Dianggap Melanggar Perjanjian, Elon Musk Ancam Mundur dari Perjanjian Akuisisi Twitter
- Elon Musk mengeluarkan ancaman untuk mundur dari perjanjian ambil alih Twitter pada hari Senin, 6 Juni 2022.
Dunia
SAN FRANCISCO - Elon Musk mengeluarkan ancaman untuk mundur dari perjanjian ambil alih Twitter pada hari Senin, 6 Juni 2022.
Ia menuduh perusahaan itu telah melanggar persetujuan karena tidak menyediakan data mengenai akun spam dan palsu seperti permintaannya, seperti dikutip dari CNN.
“Ini jelas-jelas merupakan pelanggaran pada material dari kewajiban Twitter di bawah kesepakatan merger dan Musk memiliki hak, termasuk untuk mundur dari transaksi dan mengakhiri kesepakatan merger,” tulis pengacara yang mewakili Elon dalam surat yang ditujukan kepada kepala hukum, kebijakan, dan kepercayaan Twitter, Vijaya Gadde.
Dalam upaya ambil alih Twitter, Elon telah menjadikan permasalahan mengenai akun bot, palsu, dan spam sebagai masalah utama. Ia telah bersumpah untuk mengalahkan atau mencoba sampai mati untuk menyelesaikan masalah itu.
Sebelumnya, Elon telah meminta Twitter untuk menyerahkan informasi mengenai metodologi pengujiannya terhadap akun bot dan palsu. Dari informasi yang diminta, Elon nantinya akan menjalankan penilaian independen mengenai masalah itu.
- Kurs Dolar Hari Ini : Rupiah Dibuka Melemah ke Rp14.445 per USD, Sentimen Fed Rate Kembali Menguat
- IHSG Dibuka Naik Turun di Kisaran 7.062-7.116, Saham BBCA dan TLKM Paling Banyak Dilepas Asing
- IHSG Berpotensi Rebound Menyentuh 7.200, Cek Pilihan Saham Hari Ini
Sementara itu, pihak perusahaan selama ini menyatakan bahwa hanya kurang dari 5% pengguna aktif Twitter merupakan akun palsu dan bot.
Elon menganggap bahwa angka akun spam di Twitter seharusnya lebih banyak, bahkan mencapai 90%. Ia mengatakan bahwa proses akuisisi tidak akan berjalan sampai perusahaan itu menunjukkan bukti perhitungan akun spam.
Sebagai balasan, CEO Twitter Parag Agrawal, mengatakan bahwa perhitungan yang dilakukan perusahaan selama ini adalah benar.
“Twitter selalu dan akan terus membagikan informasi secara kooperatif kepada Musk untuk kelanjutan transaksi sesuai dengan persyaratan pada kesepakatan merger,” ujar Parag Agrawal dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa Twitter akan menyelesaikan perjanjian dan melaksanakan kesepakatan sesuai dengan harga dan ketentuan yang disetujui.
Surat itu juga mengklaim Twitter telah berusaha membatasi akses ke informasi dengan menyempitkan tafsiran dalam perjanjian merger. Hasilnya, pemberian informasi akan berada di luar cakupan persyaratan kontrak Twitter.
Namun, surat tersebut menyatakan bahwa meskipun Twitter mempersempit cakupan perjanjian, perusahaan masih memiliki kewajiban untuk memberikan informasi.
Beberapa analis Wall Street menyatakan bahwa ini bisa jadi merupakan bentuk penyesalan oleh pembeli dan upaya untuk memaksa Twitter menetapkan harga yang lebih rendah. Sebelumnya, memang ada banyak pertanyaan yang muncul mengenai bagaimana Elon akan memenuhi pembayaran itu.
Saham Twitter terus merosot sejak pengumuman rencana pembelian oleh Elon. Penurunan ini disebabkan oleh investor yang tidak percaya kesepakatan ini akan berlanjut. Sampai hari Senin, 6 Juni lalu, saham Twitter merosot 5%.