Dibantu China, Rusia Bangkitkan Mobil-Mobil Era Soviet
- Perusahaan otomotif milik Rusia meluncurkan kembali mobil klasik Moskvich. Mobil yang keluar perdana di era Soviet ini dianggap sebagai bukti ketangguhan industri otomotif Rusia terhadap sanksi Barat.
Industri
MOSKOW - Perusahaan otomotif milik Rusia meluncurkan kembali mobil klasik Moskvich. Mobil yang keluar perdana di era Soviet ini dianggap sebagai bukti ketangguhan industri otomotif Rusia terhadap sanksi Barat. Di sisi lain kebangkitan industri mobil Rusia juga mencerminkan pengaruh China yang semakin kuat salah satu sektor krusial ekonomi Rusia.
Moskvich menampilkan model yang futuristik dan modern, sehingga menjadi gebrakan baru bagi pasar mobil Rusia. Diketahui beberapa bagian penting dari moskvich seperti bagian mesin, dan pelapis body merupakan produk JAC Motors China.
Dilansir Reuters, Jumat 21 Juli 2023, model yang ditampilkan Moskvich 3 sebenarnya adalah versi lain dari mobil produksi China, yakni JAC Sehol X4 yang dirakit di Moskow. Perakitan moskvich model 3 dan 3e dilakukan di luar negeri sebelum siap ekspor ke Rusia. Moskvich mengungkapkan kolaborasi dengan mitra asing yang tidak disebutkan oleh perusahaan.
Moskvich berencana untuk memulai fase produksi kedua akhir tahun ini atau awal 2024. Proses produksi ini melibatkan proses pengelasan dan pengecatan di Rusia.
- Rupiah Akhir Pekan Bakal Loyo Imbas Potensi Kenaikan Inflasi AS
- IPCC Catatkan Kinerja Keuangan Positif
- BI: Penyaluran Kredit Baru Meningkat Triwulan II 2023
Perusahaan otomotif China telah memanfaatkan peluang di pasar Rusia setelah kepergian pemain Barat yang sebelumnya mendominasi. Saat ini, mobil impor dari China menguasai 49 persen pasar otomotif Rusia, meningkat dari 7% pada Juni 2021. Peningkatan ini terjadi seiring pengetatan sanksi ekonomi yang diterapkan oleh barat kepada Rusia.
Bisnis ini menjadi celah keuntungan yang besar bagi perusahaan asal China, diketahui ekspor mobil penumpang dari China ke Rusia meningkat 6,4 kali lipat dengan nilai mencapai $4.6 miliar atau sekitar Rp70 triliun (kurs Rp15.000) pada periode Januari-Juni 2023. Perusahaan asal China juga mengambil langkah strategis dengan melakukan perakitan kendaraan di pabrik-pabrik yang ditinggalkan oleh perusahaan barat seperti Renault dan Nissan.
Pabrik tersebut kini memproduksi mobil keluaran China. Secara keseluruhan, enam pabrik yang diambil alih tersebut memiliki kapasitas produksi tahunan sekitar 600.000 mobil. Dengan pengambil alihan pabrik barat yang disita oleh pemerintah, memberikan keuntungan besar bagi perusahaan asal China. Disisi lain Keberadaan pabrikan mobil China membantu industri otomotif Rusia semakin tumbuh ditengah sanksi ekonomi.