Nampak suasana pembangunan serta gedung-gedung pusat bisnis dan perkantoran di kawasan Jakarta Pusat, Senin 26 Juni 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Didukung Dua Hal Ini, Kemenkeu Sebut Ekonomi Indonesia 2023 Stabil

  • Salah satu faktor yang mendorong stabilitas ekonomi adalah peningkatan konsumsi rumah tangga,
Nasional
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - Perekonomian Indonesia berhasil mencatatkan stabilitas sistem keuangan yang baik pada triwulan II tahun 2023, di tengah perubahan  perekonomian dan pasar keuangan global. Salah satu faktor yang mendorong stabilitas ekonomi adalah peningkatan konsumsi rumah tangga, yang didorong oleh mobilitas yang semakin meningkat pasca pandemi covid, pendapatan yang semakin membaik, dan inflasi yang terkendali.

Berbagai kebijakan pemerintah yang diambil, termasuk di antaranya intervensi harga dan upaya menjaga stabilitas pasokan pangan melalui program bantuan pangan, dan penguatan peran Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah, berhasil mempengaruhi tingkat inflasi serta menjaga stabilitas ekonomi nasional. Pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara dan hari libur nasional dalam rangka perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional juga turut berkontribusi pada meningkatnya konsumsi rumah tangga yang naik.

Dilansir kemenkeu.go.id, rabu, 2 agustus 2023, Data ekonomi pada triwulan II menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kokoh. Kemenkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 dapat mencapai kisaran 5,0-5,3%.  Serta besaran inflasi diperkirakan dapat terkendali di angka 3,0±1% pada tahun 2023 dan 2,5±1% pada tahun 2024. Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Ritel juga menunjukkan pertumbuhan positif, mencerminkan tingginya kepercayaan konsumen terhadap perekonomian nasional.

Selain itu, nilai tukar Rupiah yang terkendali juga memberikan dukungan bagi stabilitas perekonomian. Kemenkeu melaporkan Rupiah menguat sebesar 3,13% per tanggal 28 Juli 2023 dari akhir tahun 2022. Angka ini lebih baik dari negara lain seperti Peso Filipina (1,55%), Rupee India (0,57%), dan Baht Thailand (0,28%). Kemenkeu memperkirakan nilai tukar Rupiah akan terus menguat berdasarkan indikator yang ada.

Stabilitas ekonomi pada triwulan II juga didukung Kinerja ekspor yang memuaskan dan berlanjutnya proses hilirisasi di berbagai sektor, hal ini menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi pada beberapa sektor, terutama industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta informasi dan komunikasi.