Didorong Telkomsel dan IndiHome, Telkom Raup Laba Rp18,66 Triliun
Naik tipis, emiten pelat merah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., meraup laba bersih senilai Rp18,66 triliun sepanjang periode 2019 yang didorong oleh bisnis Telkomsel dan IndiHome.
Industri
Emiten pelat merah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., meraup laba bersih senilai Rp18,66 triliun sepanjang periode 2019 yang didorong oleh bisnis Telkomsel dan IndiHome.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersandi saham TLKM tersebut hanya naik 3,4% dari periode yang sama 2018 senilai Rp18,03 triliun.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan pendapatan perseroan pada 2019 mencapai Rp135,56 triliun. Perolehan pendapatan itu juga hanya naik tipis 3,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp130,78 triliun.
“Pencapaian sepanjang 2019 menunjukkan bahwa Telkom berada pada jalur yang tepat untuk menjadi Digital Telecommunication Company dan berkomitmen tinggi dengan memperkuat kapabilitas bisnis digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman digital yang terbaik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia,” ungkapnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 26 Mei 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan tercatat Rp64,83 triliun, naik 9,5% year-on-year (yoy). Bisnis digital PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan IndiHome tumbuh pesat dan menjadi kontributor utama pertumbuhan perseroan.
Pada segmen mobile, Telkom melalui entitas anak Telkomsel, masih menjadi jawara sebagai operator dengan basis pelanggan terbesar di Indonesia, yaitu 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 110,3 juta pelanggan.
Semakin besarnya kebutuhan layanan data di tengah masifnya gaya hidup digital, telah mendorong trafik data tumbuh sebesar 53,6% menjadi 6.558 petabyte.
Sebagai hasilnya, pendapatan bisnis digital Telkomsel tumbuh pesat sebesar 23,1% menjadi Rp58,24 triliun. Kontribusi pendapatan dari bisnis digital melonjak menjadi 64% dari total pendapatan Telkomsel, dari 53% pada tahun sebelumnya.
Telkomsel juga berhasil melakukan pengendalian biaya dengan baik, sehingga mampu meningkatkan EBITDA margin menjadi 54% dari sebelumnya 53,2%.
Pada 2019, Telkomsel membangun 23.162 Base Tranceiver Station (BTS) 4G LTE baru sehingga pada akhir tahun 2019 jangkauan layanan 4G LTE mencapai lebih dari 90% populasi. Sampai dengan akhir 2019, Telkomsel telah memiliki total BTS sebanyak 212.235 dengan 161.938 unit di antaranya adalah BTS 3G/4G.
Sementara itu, pada segmen consumer, IndiHome mencatat kenaikan pendapatan yang pesat sebesar 28,1% menjadi Rp18,3 triliun. Jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 37,2% jika dibandingkan dengan akhir 2018 menjadi 7 juta pelanggan pada akhir 2019. Profitabilitas IndiHome juga semakin baik dengan EBITDA margin mencapai 33,9%, mendekati standar profitabilitas global.
Pada segmen enterprise, Telkom 2019 melakukan perubahan kebijakan bisnis dengan berfokus pada lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi yang bersifat recurring terutama pada layanan enterprise solutions seperti enterprise connectivity, data center dan cloud, dan secara selektif mengurangi dan tidak memprioritaskan solusi bisnis yang memiliki tingkat margin relatif rendah dan non-recurring.
Sepanjang 2019 profil bisnis segmen enterprise menjadi lebih baik dengan pendapatan sebesar Rp18,7 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 14% terhadap pendapatan konsolidasian.
Kemudian, segmen wholesale and international business pada 2019 mencatat pendapatan sebesar Rp10,61 triliun atau tumbuh 5,2% dari tahun sebelumnya, yang memberikan kontribusi sebesar 8% terhadap pendapatan konsolidasian.
Adapun, total belanja modal (capital expenditure/capex) Telkom pada 2019 tercatat sebesar Rp36,59 triliun atau 27% dari total pendapatan. Belanja modal tersebut terutama digunakan untuk meningkatkan kapabilitas digital dengan terus membangun infrastruktur broadband yang meliputi BTS 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut dan terestrial, serta sebagian juga untuk keperluan bisnis menara.
Jurus Telkom
Sementara itu, Telkom melakukan antisipasi terhadap perkembangan industri yang disruptif saat ini melalui pengembangan tiga perspektif domain bisnis digital, yaitu digital connectivity, digital platform, dan digital service.
Sebagai sebagai penyedia utama pada layanan broadband di Indonesia, Telkom tetap terus memperkuat posisinya sebagai market leader pada domain digital connectivity melalui layanan berkualitas dan jangkauan terluas.
Layanan konektivitas digital Telkom tersedia melalui jaringan serat optik backbone domestik Indonesia Digital Network yang telah terhubung dari Sabang hingga Merauke serta didukung sistem kabel laut internasional melalui keberadaan kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG) milik perseroan.
Sistem ini menghubungkan kabel bawah laut SEA-ME-WE5 dengan kabel bawah laut SEA–US menjadikan perseroan sebagai Global Digital Hub sekaligus gerbang utama konektivitas digital yang menyediakan direct broadband connectivity antara kawasan Eropa, Asia, dan Amerika.
Pertumbuhan mobile broadband di masa mendatang masih berpotensi meningkat cukup besar sejalan dengan semakin tingginya pengguna mobile data. Rata-rata konsumsi mobile data saat ini masih relatif rendah yaitu 5,2 GB per pelanggan per bulan, dibandingkan negara lain seperti Thailand atau India yang masing-masing mencapai 13 GB dan 11 GB per pelanggan per bulan.
Melihat hal tersebut, manajemen Telkom memperkirakan bahwa trafik data akan terus tumbuh signifikan dalam beberapa tahun ke depan seiring semakin beragamnya layanan digital, seperti games, video, advertising dan payment yang masih dalam fase awal pertumbuhan.
Untuk fixed broadband mengingat penetrasinya di Indonesia masih cukup rendah yaitu kurang dari 15% dari populasi rumah tangga, Telkom berkeyakinan bahwa permintaan akan layanan IndiHome masih akan tetap tinggi dalam beberapa tahun mendatang untuk memberikan layanan fixed broadband berkualitas tinggi, memenuhi kebutuhan internet sekaligus mendukung aneka layanan digital service yang menarik.
Telkom juga mengakselerasi domain digital platform dengan cara mengembangkan layanan data center & cloud mengarah pada smart platform sebagai enabler berbagai layanan dan solusi ICT. Selanjutnya produk-produk digital service akan dikembangkan secara selektif, termasuk melalui akuisisi maupun kemitraan yang didukung secara sinergis oleh digital platform dan digital connectivity.
“Kami sadari bahwa kondisi saat ini menjadi tantangan untuk semua pihak, tak terkecuali Telkom. Melalui berbagai segmen bisnis kami, Telkom terus berupaya untuk mengembangkan berbagai layanan digital berbasis smart platform seperti Cloud, Big Data dan IoT (Internet of Things) sesuai kebutuhan para pelanggan dalam upaya memberikan pengalaman terbaik. Kami berkeyakinan bahwa lini bisnis digital merupakan pendorong pertumbuhan bagi Telkom di masa mendatang,” kata Ririek.
Pada perdagangan Selasa, 26 Mei 2020, saham TLKM ditutup naik 2,2% sebesar 70 poin ke level Rp3.250 per lembar. Kapitalisasi pasar saham TLKM mencapai Rp321,95 triliun dengan imbal hasil negatif 9,73% dalam setahun terakhir. (SKO)