Ilustrasi aset kripto.
Fintech

Didorong Fenomena ‘Sell The News’, Bitcoin Merosot Setelah Persetujuan ETF

  • Harga Bitcoin sempat mencapai puncaknya dalam dua tahun terakhir di US$48.983 (sekitar Rp761,74 juta dalam asumsi kurs Rp15.555 per-dolar Amerika Serikat/AS) setelah pengumuman tersebut, namun kemudian turun ke level US$41.500 (Rp644,79 juta) pada Sabtu, 13 Januari 2024 sebelum menguat kembali ke US$42.700 (Rp663,47 juta) pada Selasa, 16 Januari 2024 pukul 08:00 WIB.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Setelah Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities Exchange Commission/SEC) Amerika Serikat menyetujui exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot pekan lalu, pasar aset kripto mengalami fluktuasi signifikan. 

Harga Bitcoin sempat mencapai puncaknya dalam dua tahun terakhir di US$48.983 (sekitar Rp761,74 juta dalam asumsi kurs Rp15.555 per-dolar Amerika Serikat/AS) setelah pengumuman tersebut, namun kemudian turun ke level US$41.500 (Rp644,79 juta) pada Sabtu, 13 Januari 2024 sebelum menguat kembali ke US$42.700 (Rp663,47 juta) pada Selasa, 16 Januari 2024 pukul 08:00 WIB.

Menurut Panji Yudha, Financial Expert Ajaib Kripto, terjadi fenomena 'sell the news' setelah persetujuan ETF Bitcoin spot.  Ini menyebabkan penurunan harga Bitcoin karena investor yang telah mengantisipasi kenaikan mulai mengambil keuntungan. 

Panji Yudha juga menunjukkan bahwa peristiwa 'buy the rumor' terkait ETF Bitcoin spot sudah dimulai sejak Blackrock mengajukan aplikasi pada Juni 2023. “Meski demikian, penurunan ini kemungkinan hanya dalam jangka pendek dimana potensi bullish hingga akhir tahun berpotensi akan tetap berlanjut,” papar Panji kepada TrenAsia, Selasa, 16 Januari 2024.

Meskipun terjadi penurunan dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin secara teknikal mulai menunjukkan stabilisasi.  Indikasi rebound moving average dalam jangka waktu 50 hari (MA-50) dan pergerakan menuju area MA-20 di US$43.650 (Rp677,63 juta) menjadi fokus.

Potensi kenaikan hingga mencapai resistance US$44.500 (Rp691,62 juta) bisa terjadi jika Bitcoin berhasil menembus MA-20.  Namun, perlu diantisipasi potensi penurunan ke support terdekat di US$40.500 (Rp628 juta) jika Bitcoin gagal rebound MA-50.

Sementara itu, kapitalisasi pasar kripto global naik 1,05% dalam 24 jam terakhir menjadi US$1,63 triliun (Rp25.34 kuadriliun).  Namun, masih turun dari level tertinggi dalam dua tahun terakhir di US$1,8 Triliun (Rp27,98 kuadriliun) pada Kamis, 11 Januari 2024. 

Berbeda dengan Bitcoin, beberapa altcoin mengalami kenaikan dalam periode 7 hari terakhir. Ethereum naik 7,65% menjadi US$2.510 (Rp39.054.552.500), Ethereum Name Service (ENS) melonjak 73,38% ke US$23,45 (Rp364.583.277.500), dan Ethereum Classic (ETC) menguat 31,45% menjadi US$26,75 (Rp415.726.637.500).

Ekspektasi pasar terhadap persetujuan ETF Ethereum meningkat setelah persetujuan ETF Bitcoin spot. Perusahaan besar seperti Vaneck, Blackrock, dan Fidelity telah mengajukan permohonan untuk ETF Ethereum spot, dengan batas waktu keputusan pada Mei 2024 untuk ETF VanEck, diikuti oleh BlackRock pada bulan Agustus 2024.

Menurut Panji Yudha, situasi Ethereum saat ini masih dalam fase 'buy the rumor,' serupa dengan siklus ETF Bitcoin spot.  Potensi penurunan harga dapat terjadi setelah persetujuan resmi diberikan nantinya. Secara teknikal, area support US$2.400 (Rp37,24 juta) menjadi titik potensial untuk entry di ETH.

Dalam sejarahnya, Ethereum unggul dalam performa dibandingkan Bitcoin pada bulan Januari, dengan rata-rata kenaikan Ethereum sebesar 26,7%, sedangkan Bitcoin hanya mencapai keuntungan 4,8% sejak 2017-2023, menurut data Coinglass.

Menghadapi sentimen positif, Ethereum juga akan mengalami serangkaian peningkatan di jaringan uji coba (testnet) sebagai bagian dari peningkatan yang disebut DenCun (Cancun-Deneb) untuk meningkatkan skalabilitas Ethereum. 

Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, berencana untuk meningkatkan batas gas di blockchain Ethereum sebesar 33%, memungkinkan lebih banyak transaksi dalam setiap blok dan meningkatkan throughput serta kapasitas keseluruhan jaringan.

Menurut Panji, dengan sentimen positif yang mengalir ke Ethereum, kemungkinan besar Ethereum akan mengalami pergerakan positif dalam beberapa minggu ke depan. Investasi dan perhatian investor terhadap Ethereum meningkat, terutama dengan potensi persetujuan ETF Ethereum yang mungkin akan diumumkan dalam beberapa bulan mendatang.