
Diklaim Luhut Siap Danai MBG, Ini Profil Rockefeller Foundation
- Rockefeller Foundation, yayasan yang didirikan oleh John D. Rockefeller pada 1913, berfokus pada kesejahteraan global melalui penelitian medis, pendidikan, dan filantropi. Meski sempat dikaitkan dengan teori konspirasi COVID-19, yayasan ini tetap menjadi mitra strategis dalam berbagai program sosial, termasuk kerja sama dengan Indonesia untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Nasional
JAKARTA - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengklaim pihaknya akan menjalin kerja sama dengan Rockefeller Foundation untuk mendanai program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Mereka sangat tertarik untuk membantu kita, dan kita akan mendiskusikan secara detail program ini," jelas Luhut di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2024.
Rockefeller Foundation merupakan yayasan swasta internasional yang dikenal memiliki pengalaman luas dalam bidang pangan dan kesejahteraan manusia. Luhut mengungkapkan ia telah bertemu dengan perwakilan Rockefeller Foundation di Bali dan Jakarta untuk membahas kerja sama lebih lanjut.
- Baca Juga: Sekali Meluncur Sulit Dihentikan, Biaya MBG Diperkirakan akan Mencapai Rp420 Triliun di 2026
Meskipun Indonesia memiliki sumber daya finansial yang cukup, tantangan utama program MBG terletak pada manajemen operasional. Pemerintah saat ini fokus membangun ekosistem MBG yang mencakup 74 ribu desa di seluruh Indonesia.
"Bagaimana kita membangun ekosistem ini, karena saat ini ada 74 ribu desa," tambah Luhut.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam mengurangi angka stunting dan kemiskinan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Luhut juga mengklaim Program MBG Indonesia telah mendapatkan pengakuan internasional dengan masuk ke dalam School Meals Coalition, sebuah koalisi global yang terdiri dari lebih dari 100 negara. Koalisi ini dibentuk untuk mempromosikan program makan di sekolah untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak.
Apa Itu Rockefeller Foundation?
Rockefeller Foundation didirikan oleh John D. Rockefeller di Amerika Serikat pada tahun 1913 dengan tujuan utama mengurangi penderitaan manusia dan meningkatkan kesejahteraan global.
Yayasan ini sekarang dipimpin oleh Rajiv J. Shah sebagai Presiden, dengan dukungan dari berbagai pemimpin dan ahli, termasuk kontribusi historis dari putra pendirinya, John D. Rockefeller, Jr.
Dalam operasionalnya, Rockefeller Foundation berfokus pada berbagai bidang, seperti penelitian medis, pendidikan, ilmu sosial, pertanian, lingkungan global, serta pembangunan demokrasi dan filantropi internasional, yang semuanya bertujuan untuk menciptakan dampak positif dan berkelanjutan di seluruh dunia.
Kala wabah COVID- 19 melanda, media sosial sempat dihebohkan dengan tuduhan bahwa Rockefeller Foundation memiliki keterkaitan dengan penyebaran COVID-19 sejak 2010.
- Baca Juga: Apakah Program MBG Bisa Dibiayai Zakat?
Isu ini mencuat setelah Dharma Pongrekun membahasnya dalam podcast Dr. Richard Lee pada 27 Januari 2024. Dharma mengklaim bahwa virus COVID-19 digunakan sebagai alat untuk mempercepat digitalisasi global, dengan menafsirkan "ID" dalam "COVID" sebagai singkatan dari "Identity Digital."
Meskipun klaim tersebut belum memiliki bukti, teori konspirasi ini telah memicu berbagai spekulasi di masyarakat. Hingga saat ini, Rockefeller Foundation tetap menjadi mitra strategis bagi banyak negara, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program kemanusiaan.
Di tengah isu yang beredar, Rockefeller Foundation tetap aktif dalam berbagai program sosial, termasuk kerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat serta mengatasi masalah stunting dan kemiskinan.
Lewat dukungan dari Rockefeller Foundation, Luhut optimis, inisiatif ini akan membawa dampak positif yang signifikan. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program berbasis pangan dan kesehatan.