Didukung Fintech Lending, Pelaku UMKM Ini Bisa Ekspansi Usaha Lewat Food Truck
- Salah satu pemilik Bubur Ayam Kampung Nyemplung, Furqon, mengatakan bahwa ia menggunakan platform fintech lending PT Mapan Global Reksa (Findaya) yang dinaungi oleh GoTo Financial.
Fintech
JAKARTA – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kuliner dengan merek “Bubur Ayam Kampung Nyemplung” bisa ekspansi usaha dengan pembelian food truck berkat adanya dukungan dana dari platform fintech lending.
Salah satu pemilik Bubur Ayam Kampung Nyemplung, Furqon, mengatakan bahwa ia menggunakan platform fintech lending PT Mapan Global Reksa (Findaya) yang dinaungi oleh GoTo Financial.
Furqon terpikir untuk mengajukan pendanaan kepada Findaya setelah ia melihat adanya penawaran lewat GoBiz, aplikasi merchant dari Gojek Indonesia untuk membantu mitra usaha dalam mengembangkan bisnisnya.
“Pas saya cek, saya lihat kita mendapatkan limit Rp650 juta. Tapi, saya tidak ambil semuanya. Sesuai dengan kebutuhan saja,” kata Furqon kepada awak media saat kunjungan Media Tour UMKM Part 4 yang diselenggarakan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Rabu, 24 Januari 2024.
- Catat PDB Rp10.305 Triliun, Shanghai Targetkan Tumbuh 5 Persen untuk Tahun 2024
- Rusia Denda Apple Rp213,22 Miliar, Ini Alasannya
- Mobil Bekas Laris di China, Penjualan Meningkat 14,88 Persen
Furqon mengatakan, dengan adanya pendanaan dari Findaya, ia bersama istrinya yang menjalankan usaha tersebut pun tercetus untuk membeli mobil untuk membuat konsep bisnis food truck.
Furqon dan istrinya, Ratna Sari, memilih untuk menggunakan dana dari Findaya untuk membeli food truck sebagai strategi alternatif dalam memperluas jangkauan pasar selain membuka outlet baru.
Sebenarnya, Bubur Ayam Kampung Nyemplung ini sendiri bisa dibilang cukup sering membuka outlet cabang. Sejak berdiri tahun 2010, saat ini Bubur Ayam Kampung Nyemplung sudah memiliki 12 outlet.
“Kami sendiri menargetkan buka satu outlet setiap tahun,” kata Ratna Sari dalam kesempatan yang sama.
Menurut Furqon dan Ratna Sari, membeli food truck bisa menjadi cara yang lebih murah dan fleksibel dalam memperluas jangkauan pasar.
Ditambah lagi, food truck yang digunakan Bubur Ayam Kampung Nyemplung ini didaftarkan juga di fitur GoFood dari Gojek yang membuat konsumen lebih mudah untuk melakukan pembelian.
Bahkan, Furqon mengatakan bahwa di food truck itu, pesanan yang lebih banyak datang itu dilakukan melalui pemesanan di aplikasi on demand.
Menurut Furqon, kenaikan omzet semenjak adanya food truck tersebut bisa dibilang cukup positif. Kenaikan omzet yang dirasakan oleh Bubur Ayam Kampung Nyemplung perbulannya bisa naik sekitar 20%-25%.
- Investree Diisukan Akan Menutup Operasional, Begini Kata OJK
- Mulai dari Persimpangan Tersibuk di Dunia, Inilah Fakta Menarik Tokyo
- Industri Nikel China Dituding Kian Rugikan Lingkungan RI
Tentang Bubur Ayam Kampung Nyemplung
Ratna Sari menceritakan bagaimana awal mula berdirinya UMKM yang dijalankan bersama suaminhya itu.
Berawal dari kesukaan keduanya terhadap masakan rumahan, tercetuslah ide untuk memulai usaha bubur di akhir pekan. Keistimewaan bubur ini terletak pada penggunaan ayam kampung sebagai bahan utamanya.
Bubur ini tidak mengikuti konsep umum di mana daging ayam disajikan di atas bubur; sebaliknya, ayamnya berada di dalam bubur.
Konsep ini terinspirasi dari variasi bubur di berbagai negara Asia seperti Hongkong, Cina, Jepang, dan Korea yang juga memiliki bubur dengan tambahan seafood di dalamnya.
Ratna Sari dan Furqon pun menciptakan sesuatu yang berbeda agar cocok dengan selera lidah Indonesia. Bubur ini dinamakan bubur nyemplung, mengacu pada keberadaan ayam di dalam bubur.