Didera Serangkaian Insiden, Kejayaan Boeing di Ujung Tanduk
- Insiden terjadi baru-baru ini setelah penutup pintu pesawat 737 Max lepas di tengah penerbangan pada awal tahun 2024, menambah daftar masalah yang semakin bertambah panjang bagi perusahaan.
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - Boeing sempat menjadi pemimpin dalam industri penerbangan selama beberapa dekade terakhir., ini reputasinya terjatuh, dan kejayaannya mungkin akan segera usai setelah serangkaian insiden yang merugikan.
Dua kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat 737 Max pada akhir 2018 dan awal 2019 telah menelan korban jiwa dan mengguncang keyakinan masyarakat akan keamanan pesawat Boeing.
Dua kecelakaan tesebut adalah insiden Pesawat Lion Air Boeing 737 MAX jatuh di Laut Jawa setelah lepas landas dari Jakarta, menewaskan 189 orang di dalamnya. Kecelakaan diketahui disebabkan oleh cacat desain pada pesawat.
Pada tahun 2019 pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 MAX jatuh setelah lepas landas dari Addis Ababa, menewaskan 157 orang di dalamnya. Kecelakaan tersebut lagi lagi disebabkan oleh cacat desain yang sama dengan kecelakaan Lion Air.
- PLN Indonesia Power dan China Energy Sepakat Kaji Pengembangan Energi Hijau Skala Besar di Sulawesi
- National University of Singapore Kembangankan Lembaga Khusus AI
- Eropa Terus Berburu Amunisi untuk Ukraina
Dilansir dari CNN Internasional, Selasa, 26 maret 2024, insiden terjadi baru-baru ini setelah penutup pintu pesawat 737 Max lepas di tengah penerbangan pada awal tahun 2024, menambah daftar masalah yang semakin bertambah panjang bagi perusahaan.
Dampak dari serangkaian insiden ini sangat terasa bagi Boeing. Mereka menghadapi kerugian finansial yang signifikan, diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar atau sekitar ratusan triliun rupiah akibat pembatalan pesanan pesawat dalam jumlah besar dan pembatalan peluncuran pesawat 777X.
“Selain itu, reputasi perusahaan juga mengalami goncangan hebat, dengan banyak pihak yang mulai meragukan kualitas dan keselamatan produk Boeing,” tulis CNN International.
Di balik serangkaian insiden ini terdapat masalah yang lebih dalam. Investigasi yang dilakukan oleh Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat menyoroti budaya perusahaan Boeing yang dianggap mengabaikan aspek keselamatan.
Fitur Bermasalah
Pesawat 737 Max diketahui memiliki fitur yang bermasalah setelah kecelakaan pada tahun 2018. Setelah kejadian naas tersebut masalah produksi diketahui terus muncul, terutama pada pesawat 787 Dreamliner.
- PLN Indonesia Power dan China Energy Sepakat Kaji Pengembangan Energi Hijau Skala Besar di Sulawesi
- National University of Singapore Kembangankan Lembaga Khusus AI
- Eropa Terus Berburu Amunisi untuk Ukraina
Salah satu insiden terbaru, di mana pesawat 737 Max yang baru di operasikan kehilangan 4 baut pengaman, semakin memperkuat kritik terhadap sistem manufaktur dan kontrol kualitas perusahaan ini.
Sebagai respons terhadap tekanan yang meningkat, CEO Boeing dan CEO Boeing Commercial Airplane telah mengumumkan pengunduran diri mereka.
FAA memberikan ultimatum kepada Boeing untuk memperbaiki masalah keselamatan dalam waktu 90 hari, menekankan urgensi dari situasi yang dihadapi oleh perusahaan.
Krisis yang dihadapi oleh Boeing tidak hanya mengancam keberlanjutan finansial perusahaan, tetapi juga mempertanyakan kembali kepercayaan masyarakat terhadap keselamatan penerbangan.
Perbaikan yang mendalam dan komprehensif diperlukan untuk memulihkan reputasi yang tercoreng dan kembali membangun kepercayaan konsumen.
Bagaimanapun, jalan menuju pemulihan sepertinya akan menjadi tantangan besar bagi perusahaan yang telah lama dianggap sebagai pilar dalam industri penerbangan dunia.