Bendera China
Dunia

Dibuka, Penyelidikan Ihwal Dugaan Keterlibatan China Dalam Peretasan Email Pejabat AS

  • Komite Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) bakal membuka penyelidikan terhadap dugaan keterlibatan China dalam pelanggaran terhadap perdagangan dan sistem email sejumlah kementerian AS baru-baru ini.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Komite Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) bakal membuka penyelidikan terhadap dugaan keterlibatan China dalam pelanggaran terhadap perdagangan dan sistem email sejumlah kementerian AS baru-baru ini. 

Wakil James Comer, yang menjabat sebagai ketua komite, meminta Sekretaris Perdagangan Gina Raimondo dan Sekretaris Negara Antony Blinken untuk melakukan pengarahan kepada staf pada tanggal 9 Agustus. “Kami khawatir serangan terhadap lembaga-lembaga pemerintah federal, termasuk akun email seorang pejabat senior pemerintah AS, mencerminkan tingkat keterampilan dan kompleksitas baru dari para peretas China,” tulis para anggota legislatif kepada Raimondo, dilansir dari Reuters, pada Kamis, 03 Agustus 2023.

Raimondo menjadi salah satu dari sejumlah pejabat senior AS yang emailnya diretas oleh sebuah kelompok yang disebut Microsoft berbasis di China. Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan tidak segera merespons hal tersebut. 

Berita bulan lalu mengenai peretasan oleh China terhadap email pejabat senior dua kementerian AS menyebabkan kehebohan di tengah ketegangan tinggi antara Beijing dan Washington atas sejumlah isu, mulai dari perdagangan hingga Taiwan.

Cakupan dari pelanggaran tersebut, yang mempengaruhi setidaknya dua puluh empat organisasi lainnya, masih belum jelas. The Wall Street Journal melaporkan bulan lalu bahwa para peretas juga berhasil mengakses akun email duta besar AS untuk China serta Daniel Kritenbrink, asisten sekretaris negara untuk wilayah Asia Timur.

Ratusan ribu email telah dicuri secara keseluruhan. Bulan lalu, Raimondo menyatakan bahwa dia tetap berencana untuk mengunjungi China akhir tahun ini meskipun ada laporan tentang peretasan oleh pihak China. “Kami sedang merencanakan perjalanan sekarang, namun itu tidak berarti kami membenarkan segala jenis peretasan atau pelanggaran keamanan kami,” kata Raimondo.

Dalam pernyataan sebelumnya, kedutaan China di Washington menyatakan bahwa mengidentifikasi sumber serangan siber adalah hal yang kompleks dan memperingatkan agar tidak membuat “spekulasi dan tuduhan tanpa dasar.”