Dianggap Bakar Duit Negara, Erick Sebut 70 BUMN 'Sakit' Telah Dibubarkan
- MenteriBUMN Erick Thohir membeberkan bahwa setidaknya sudah ada 70 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah dibubarkan pemerintah hingga saat ini.
Nasional
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan bahwa setidaknya sudah ada 70 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah dibubarkan pemerintah hingga saat ini.
Pembubaran atau likuidasi puluhan BUMN tersebut dilakukan rangka efisiensi, transformasi bisnis dan visi digitalisasi agar perusahaan negara lebih sehat dan inovatif.
"Kita sudah tutup 70 BUMN dan akan terus lakukan tetapi tidak mengurangi tenaga kerja," ujarnya dalam Orasi Ilmiah Globalization and Digitalization: Strategi BUMN Pasca Pandemi di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, dikutip dari Youtube Harian Surya, Senin, 29 November 2021.
- Terendah, Cost of Fund BRI Sentuh 2,14% Per September 2021
- Antisipasi Varian Omicorn, Kemenhub Perketat Akses Pintu Masuk Internasional
- Sudah Rampung, Sri Mulyani Resmikan Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan RI di Jayapura
Teranyar, Erick telah menetapkan tujuh BUMN yang bakal ditutup. Ketujuh BUMN tersebut antara lain PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero).
Erick menjelaskan bahwa BUMN tersebut sudah tidak lagi beroperasi sejak tahun 2008. Hal itu karena kesulitan keuangan maupun macetnya inovasi bisnis.
Dia menyebut bahwa membiarkan perusahaan-perusahaan tersebut terus ada akan berdampak terhadap keuangan negara karena harus disuntik salah satunya melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).
"Tetapi kalau ada BUMN yang sudah tidak operasi dari tahun 2008, ya tetap harus ditutup karena itu realita tidak mungkin juga terjadi pemborosan. Nah karena itu kita sekarang terus menutup BUMN yang tidak efisien," pungkas Erick.
Meski demikian, Erick memastikan bahwa pemerintah tetap memperhatikan kesejahteraan para pegawai BUMN dengan salah satunya tidak mem-PHK karyawannya.
"Kita tidak melalukan lay off (pengurangan karyawan), tetapi job desk ditambahkan. Tadinya dia berada di kantor, harus keluar sebagai sales untuk mengejar pertumbuhan nasabah seperti Mekar," katanya.
Erick menjelaskan, dengan restrukturisasi bisnis yang dilakukan pada tubuh BUMN, kinerja sejumlah perusahaan selama tahun ini menunjukkan pencapaian yang positif.
Hingga kuartal ketiga 2021, laba bersih yang diperoleh BUMN mencapai Rp61 triliun. Angka ini melonjak 1.933% year on year (yoy) dari tahun lalu sebesar Rp3 triliun.
"Kita bisa lihat hasilnya sekarang, 2020 tadi di kuartal ketiga itu Rp3 triliun, hari ini kuartal tiga Rp61 triliun. Artinya apa? Efisiensi, transformasi, perubahan bisnis model terbukti, proven di BUMN berjalan dengan baik," ungkapnya.*