Dikejar Dead Line, Rusia Mengamuk di Severodonestk
- KYIV-Beberapa hari ke depan kemungkinan akan menjadi penentu bagi upaya Rusia untuk menguasai Severodonetsk. Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar
Nasional
KYIV-Beberapa hari ke depan kemungkinan akan menjadi penentu bagi upaya Rusia untuk menguasai Severodonetsk.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar melaporkan kepemimpinan Rusia telah menetapkan 26 Juni sebagai batas waktu bagi pasukan Rusia untuk mencapai perbatasan administratif Luhansk. Dead line ini kemungkinan akan menghasilkan upaya intensif untuk mengambil kendali penuh atas Severodonetsk dan bergerak ke barat menuju perbatasan Oblast.
Gubernur Luhansk Serhiy Haidai pada 20 Juni 2022 mengatakan bahwa pasukan Rusia telah mengendalikan semua Severodonetsk kecuali zona industry. Ini merupakan konfirmasi eksplisit pertama Ukraina bahwa pasukan Rusia mengendalikan semua Severodonetsk kecuali pabrik Azot.
- FKS Food (AISA) Berencana Pinjam Dana Rp5,19 Triliun dari BNI dan BCA
- 3 Aspek Tata Kelola Start Up yang Perlu Diperhatikan untuk Keberlanjutan Bisnis
- Tesla Dituntut Mantan Pegawai Akibat PHK Massal
Pasukan Rusia kemungkinan akan melanjutkan upaya untuk membersihkan pabrik Azot dan menyelesaikan operasi pengepungan di selatan Severodonetsk dan Lysychansk dengan berkendara di jalan raya Bakhmut-Lysychansk.
Haidai mengambarkan situasi di Severodonetsk sebagia neraka. Kebakaran terjadi di mana-mana dan penembakan hampir tidak pernah berhenti.
“Jalan yang menghubungkan Severodonetsk dan Lysychansk ke kota Bakhmut berada di bawah tembakan terus menerus,” ujarnya.
Presiden Ukraina Volodymir Zelensky mengatakan dua kota utama di Ukraina timur tersebut menyaksikan pertempuran paling sulit.
Zelenskyy juga mengatakan penembakan di Kharkiv dan Odesa berlanjut dan menggambarkan pasukan telah memusatkan senjata artileri mereka yang luar biasa.
Ukraina serang pengeboran gas
Ukraina di titik lain juga melakukan serangan dengan menghancurkan fasilitas pengeboran gas yang diduduki Rusia di barat laut Laut Hitam. Rusia berjanji akan melakukan pembalasan terkait serangan tersebut.
Anjungan pengeboran gas tersebut berlokasi sekitar 70 kilometer selatan Odesa. Ukraina membeli platform pengeboran lepas pantai gas alam ini pada 2011-2012. Namun kemudian disita Rusia ketika merebut Krimea pada tahun 2014.
Sebagai tanggapan atas serangan tersebut Rusia telah meluncurkan serangan rudal ke Odesa. Sebuah gudang makanan di Odesa hancur dalam serangan itu, tetapi tidak ada laporan warga sipil yang tewas.
- Viral Box Girder Cuma Setinggi Mobil di Bekasi, Ternyata Proyek Kereta Cepat
- Dari Cabai hingga Listrik, Berikut Sejumlah Bahan Pokok yang Alami Kenaikan Harga
- Keren, Telkomsat Dapat Ijin Gunakan Satelit Elon Musk
Reuters melaporkan pasukan Rusia menembakkan 14 rudal ke Ukraina selatan dalam serangan tiga jam setelah serangan anjungan gas itu.
Media Rusia melaporkan serangan terhadap pengeboran gas dilakukan dengan tembakan jarak jauh. wakil Duma Negara Viktor Vodolatsky menyebut kemungkinan besar disebabkan oleh roket yang dikirim Inggris atau Amerika.
Roket berpemandu M30/M31 yang ditembakkan oleh HIMARS yang dipasok Amerika ke Ukraina memiliki jangkauan sekitar 70 km. Tetapi tidak jelas apakah senjata tersebut sudah berada di Ukraina. Rudal anti-kapal Harpoon yang dipasok oleh NATO juga bisa digunakan untuk menyerang platform tersebut. Faktanya sudah ada klaim serangan lain terhadap kapal Rusia dengan rudal itu di wilayah tersebut.
Ukraina juga memiliki kemampuan rudal anti-kapal Neptune. Tetapi jumlah yang ada dalam inventaris sebelum konflik diperkirakan kecil. Setidaknya dua digunakan untuk menenggelamkan kapal Moskva milik Rusia di Laut Hitam tidak jauh dari tempat platform ini berada. Tetapi bagaimanapun tetap belum jelas senjata apa yanag digunakan oleh Ukraina untuk menyerang fasilitas tersebut.