Karyawan melakukan transaksi melalui mesin ATM  di kantor pusat Bank Tabungan Negara (BTN), Jalan Gajahmada, Jakarta Pusat, Selasa, 9 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Didorong Pertumbuhan KPR, Laba Bersih BTN Naik 59,87 Persen per Semester I-2022

  • Penyaluran KPR masih menjadi primadona BBTN pada paruh awal tahun 2022 dengan nilai yang mencapai Rp251,91 triliun.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatat kenaikan laba bersih 59,87% secara tahunan Rp1,47 triliun pada semester I-2022 dari sebelumnya Rp920 miliar. 

Direktur Utama BBTN Haru Koesmahargyo mengatakan, capaian laba bersih didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR).

"Kami optimis hingga akhir 2022 ini, kinerja bank BTN akan semakin baik dengan berbagai strategi bisnis yang dijalankan," ujar Haru dalam Paparan Publik Kinerja Keuangan Bank BTN Semester I-2022, Kamis, 15 September 2022.

Haru memaparkan, sepanjang semester I-2022, BBTN tercatat telah menyalurkan kredit Rp286,15 triliun atau meningkat 7,61% dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp265,9 triliun.

Penyaluran KPR masih menjadi primadona BBTN pada paruh awal 2022 dengan nilai yang mencapai Rp251,91 triliun. Dari angkat tersebut, KPR subsidi mendominasi total kredit perumahan dengan nilai Rp137,25 triliun atau tumbuh 8,68% dibandingkan semester I-2021 yang mencatat angka Rp126,29 triliun.

Sementara itu, KPR nonsubsidi tumbuh 5,84% menjadi Rp83,3 triliun per semester I-2022 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya di posisi Rp80,59 triliun.

Kenaikan penyaluran kredit ini berdampak pada pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income sebesar 35,97% menjadi Rp7,73 triliun dari yang sebelumnya berada di angka Rp5,69 triliun pada semester I-2021.

Lonjakan pendapatan bunga bersih itu pun mendorong kenaikan rasio marjin bunga bersih atau net interest margin dari 3,41% pada akhir Juni 2021 menjadi 4,58% pada semester I-2022.

"Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Maka dari itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) kami terus membaik," ungkap Haru.

Ia memaparkan, NPL gross pada semester I-2022 ini berada pada level 3,54%, lebih rendah dari sebelumnya di level 4,1%. Sedangkan NPL nett sebesar 1,04%, turun dari posisi 1,87%.

Haru pun mengemukakan bahwa pemerolehan dana pihak ketiga (DPK) BBTN mengalami kenaikan 2,99% menjadi Rp307,3 triliun dari yang sebelumnya berada di posisi Rp298,37 pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Penghimpunan dana murah atau current account saving account (CASA) BBTN mencapai Rp137,45 triliun atau naik sebesar 22,95% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari yang sebelumnya di posisi Rp111,79 triliun.

"Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,73% dari total DPK Bank BTN pada semester I-2022," kata Haru.

Pertumbuhan CASA tersebut telah memicu penekanan biaya dana atau cost of fund BBTN menjadi 2,35% dari 3,45% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Total deposit perseroan pun mengalami penurunan 8,96% menjadi Rp169,86 triliun pada semester I-2022 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu di posisi Rp186,58 triliun.

Seiring dengan kinerja positif di bisnis konvensional, laba bersih unit usaha syariah (UUS) BBTN pun mengalami pertumbuhan pada semester I-2022. Pembiayaan syariah tercatat tumbuh 8,86% menjadi Rp29,24 triliun dibandingkan akhir semester I-2021 di posisi Rp26,86 triliun.

Total DPK yang berhasil dihimpun BTN Syariah mencapai Rp30,49 triliun dengan pertumbuhan 13,37% yoy.

Dengan capaian itu, aset BTN Syariah mengalami pertumbuhan 13,78% menjadi Rp40,35 triliun secara tahunan yang mana pada periode sebelumnya, aset perseroan untuk segmen syariah tercatat di posisi Rp35,46 triliun.