Houthi yang ke-26 terhadap jalur pelayaran komersial di Laut Merah sejak 19 November. Kapal-kapal disarankan untuk transit dengan hati-hati dan melaporkan aktivitas mencurigakan apa pun.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan HMS Diamond Inggris bertanggung jawab menembak jatuh tujuh dari 18 drone Houthi. Kapal menggunakan rudal pertahanan udara dan tembakan Sea Viper. Sea Viper dapat dipersenjatai dengan rudal Aster 15 yang memiliki jangkauan sekitar 30 km untuk pertahanan lapisan dalam. Selain itu bisa membawa Aster 30 yang dapat menyerang target jarak jauh lebih dari 120 km.
Operasi Gabungan
Di bagian lain dalam pernyataan resminya Houthi mengakui melakukan operasi militer gabungan. Serangan dilakukan oleh angkatan laut, angkatan rudal, dan angkatan udara tak berawak Angkatan Bersenjata Yaman.
Targetnya adalah kapal yang memberikan dukungan kepada Israel. Pernyataan Houthi juga menggambarkan operasi tersebut sebagai respons terhadap serangan amerika pada 31 Desember 2023 yang menewaskan 10 personel Houthi. Pada saat itu helikopter Angkatan Laut Amerika menenggelamkan tiga kapal kecil Houthi.
Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat politik senior dan juru bicara Houthi di X mengatakan, tujuan utama mereka bukan untuk menenggelamkan atau menyita kapal-kapal yang terkait dengan Israel. “Melainkan untuk memaksa mereka menggunakan jalur Tanjung Harapan,” katanya.
- Menimbang Nasib HMSP, GGRM hingga WIIM Akibat Kenaikan Cukai dan Pajak Ekspor
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 05 Januari 2024 untuk Wilayah DKI Jakarta
- Profil Anisha Dasuki dan Ariyo Ardi, Moderator Debat Ketiga Capres 2024
Ini sebagai kartu tekanan ekonomi terhadap Israel agar menghentikan serangan di Gaza. Bukhaiti menegaskan ini adalah tindakan moral yang sah, terutama karena kita sedang berperang melawannya.
Serangan Houthi juga menunjukkan mereka tidak mundur karena ancaman belasan negara. Pada 3 Januari 2023, 14 negara termasuk Amerika mengeluarkan pernyataan bersama. Mereka menyatakan Houthi akan memikul tanggung jawab atas konsekuensinya jika mereka terus mengancam kehidupan, perekonomian global, atau arus bebas perdagangan di saluran air penting ini.
Koalisi negara-negara pimpinan Amerika telah berpatroli di Laut Merah untuk mencegah serangan. Amerika juga menggelar operasi Operation Prosperity Guardian (OPG). Namun meski lebih dari 20 negara telah bergabung dengan operasi itu, hanya lima yang memiliki atau akan menyumbangkan kapal perang . Kelimanya adlaah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Yunani, dan Denmark. Singapura yang menjadi negara terbaru yang berkomitmen terhadap OPG, juga tidak akan menyediakan kapal perang apa pun.