Bank Jasa Jakarta
Fintech

Dicaplok Unicorn Hong Kong Milik Miliarder Li Ka-Shing, Ini Profil Bank Jasa Jakarta

  • Konsorsium yang dipimpin oleh WeLab, unicorn fintech asal Hong Kong milik miliarder Li Ka-Shing mengumumkan telah mengumpulkan US$240 juta atau setara dengan Rp3,43 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/ dolar Amerika Serikat) untuk membeli 24% saham milik PT Bank Jasa Jakarta (BJJ)
Fintech
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA –  Konsorsium yang dipimpin oleh WeLab, unicorn fintech asal Hong Kong milik miliarder Li Ka-Shing mengumumkan telah mengumpulkan US$240 juta atau setara dengan Rp3,43 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per dolar Amerika Serikat) untuk membeli 24% saham milik PT Bank Jasa Jakarta (BJJ).

Konsorsium bernama WeLab Sky itu akan mengakuisisi saham BJJ untuk menjadi satu-satunya pemegang saham pengendali. WeLab Sky telah membeli 24% saham di bank, sedangkan sisa saham untuk kontrol mayoritas akan ditransfer setelah mendapatkan persetujuan regulator.

Sontak, atensi publik terhadap BJJ meningkat. Melansir laman resmi BJJ, TrenAsia.com, Selasa 7 Desember 2021, telah mengumpulkan sejumlah informasi mengenai bank yang akan disulap jadi bank digital ini.

Meski tak banyak dibicarakan sebelumnya, BJJ ternyata sudah berusia 35 tahun. BJJ saat ini memiliki jaringan kantor yang terdiri dari 1 Kantor Pusat, 11 Kantor Cabang Pembantu dan 3 Kantor Kas serta penyediaan jaringan ATM  yang tergabung dalam jaringan Prima yang tersebar di seluruh kota besar Indonesia. 

Usut punya usut, BJJ dimiliki oleh Iskandar Widyadi yang kini menjabat sebagai Presiden Komisaris. Jabatan Presiden Komisaris BJJ sudah diemban Iskandar sejak 1984. 

Iskandar Widyadi

Iskandar tercatat mengawali karir pada 1952 sebagai pengusaha toko Tin Tin. Pada 1955, ia mendirikan perusahaan CV Intisari yang bergerak di bidang perdagangan. Lalu pada 1972 ia menjabat sebagai Komisaris PT Grandtex yang bergerak di bidang pertekstilan. 

Adapun pengalamannya di bidang perbankan dimulai sejak 1974 dengan menduduki jabatan sebagai Wakil Presiden Direktur PT Bank International Indonesia sampai dengan 1982. 

Dilanjutkan pada 1984 ketika Iskandar dan keluarganya memiliki seluruh saham BJJ melalui PT Widya Raharja Dharma dengan kepemilikan 70,91% dan PT Adikarta Graha 29,09%. 

BJJ mulanya merupakan sebuah Bank Pasar yang didirikan pada 1971 dengan nama PT Bank Pasar Warga Grogol yang berkedudukan di Jakarta. Kemudian pada 1975 diubah namanya menjadi PT Bank Pasar Warga Gembira.

Hingga pada1976 kembali berubah menjadi PT Bank Pasar Jasa Jakarta yang selanjutnya ditingkatkan menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Jasa Jakarta hingga saat ini.