varyag.jpg
Dunia

Dilarang Masuk Laut Hitam, Kapal Perang Rusia Pulang Kandang

  • Kapal penjelajah Varyag dan kapal anti-kapal selam Admiral Tributs milik Rusia akhirnya harus kembali ke pangkalan mereka ke Vladivostok setelah beroperasi di sekitar laut Mediterania.

Dunia

Amirudin Zuhri

MOSKOW- Kapal penjelajah Varyag dan kapal anti-kapal selam Admiral Tributs milik Rusia akhirnya harus kembali ke pangkalan mereka ke Vladivostok setelah beroperasi di sekitar laut Mediterania. 

Media Turki Klix melaporkan kedua kapal milik armada Pasifik ini berusaha masuk ke Laut Hitam untuk bergabung dengan perang di Ukraina. Tetapi izin itu tidak pernah diberikan oleh Presiden Turki Teyep Recep Erdogan.

Detasemen kapal saat ini sedang melakukan penyeberangan melintasi Samudera Hindia. Sejumlah pemantau kapal mendeteksi dua kapal ini di sejumlah titik termasuk ketika sedang melewati selat Singapura pada 6 November 2022.

Sementara Kementerian Pertahanan Rusia pada 6 November juga mengakui dua kapal tersebut meninggalkan wilayah operasinya di mediterania. Dua kapal perang tersebut dikatakan telah memasuki perairan Sri Lanka. Selain Varyag dan Tributs kapal tanker besar Boris Butoma juga terlihat dalam pergerakan tersebut.

Dengan memasuki wilayah sekitar Sri Lanka, maka kapal-kapal tersebut kembali ke bawah kendali Armada Pasifik. 

Seperti diketahui pada tanggal 26 Februari atau dua hari setelah invasi Rusia ke Ukraina, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa Turki melarang perjalanan semua kapal perang Angkatan Laut Rusia melalui Selat Bosphorus.

Varyag adalah salah satu dari tiga penjelajah kelas Slava. Dua lainnya adalah Marshal Ustinov dan Moskaw. Sebelum serangan Rusia ke Ukraina, tiga kapal ini beroperasi relative berdekatan. 

Pada awal Februari 2022 tiga kapal kelas Slava beroperasi di dan sekitar Laut Aegea. RTS Moskva di Laut Hitam, RTS Marshal Ustinov di selatan Italia dan Varyag  di lepas pantai Suriah. Dekat pangkalan angkatan laut Rusia di Tartus.

Pada saat itu di wilayah yang sama juga beroperasi tiga kapal induk NATO yakni milik Amerika, Italia dan Prancis. 

Moskva berbasis di Laut Hitam. Kapal ini kemudian tenggelam pada April 2022. Rusia menyebut kapal mengalami masalah teknis yang menyebabkan dia terbakar dan kemudian tenggelam. Tetapi Ukraina mengklaim telah menenggelamkan kapal tersebut dengan rudal antikapal Neptune.

Jika mengacu pada laporan media Turki, Rusia berusaha menarik masuk setidaknya salah satu kelas Slava yang beroperasi di dekat Laut Hitam. Tetapi upaya itu gagal karena terbentur izin dari Turki. 

Pada Agustus 2022 Marsekal Ustinov kemudian meninggalkan area operasinya dan kembali ke Armada Utara. Dan kini Varyag juga kembali ke induknya di Armada Pasifik. Dengan kembalinya Varyag ke Armada Pasifik praktis kini Rusia tidak memiliki kapal besar yang dekat dengan medan perangnya di Ukraina. Selama ini Rusia menggunakan laut hitam sebagai salah satu titik penting untuk melakukan serangan. Bahkan pada awal perang Rusia diperkirakan akan melakukan operasi amfibi untuk mendarat di Odessa. Tetapi upaya itu tidak dilanjutkan terlebih setelah tenggelamnya Moskva.

Kelas Slava seberat 11.500 ton adalah kapal dirancang di sekitar peluncur yang dapat menampung 16 rudal jelajah anti-kapal Sandbox SS-N-12.  Dikembangkan pada 1970-an, Slava dan Sandbox dirancang untuk menghadapi kapal induk Amerika dan NATO. 

Sedangkan kapal antikapal selam besar Admiral Tributs mulai dibangun pada 19 April 1980 dan diluncurkan pada 26 Maret 1983. Dikenal sebagai Proyek 1155 kapal memiliki panjang 163 m, lebar 19,3 m,  dan draft 7,8 m. Bobot perpindahan standar adalah 6.200 ton dan bobot dengan muatan penuh adalah 7.900 ton. Kapal memiliki kecepatan maksimum 29,5 knot atau  55 km/jam.