Penandatanganan kolaborasi Bukalapak, Grab, dan Emtek untuk program Kota Masa Depan 2022.
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Perusahaan holding milik taipan Eddy Sariatmadja, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) alias Emtek menorehkan kinerja tak memuaskan pada periode Januari – September 2023.

Dalam laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2023, EMTK menelan kerugian bersih hingga Rp162,18 miliar. Kerugian tersebut berbanding terbalik dengan keuntungan yang didapat pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp5,54 triliun.

Usut punya usut, negatifnya neraca keuangan EMTK bermula dari penurunan pendapatan sebesar 3,05% secara tahunan (yoy). Hingga September 2023, pendapatan EMTK turun jadi Rp6,76 triliun dari semula Rp6,97 triliun.

Rinciannya, pendapatan EMTK berasal dari iklan sebesar Rp4,06 triliun, jasa kesehatan dan rumah sakit Rp1,52 triliun, dan penjualan barang sebesar Rp308,5 miliar. Kemudian ada jasa VSAT, perbaikan, perawatan, dan dukungan teknis sebesar Rp131,3 triliun, dan pendapatan lain-lain senilai Rp740,08 miliar. 

Di sisi lain, EMTK harus menanggung bengkaknya beban pokok pendapatan hingga 9,61% yoy dari Rp4,26 triliun menjadi Rp4,67 triliun.

Selain faktor-faktor tersebut, kerugian EMTK juga tercermin dari rugi selisih kurs pada periode tersebut. Selama sembilan bulan tahun ini, EMTK menanggung kerugian akibat selisih kurs sebanyak Rp104,30 miliar. 

Padahal di edisi yang sama tahun 2022, EMTK mengantongi laba dari selisih kurs senilai Rp222,74 miliar. Kerugian kurs berasal dari beberapa mata uang yang digunakan dalam transaksi EMTK yakni Pound Sterling Inggris (GBP), Euro Eropa (EUR), Dolar Amerika Serikat ($AS), Dolar Singapura (SGD), Ringgit Malaysia (MYR), Yuan Cina (CNY), Rupee India (INR), Won Korea (KRW), dan Dong Vietnam (VND).

Adapun EMTK juga mencatatkan penurunan total aset menjadi Rp43,11 triliun per September 2023 dari sebelumnya Rp44,4 triliun pada Desember 2022. Liabilitas EMTK juga turun jadi Rp4,05 triliun di akhir kuartal III-2023, dari sebelumnya Rp4,5 triliun pada kuartal IV-2022. Sedangkan total ekuitas juga turun dari Rp39,8 triliun di 31 Desember 2022, menjadi Rp39,05 triliun pada 30 September 2023.