<p>Penampakan gudang penyimpanan Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1. / Perseroan</p>
Industri

Diklaim sebagai Jaringan Logistik dan Supply Chain Global, Inilah Kawasan Industri Kuala Tanjung

  • JAKARTA – Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo I semakin gencar mengembangkan bisnis di kawasan industri Kuala Tanjung. Terbaru, perusahaan ini menggandeng dua investor, yakni Port of Rotterdam dan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co., Ltd (Zhejiang) asal China dalam proyek Kuala Tanjung Port and Industrial Estate […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo I semakin gencar mengembangkan bisnis di kawasan industri Kuala Tanjung.

Terbaru, perusahaan ini menggandeng dua investor, yakni Port of Rotterdam dan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co., Ltd (Zhejiang) asal China dalam proyek Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE).

Selain itu, melalui anak usaha Pelindo I, PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK) juga bekerja sama dengan Union Resources & Engineering Co.,Ltd (UREC) dalam pembangunan smelter tembaga di kawasan tersebut.

Lantas, seperti apa kawasan industri Kuala Tanjung?

Mengutip laman resmi perseroan, Senin, 10 Mei 2021, Kuala Tanjung merupakan kawasan yang berada di jalur utama Selat Malaka. Ia dilintas komoditas perdagangan dunia dan didukung hinterland  di sepuluh provinsi di Sumatra.

Hal ini menjadikan posisi Kuala Tanjung PIE bernilai strategis dan berpotensi menjadi simpul penting dalam jaringan logistik dan supply chain global.

Selain itu, Kuala Tanjung juga terintegrasi dan terhubung langsung dengan kawasan industri Sei Mangkei yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Ke depan, kawasan Kuala Tanjung akan menerapkan konsep smart port and smart industrial area berskala Internasional. 

Adapun Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang menjadi bagian dari Kuala Tanjung PIE sendiri, diklaim sebagai The Next Indonesia’s Logistic and Supply Chain Hub. Kawasan ini memiliki kedalaman kolam pelabuhan -17 mLWS dan dianggap mampu mengakomodasi kapal-kapal berukuran besar dengan bobot 50.000 DWT.

Terakhir, kawasan pelabuhan ini juga didukung dengan kawasan pengembangan lain bernama Kuala Tanjung Industrial Zone (KTIZ) di area seluas 3.400 Hektare (Ha). Segmen yang dihimpun dari beragam industri, baik port associate industry maupun non-port associate industry.

Potensi tersebut menyasar industri aluminium, palm oil, iron & steel, rubber, petrochemical, produk makanan, dan lainnya.

Kawasan ini juga menyediakan berbagai layanan pendukung seperti bunkering servicelogistic service, dan warehousing, serta dilengkapi dengan penyediaan listrik, jaringan pipa gas, air bersih, pengelolaan limbah, dan jaringan utilitas lainnya.