Ilustrasi pesawat Pelita Air saat landing di Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Dibayangi RUU KUHP, Angkasa Pura I: Tidak Ada Dampak kepada Pariwisata

  • Ramainya pemberitaan di media mengenai Rancangan Undang-undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RUU KUHP) yang sudah disahkan menjadi Undang-undang (UU) memantik banyak sentimen dari berbagai pihak. Terutama para pelaku dan pengelola infrastruktur wisata.

Nasional

Feby Dwi Andrian

JAKARTA - Ramainya pemberitaan di media mengenai Rancangan Undang-undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RUU KUHP) yang sudah disahkan menjadi Undang-undang (UU) memantik banyak sentimen dari berbagai pihak. Terutama para pelaku dan pengelola infrastruktur wisata.

PT Angkasa Pura I (Persero) yang mengelola salah satu bandara tersibuk di Indonesia yakni I Gusti Ngurah Rai, mengatakan bahwa KUHP yang sudah disahkan tersebut belum begitu mempengaruhi terhadap kunjungan wisatawan internasional ke Bali.

Hal itu ditegaskan oleh Direktur Utama AP I Faik Fahmi yang menerangkan bahwa kedatangan penumpang pesawat mancanegara ke Bandara I Gusti Ngurah Rai sampai dengan saat ini justru mengalami peningkatan.

"Sama sekali belum ada pengaruh (KUHP) bahkan sekarang lebih baik. Kalau rata-rata per harinya itu ada sekitar 26.000. Beberapa bulan kebelakang, pada Mei 2022 itu baru sekitar 8.000. Dan ini akan naik terus jumlahnya," kata Faik saat ditemui oleh awak media di Komisi VI DPR RI, Rabu, 14 Desember 2022.

Kabar mengenai KUHP ini menimbulkan kekhawatiran karena adanya pasal perzinaan yang akan mempengaruhi sektor pariwisata yang akan berimbas pada wisatawan asing.

Namun, sebagai pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai, AP I yakin KUHP itu tidak akan berdampak signifikan terhadap kedatangan turis mancanaegara ke Pulau Dewata.

Kendati demikian, Faik justru meramalkan bahwa lalu lintas udara baik mancanegara atau domestik akan meningkat jelang akhir tahun.

Selain di Bali, Faik juga memprediksi bahwa penerbangan domestik akan banyak ke wilayah lain di Indonesia seperti Makassar, Surabaya, Yogyakarta. Kemudian, untuk destinasi mancanegara yang paling banyak disasar adalah Australia dan Singapura.

Faik optimis akan ada pergerakan sekitar 3,5 juta penumpang di akhir tahun. Angka itu diharapkan bisa mendongrak target AP I untuk bisa melayani hingga 51 juta penumpang selama 2022.