<p>Graha Unilever milik PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) di kawasan Green Office Park, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten. / Foto: Unilever Indonesia </p>
Korporasi

Digempur Boikot, Saham Unilever (UNVR) Peroleh Rekomendasi Overweight

  • Saham UNVR mendapat rekomendasi overweight sambil menjalin kerja sama untuk mengatasi informasi keliru terkait situasi geopolitik dan mencegah aksi boikot.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memperoleh rekomendasi overweight di tengah upayanya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak guna menangani informasi keliru terkait situasi geopolitik yang berpotensi memicu aksi boikot.

Dikutip dari snips.stockbit.com, istilah overweight saham sering muncul ketika kondisi saham diprediksi akan mengalami kenaikan melebihi saham lainnya dari sektor yang sama. Perlu dicatat, overweight diukur berdasarkan sekumpulan saham dari industri yang sama. 

Kali ini, analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Cindy Alicia Ramadhania memberikan rekomendasi overweight untuk saham UNVR dengan target harga Rp3.100. Meskipun saham emiten yang bergerak di bidang FMCG ini mengalami penurunan sebesar 20,11% sepanjang tahun ini.

Analis perusahaan efek tersebut meyakini prospek positif saham ini terlebih jika mengacu pada perdagangan Senin, 19 Februari 2024, saham yang berkodekan UNVR telah berada di level Rp2.820 per saham

“Adapun, risiko dari rekomendasi kami adalah masih adanya ketegangan geopolitik, down trading ke produk lain, kenaikan harga komoditas, dan melemahnya daya beli konsumen,” ujarnya dalam riset baru-baru ini dikutip pada Senin, 19 Februari 2024. 

Dalam paparannya, Cindy menjelaskan bahwa UNVR mencatatkan penjualan sebesar Rp8,1 triliun pada kuartal IV-2024, mengalami penurunan sebesar 20,5% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) dan 16,3% (year-on-year/YoY). 

Dengan demikian, penjualan kumulatif perusahaan turun 6,3% YoY menjadi Rp38,6 triliun. Seluruh segmen bisnis juga mengalami penurunan. “Misalnya, segmen beauty and personal care mengalami penurunan 7% secara tahunan, segmen home care terkontraksi 8,2% YoY, dan penjualan pada segmen food and refreshment mengalami koreksi 1,7% YoY,” terangnya.

Selain itu, penjualan baik domestik maupun ekspor pada tahun 2023 juga melemah. Penjualan domestik mencapai Rp37,4 triliun atau turun 5,2% YoY, sementara ekspor mencapai Rp1,2 triliun atau mengalami penurunan sebesar 30,9% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Cindy menambahkana “penurunan penjualan ini disebabkan oleh aksi boikot dan penyebaran informasi yang tidak benar terkait situasi geopolitik di Timur Tengah, yang berdampak pada citra merek perseroan,” terangnya.

Dari segi bottom line, laba bersih UNVR pada tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 10,5% YoY menjadi Rp4,8 triliun, seiring dengan menurunnya net profit margin (NPM) menjadi 12,4% dari sebelumnya 13%.

Langkah UNVR Redam Boikot

Dapat dibilang UNVR menjadi salah satu emiten yang produknya terkena diisinformasi boikot akibat ketegangan konflik Timur Tengah. Padahal, emiten FMCG ini terpantau telah mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga yang terdampak. Selain itu, perusahaan ini juga memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Indonesia.  

Teranyar, pada 16 Februari 2024, kemarin, Unilever bekerja sama dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor untuk mendorong transformasi model bisnis kedua pihak selama lima tahun ke depan, di antaranya transformasi teknologi hingga sumber daya manusia.

UNVR sebelumnya juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Agama untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan pendampingan usaha untuk pemberdayaan kampung zakat. 

Langkah lain yang dilakukan perseroan adalah memperkuat kolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (NU Care-LAZISNU) pada hari Gizi Nasional 2024.

Bahkan, pada awal Januari 2024, Unilever turut menggulirkan donasi kemanusiaan senilai Rp1,5 miliar kepada NU Care-LAZISNU untuk membantu masyarakat terdampak konflik kemanusiaan. 

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, mengungkapkan bahwa pada November-Desember 2023, perusahaan menghadapi tantangan eksternal akibat penyebaran informasi tidak benar terkait situasi geopolitik. 

Tantangan tersebut berdampak pada kinerja bisnis dan operasional, menyebabkan penurunan penjualan domestik UNVR sebesar -5,2% pada tahun lalu. Akibatnya, laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 10,51% year-on-year (YoY) menjadi Rp4,8 triliun pada 2023. 

“Upaya kami untuk secara konsisten mengklarifikasi informasi yang menyesatkan,” ujarnya dalam keterangan resmi perusahaan belum lama ini.  

Benjie menyatakan bahwa perseroan mampu mengatasi situasi tersebut lewat berbagai inisiatif untuk mengklarifikasi hoaks kepada konsumen. Hasilnya, per Januari 2024, penjualan Unilever Indonesia diklaim telah pulih 92% dari level normal.