Dibanding India dan Amerika, Investasi VinFast di RI Paling Kecil
- VinFast memulai pembangunan fasilitas manufaktur kendaraan listrik (EV) terintegrasi pertamanya di Tamil Nadu, India. Fasilitas ini direncanakan memiliki kapasitas produksi tahunan mencapai 150.000 kendaraan, tiga kali lipat lebih besar daripada pabrik di Indonesia.
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - Perusahaan mobil listrik asal Vietnam, VinFast, resmi mendirikan pabrik perakitan mobil listrik pertamanya di Indonesia. Peresmian pendirian pabrik ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh CEO VinFast Indonesia, Temmy Wiradjaja serta penasihat senior Vingroup, Nguyen Duc Thanh, (15/7).
“Acara peletakan batu pertama ini, yang berlangsung hanya beberapa bulan setelah debut pasar resmi VinFast di Indonesia, kami yakin proyek ini akan menunjukkan komitmen jangka panjang VinFast terhadap Indonesia," terang Temmy, dilansir dari siaran pers, Selasa 16 Juli 2024.
Investasi yang digelontorkan Vinfast di Subang mencapai U$S200 juta atau sekitar Rp3,23 triliun (kurs Rp16.170). Pabrik ini digadang akan beroperasi pada kuartal IV tahun 2025.
Dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 50.000 unit kendaraan listrik, fasilitas ini tidak hanya akan memperkuat infrastruktur manufaktur VinFast di luar Vietnam, tetapi juga memberikan dorongan signifikan bagi industri otomotif nasional Indonesia.
- Bukit Asam dan BRIN Mulai Kembangkan Batu Bara untuk Bahan Baku Baterai Li-ion, Harapan Baru RI?
- Jadi Kontributor Utama Perekonomian Nasional, Peritel dan UMKM Malah Ditekan oleh Regulasi dan Kenaikan Cukai Rokok
- Mobil Indonesia Laris di Negara Ini, Nilai Ekspornya Capai Rp44,9 Triliun di Semester I 2024
VinFast berencana untuk memproduksi berbagai model mobil listrik di pabrik Subang, diantaranya model Vinfast VF 3, VF 5, VF 6, dan VF 7.
Fasilitas ini akan dilengkapi dengan teknologi canggih seperti bengkel bodi, perakitan umum, bengkel cat, dan area pengujian, yang duklaim menerapkan standar produksi tinggi.
VinFast juga dituntut untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) setidaknya 40% ditahun ini. Sementara itu pemerintah sendiri saat ini tengah mempersiapkan rencana aturan untuk meningkatkan penggunaan TKDN menjadi 60% pada tahun 2026.
"Pemerintah sudah menargetkan bahwa TKDN sampai 2025 itu 40 persen lantas naik jadi 60 persen (2026). Untuk memenuhinya, kita berdiskusi dengan seluruh penyuplai yang sudah menyuplai di pabrik Vietnam," tambah Temmy.
Dampak ekonomi dari kehadiran pabrik VinFast di Indonesia diperkirakan akan cukup terasa. Selain peningkatan investasi asing, indonesia juga akan dipandang sebagai pusat produksi kendaraan listrik di Asean.
Investasi Vinfast Lebih Jumbo di Luar Indonesia
Pada awal Februari tahun ini, VinFast memulai pembangunan fasilitas manufaktur kendaraan listrik (EV) terintegrasi pertamanya di Tamil Nadu, India. Fasilitas ini direncanakan memiliki kapasitas produksi tahunan mencapai 150.000 kendaraan, tiga kali lipat lebih besar daripada pabrik di Indonesia.
Namun karena masalah keuangan dan penurunan jumlah penjualan dikawasan tersebut, rencana ini akhrinya ditunda sementara waktu.
VinFast juga mengumumkan kendala pembangunan pabrik manufaktur di Carolina Utara, Amerika Serikat (AS). Awalnya pabrik di AS direncanakan memulai produksi kendaraan pada tahun 2025 dengan investasi US$2 miliar atau sekitar Rp32,3 triliun di wilayah Chatham.
"Keputusan ini akan memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan alokasi modalnya dan mengelola pengeluaran jangka pendeknya secara lebih efektif," terang Pimpinan Perusahaan, dikutip 16 Juli 2024.
Bila dibandingkan dengan nilai investasinya di Indonesia, rencana investasi di AS lebih jumbo sepuluh kali lipat. Di pabrik tersebut rencananya juga akan memproduksi 150.000 kendaraan atau tiga kali lebih jumbo dari kapasitas produksi di Indonesia.
- Bukit Asam dan BRIN Mulai Kembangkan Batu Bara untuk Bahan Baku Baterai Li-ion, Harapan Baru RI?
- Jadi Kontributor Utama Perekonomian Nasional, Peritel dan UMKM Malah Ditekan oleh Regulasi dan Kenaikan Cukai Rokok
- Mobil Indonesia Laris di Negara Ini, Nilai Ekspornya Capai Rp44,9 Triliun di Semester I 2024
Penjualan Vinfast Turun
Dikutip dari laporan keuangan VinFast kuartal II 2024, perusahaan Vietnam tersebut menurunkan target penjualan tahun ini menjadi 80.000 kendaraan, dari target sebelumnya sebesar 100.000 kendaraan.
Selama semseter I 2024, Vinfast telah mengirim 21.747 mobil listrik, 12.058 di antaranya dikirimkan pada kuartal II 2024. Jumlah tersebut menurun drastis dari capaian realisasi penjualan diperiode yang sama tahun 2023, diketahui kala itu Vinfast berhasil mengirimkan 34.855 kendaraan.