Dibanding Transfer Bank Virtual, Paylater Lebih Diminati untuk Belanja Online
- Laporan ini didasarkan pada data lebih dari 2 juta pengguna Kredivo di 34 provinsi dan mencakup lebih dari 20 juta transaksi. Survei dilakukan secara online dari 10 Maret hingga 7 April 2024 dengan total responden hampir mencapai 7.000 orang.
Fintech
JAKARTA – Menurut "Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024" yang diluncurkan oleh Kredivo dan Katadata Insight Center, ditemukan fakta bahwa fitur Paylater kini lebih diminati untuk belanja online dibanding transfer bank virtual.
Laporan ini didasarkan pada data lebih dari 2 juta pengguna Kredivo di 34 provinsi dan mencakup lebih dari 20 juta transaksi. Survei dilakukan secara online dari 10 Maret hingga 7 April 2024 dengan total responden hampir mencapai 7.000 orang.
Fitur Favorit Belanja Online
69,4% dari 5.087 responden menjawab bahwa mereka biasa menggunakan fitur Paylater untuk berbelanja online, lebih tinggi dari persentase penggunaan transfer bank virtual yang mencapai 40,2%.
Tidak hanya itu, kebiasaan penggunaan fitur Paylater pun mengalahkan e-wallet yang mencetak persentase 62,9%.
- Pertumbuhan Kredit BNI (BBNI) Sepanjang Mei 2024 Naik 12,62 Persen
- Bank BRI (BBRI) Puncaki Daftar 10 BUMN Penyumbang Dividen ke Negara Sepanjang 2023
- Gejolak Sistem Nilai Tukar dan Perjalanan Rupiah Lintasi Zaman
Fitur Favorit Belanja Offline
Walau menjadi yang paling biasa digunakan untuk belanja online, namun metode pembayaran tunai masih menjadi primadona untuk belanja offline dengan persentase 66,6% dari 1.550 orang yang bertransaksi offline.
E-wallet menjadi metode pembayaran favorit kedua untuk berbelanja offline (56,1%), dan kartu debit menempati posisi ketiga dengan persentase 30,7%. Sementara itu, Paylater hanya menembus 4,1%.
Walau begitu, pada tahun 2023, transaksi offline Paylater tumbuh sebesar 169%, dengan kontribusi mencapai 27,7% dari total transaksi Paylater.
Pertumbuhan Transaksi Offline dan Perluasan ke Kota Tier 2 dan 3
Penggunaan Paylater untuk belanja offline mencapai puncaknya pada kuartal empat tahun 2023, yaitu sebesar 44% dari total transaksi.
Peningkatan ini terkait dengan libur akhir tahun dan berbagai promo merchant yang mendorong aktivitas belanja. Kota-kota tier 2 dan 3 mendominasi transaksi Paylater offline, dengan persentase sebesar 53,1%, dibandingkan kota tier 1.
Adopsi Paylater untuk transaksi offline memberi kemudahan bagi masyarakat di tier 2 dan 3 untuk berbelanja tanpa hambatan infrastruktur digital dan tingginya ongkos kirim.
Hal ini menjadi peluang bagi merchant offline dan penyedia layanan Paylater untuk meningkatkan kerja sama dan mengintegrasikan layanan keuangan digital.
Baca Juga: Penggunaan Paylater Melonjak, Kebutuhan Edukasi Kian Mendesak
Transaksi Online dan Offline: Tren dan Preferensi
Transaksi Paylater online tetap dominan di kota-kota tier 1 dengan kontribusi 50,5% dari total transaksi di kota tier 1, 2, dan 3.
Penggunaan Paylater di merchant online merata sepanjang tahun, berkisar antara 22,9% hingga 26,7% per kuartal, didorong oleh promo e-commerce pada tanggal-tanggal kembar.
Sepuluh tanggal transaksi online tertinggi terjadi pada tanggal kembar, dengan puncak pada 12 Desember yang mencatat jumlah transaksi 2,11 kali lebih tinggi dari rata-rata harian.
Laporan ini juga mencatat peningkatan penggunaan Paylater untuk pembelian 6 dari 13 kategori produk, termasuk makanan (dari 16,6% pada 2022 menjadi 17,6% pada 2023), kesehatan dan kecantikan (dari 14,4% pada 2022 menjadi 15,8% pada 2023), serta peralatan kantor dan alat tulis (dari 3,1% pada 2022 menjadi 4,2% pada 2023).
- Cara Memindahkan m-Banking BCA ke HP Baru Tanpa Perlu ke Bank
- Keuntungan dan Risiko Transaksi Short Selling, Cek Daftar Sahamnya
- Mengukur Peluang Rebound Saham Big 4 Banks di Tengah Sinyal Oversold
Demografi Pengguna Paylater yang Beragam
Peningkatan jumlah pengguna Paylater berusia 36 tahun ke atas dari 27,8% pada 2022 menjadi 29,6% pada 2023 menunjukkan bahwa Paylater di merchant offline diterima baik oleh kelompok usia yang lebih lambat mengadopsi belanja online. Proporsi transaksi dari rentang usia ini juga meningkat dari 31% pada 2022 menjadi 31,9% pada 2023.
Temuan Penting Lainnya dari Laporan Ini
1. Peningkatan Frekuensi Belanja Offline: Sebanyak 55,8% responden melaporkan peningkatan frekuensi berbelanja di merchant offline, sementara 56,1% menyatakan pengeluaran mereka untuk belanja offline juga meningkat.
Faktor pendorongnya adalah kemudahan memeriksa dan mencoba produk (78,8%) serta pengalaman belanja yang lebih personal melalui interaksi langsung dengan penjual (45,2%).
2. Pertumbuhan Pengguna Paylater untuk Transaksi Offline: Jumlah pengguna Paylater untuk transaksi offline meningkat 103% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 30,9% dari total pengguna.
Hal ini didorong oleh perluasan kerja sama Paylater dengan merchant offline dan meningkatnya aktivitas belanja offline selama 2023.
3. Paylater Masuk 3 Besar Metode Pembayaran Online: Penggunaan Paylater untuk belanja online mencapai 70,5% pada 2024.
Sebaliknya, penggunaan kartu kredit menurun signifikan dari 15% pada 2023 menjadi 9,5% pada 2024, menunjukkan preferensi masyarakat terhadap kepraktisan dan aksesibilitas yang ditawarkan Paylater.
4. Preferensi Terhadap Tenor Panjang: Jumlah pengguna yang memilih tenor lebih dari 6 bulan saat menggunakan Paylater terus meningkat, mencapai 60,1% pada 2024 dari 58,1% pada 2023.