<p>Suasana pengunjung berbenja di Matahari Departement Store Mal WTC, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 20 Oktober 2020. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Dicaplok Auric Digital, Bos Matahari Department Store Optimistis Kinerja Melesat

  • PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) optimistis menjalankan bisnis setelah masuknya Auric Digital Pte Ltd. sebagai pengendali saham.
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Perusahaan ritel PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berhasil membalikkan rugi sebesar Rp357 miliar per semester I-2020, menjadi laba sebesar Rp532 miliar sepanjang semester I tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 26 Agustus 2021, pendapatan LPPF juga naik hingga 59% year-on-year (yoy) dari Rp2,2 triliun per Juni 2020 menjadi Rp3,5 triliun per Juni 2021.

CEO Matahari Department Store Terry O'Connor mengungkapkan, perseroan semakin optimistis dalam menjalankan bisnis ke depan. Menurutnya, hal ini didukung oleh hadirnya Auric Digital Pte Ltd. Sebagai pemegang saham terbesar perseroan.

“Auric Digital Retail baru-baru ini telah menjadi pemegang saham terbesar, yang menambah keyakinan akan kepastian pengembangan, kontinuita,s dan pelaksanaan strategi,” ungkapnya dalam keterangan resmi.

Seperti diketahui, perubahan kepemilikan saham LPPF milik Grup Lippo ini dilakukan pada 14 Juli 2021. Melalui penawaran tender sukarela, Auric saat ini telah mengempit sebanyak 840.776.696 saham LPPF. Angka tersebut setara dengan 32% dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan, sekaligus menjadikan Auric sebagai pemegang saham pengendali baru LPPF.

Auric sendiri merupakan suatu perusahaan yang didirikan di Singapura berdasarkan hukum negara Singapura dan berkedudukan di OUE Bayfront, Singapura. Kegiatan usahanya bergerak dalam bidang investasi.

Terkait kinerja, Terry menambahkan, perseroan selama ini menilai bahwa sahamnya bernilai terlalu rendah. Dengan demikian, LPPF juga akan melakukan aksi pembelian kembali saham atau buyback saham.

Untuk aksi korporasi ini, perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp450 miliar. Jumlah ini setara dengan maksimal 15% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan atau maksimum sebanyak 393.922.000 lembar saham.

Adapun harga maksimal buyback saham yang ditetapkan, yakni Rp3.050 per saham, serta dilakukan paling lambat sampai 5 November 2021. Perseroan pun memperkirakan tidak ada dampak signifikan atas biaya pembelian kembali saham tersebut.