<p>Nasabah mencari informasi mengenai kredit pemilikan rumah (KPR) di kantor pusat Menara BTN, Gajahmada, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Diberi Mandat Realisasikan RPJMN, Bank BTN Bidik 240.000 Pembiayaan KPR per Tahun

  • Proses approval kredit di BTN hingga saat ini memerlukan waktu 2-3 hari usai debitur melengkapi dokumen persyaratan. Bank yang fokus pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini praktis harus menyediakan pembiayaan 240.000 debitur baru setiap tahunnya hingga 2025.
Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA - Emiten pelat merah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) melakukan gebrakan dengan menjanjikan proses approval kredit hanya satu hari untuk merealisasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Adaptasi Teknologi Informasi (TI) atas credit scoring membuat BTN menyebut bisa mengimplementasikan approval singkat tersebut mulai 2022.

Direktur Risk MAnagement and Transformation BBTN Setiyo Wibowo mengatakan percepatan credit scoring ini ditujukan seiring kebutuhan pembiayaan perumahan semakin meningkat. Bowo, sapaan akrab Wibowo, bilang menyasar pembiayaan perumahan 1,2 juta debitur baru pada periode 2021-2025.

“Tahun depan, kami berharap persetujuan kredit di hari yang sama, debitur akan mendapat approval kredit. Hal ini juga sejalan dengan (RPJMN) pemerintah sampai 2025,” ungkap Bowo dalam keterangan tertulis, Senin, 11 Oktober 2021.

Untuk diketahui, proses approval kredit di BTN hingga saat ini memerlukan waktu 2-3 hari usai debitur melengkapi dokumen persyaratan. Bank yang fokus pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini praktis harus menyediakan pembiayaan 240.000 debitur baru setiap tahunnya hingga 2025.

Adaptasi TI ini membuat proses kredit kini berpusat di kantor sentral. Hingga saat ini, Bank BTN memiliki enam kantor sentral di Indonesia yang akan menjadi pusat proses approval kredit.

"Sekarang trennya semua proses kredit ada di sentral, harapannya semua proses bisa seragam, dengan dukungan teknologi,"  jelas Bowo.

Di tahun ini, Bank BTN menargetkan ada pertumbuhan aset 2%-4% year on year (yoy). Target itu bakal ditopang oleh kredit dan pembiayaan yang diperkirakan meningkat 6%-8% yoy.

Dengan pertumbuhan yang ditetapkan, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross BTN diproyeksikan bertengger di level 3,7%-3,9%. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi semester I-2021 yang masih berada di kepala empat, tepat 4,10%.

Hingga semester I-2021, BTN mencatat pertumbuhan kredit hingga 5,59% yoy, didorong oleh segmen KPR subsidi yang melesat 11,17%.

Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN merangkak dari Rp260,11 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp265,90 triliun pada semester I-2021.

Di sisi lain, bank pelat merah ini menargetkan Dana Pihak Ketiga (DPK) 5%-7% yoy.  BTN membidik  net interest margin (NIM)  mampu berada di level 3,4%-3,6% pada tahun ini. Sementara  return of equity  (ROE) ingin ditingkatkan BTN hingga menembus 11%-13%.