Bendera Jepang
Dunia

Didorong Ekspor, Ekonomi Jepang Tumbuh Lebih Cepat

  • Laju pertumbuhan tahunan Jepang diprediksi akan melampaui perkiraan para analis dengan mencatatkan pertumbuhan 3,1 persen.

Dunia

Bintang Surya Laksana

TOKYO - Perekonomian Jepang mengalami pertumbuhan jauh lebih cepat dari perkiraan analis. Cepatnya pertumbuhan ini dikarenakan lonjakan ekspor Jepang yang dapat mengimbangi penurunan investasi pribadi dan konsumsi pribadi. Selain itu, sektor pariwisata juga menyumbang kontribusi pesatnya pertumbuhan perekonomian Negeri Sakura tersebut.

Melansir Associated Press, pertumbuhan ekonomi Jepang melonjak pada laju tahunan sebesar 6 persen pada kuartal kedua (April-Juni) 2023. Produk Domestik Bruto (PDB) riil Jepang juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,5 persen pada kuartal fiskal pertama.  

Laju pertumbuhan tahunan Jepang diprediksi akan melampaui perkiraan para analis dengan mencatatkan pertumbuhan 3,1 persen. Jepang sendiri mengalami pertumbuhan terkuat pada Oktober-Desember 2020 ketika PDB mengalami pertumbuhan 1,9 persen on-quarter dan 7,9 persen dalam tahunan. Sedangkan untuk ekspor mengalami pertumbuhan 3,2 persen pada kuartal kedua 2023. 

Ekspor otomotif belakangan sedang mengalami pertumbuhan dimana sebelumnya terhenti karena pasokan chip komputer dan suku cadang lainnya yang langka. Selain itu, produksi mengalami hambatan karena adanya pembatasan sosial akibat COVID-19. Dengan negara tujuan utama ekspor adalah Amerika Serikat dan Eropa, para analis melihat adanya tanda bahaya jika hanya bergantung pada negara-negara tersebut. Hal itu karena para analis melihat adanya hambatan pasar otomotif di Amerika Serikat, China, dan Eropa.

Melansir The National News, selain ekspor, terjadinya peningkatan jumlah wisatawan asing juga memberikan kontribusi signifikan pada ekspor bersih PDB. Hal tersebut memberikan dorongan ekonomi yang besar setelah terjadinya lonjakan wisatawan asing yang disebut melebihi angka tertinggi sebelum adanya pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19.

Namun Jepang memiliki masalah lain karena konsumsi pribadi penduduknya masih belum menunjukkan tanda-tanda peningkatan. “Ekspor bersih jauh melampaui estimasi sementara konsumsi melemah dan tetap di bawah level sebelum pandemi,” ujar kepala riset ekonomi di NLI Research Institute, Taro Saito.