Dunia

Dikubur Bersama Mumi Raja, Kondom Firaun Jadi Barang Berharga Penguasa Mesir

  • Namun, seorang arkeolog yang menggali piramida pada 1922, Howard Carter menemukan benda yang tak biasa dalam tumpukan barang berharga milik seorang firaun, benda tersebut tak lain adalah kondom
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

CAIRO- Bagi peradaban Mesir, mengubur barang berharga dari sang Raja saat itu atau dikenal sebagai Firaun merupakan hal yang sering dilakukan.

Peradaban Mesir mempercayai barang berharga yang dikubur bersama mumi sang Raja di dalam Piramida bisa digunakan sebagai bekal mereka di akhirat. Karenanya, tak jarang sejumlah harta karun seperti emas, perak, hingga kayu hitam dan gading ditemukan di dalam piramida.

Namun, seorang arkeolog yang menggali piramida pada 1922, Howard Carter menemukan benda yang tak biasa dalam tumpukan barang berharga milik seorang firaun. Benda tersebut tak lain adalah kondom.

Setelah diteliti lebih lanjut, kondom tersebut rupanya milik Tutankhamun, Raja Mesir Kuno yang memerintah antara tahun 1333-1323 SM.

Mengingat bahwa benda yang dikubur merupakan hal yang berharga bagi para raja, ditemukannya potongan kondom dalam tumpukan benda milik Tutankhamun membuat para ahli berspekulasi akan kepentingan benda tersebut bagi sang penguasa di alam keabadian.

Tak seperti kondom zaman modern, benda yang didapuk sebagai kondom tertua di dunia ini terbuat dari linen yang direndam dengan minyak zaitun. Benda tersebut kemudian diberi tali untuk diikatkan pada pinggangnya.

Mengutip Acient Origins pada Senin, 18 Juli 2022, belum diketahui untuk apa fungsi dari kondom tersebut. Namun jika digunakan sebagai alat kontrasepsi, kondom tersebut tidak akan efektif.

Sekadar informasi, peradaban Mesir Kuno memang mengenal konsep kontrasespsi untuk menekan jumlah penduduk. Metode ini tertulis dalam papirus Medis atau dikenal dengan Papirus Ginekologi.

Dalam Papirus Medis Kahun yang dibuat tahun 1925 SM, obat kontrasepsi dibuat dengan menggunakan kotoran buaya dan sejumlah bahan lainnya. Bahan tersebut kemudian dicampur dan dibuat menjadi pessary.

Secara modern, kotoran buaya rupanya memiliki sifat basa sehingga bisa digunakan sebagai spermisida.