Dilirik BTN setelah Batalnya Akuisisi Muamalat, Apakah Kinerja Victoria Syariah Lebih Baik?
- BTN memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana akuisisi bank syariah pertama di Indonesia itu dan dikabarkan sedang menjajaki kemungkinan untuk mengakuisisi BVS. Lantas, apakah kinerja Bank Victoria Syariah bisa dibilang lebih baik dibanding Muamalat?
Perbankan
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) diisukan tengah melirik PT Bank Victoria Syariah (BVS) dalam rangka aksi spin-off unit usaha syariah (UUS) mereka, yaitu PT BTN Syariah.
Sebelumnya, BTN telah menjalani proses due diligence atau uji kelayakan untuk rencana akuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang dikabarkan akan selesai pada April lalu.
Namun, BTN memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana akuisisi bank syariah pertama di Indonesia itu dan dikabarkan sedang menjajaki kemungkinan untuk mengakuisisi BVS. Lantas, apakah kinerja Bank Victoria Syariah bisa dibilang lebih baik dibanding Muamalat?
- GTV GOTO Diprediksi Menyengat Kinerja Keuangan Semester I-2024
- ADRO Ungkap Perkembangan Laporan Keuangan Semester I-2024
- Indonesia Tak Masuk 10 Besar Negara Eksportir Keramik Dunia
Bank Muamalat
Bank syariah pertama di Indonesia ini melaporkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik per Maret 2024 sebesar Rp2,78 miliar, turun 72,82% secara tahunan (year-on-year/yoy). Hal ini seiring dengan merosotnya pendapatan setelah distribusi bagi hasil.
Mengutip laporan keuangan, pendapatan dari penyaluran dana bank naik 18,53% yoy menjadi Rp526,55 miliar. Namun, bagi hasil untuk pemilik dana investasi naik lebih tinggi yaitu 23,29% yoy menjadi Rp477,16 miliar. Akibatnya, pendapatan setelah distribusi bagi hasil bank turun 13,62% yoy menjadi Rp49,38 miliar.
Tekanan pada bagi hasil juga terlihat dari rasio net imbalan (NI) bank yang turun 9 basis poin (bps) menjadi 0,35%. Sementara itu, penyaluran pembiayaan Bank Muamalat per 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp21,4 triliun, tumbuh 10,2% yoy.
Pada tiga bulan pertama 2024, kualitas aset bank membaik, dengan rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) gross turun secara tahunan dari 2,75% menjadi 2,22%. Namun, pada periode yang sama, NPF net naik dari 0,75% menjadi 1,17%.
Rasio pembiayaan terhadap simpanan atau financing to deposit ratio (FDR) juga meningkat secara tahunan dari 42,47% menjadi 46,32% pada akhir Maret 2024.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) bank tumbuh 1,3% yoy dari Rp45,5 triliun menjadi Rp46,1 triliun. Dana murah, khususnya giro, menjadi andalan seiring dengan strategi perseroan yang aktif menawarkan layanan pengelolaan keuangan berbasis internet atau cash management system (CMS) kepada nasabah. Sementara itu, aset Bank Muamalat tercatat sebesar Rp64,9 triliun, naik 5,4% yoy.
Modal inti utama bank ini pun sebesar Rp4,69 triliun per Maret 2024, turun dari setahun sebelumnya Rp4,80 triliun. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) juga menyusut menjadi sebesar 30,93% dari setahun sebelumnya 32,38%.
Baca Juga: Batal Diakuisisi BTN, Bank Muamalat Makin Mesra dengan Muhammadiyah
Bank Victoria Syariah
Entitas usaha PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) ini mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp7,73 miliar per Maret 2024, naik 47,74% yoy.
Mengutip laporan keuangannya, peningkatan kinerja ini berasal dari pendapatan dari penyaluran dana sebesar Rp55,21 miliar, melonjak 93,18% yoy.
Sementara itu, bagi hasil untuk pemilik dana investasi tercatat sebesar Rp23,46 miliar, membengkak 108,82% yoy pada tiga bulan pertama tahun ini. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil tercatat sebesar Rp31,74 miliar, naik 83,04% yoy.
Seiring dengan meningkatnya pendapatan BVS, rasio net imbalan (NI) tercatat naik menjadi 4,23% pada kuartal I-2024, dari setahun sebelumnya 2,79%.
BVS tercatat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp1,30 triliun per Maret 2024, melambung 73,65% yoy dari setahun sebelumnya Rp752,77 miliar.
- Kebutuhan Tinggi, Proyek IKN Digadang Genjot Industri Besi-Baja Nasional
- Link Live Streaming Belanda Vs Inggris di Semifinal Euro 2024
- Garuda Indonesia (GIAA) Bakal Gelar RUPSLB, Ada Apa?
Dengan peningkatan pembiayaan tersebut, BVS berhasil memperbaiki kualitas aset pembiayaannya dengan rasio pembiayaan bermasalah atau NPF gross sebesar 0,56% per Maret 2024, turun dari setahun sebelumnya 1,39%. Sementara NPF net stagnan di 0,00%.
Dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp1,33 triliun, naik 58,73% yoy dari setahun sebelumnya Rp841,34 miliar. Rasio pembiayaan terhadap simpanan atau FDR pun tercatat semakin tinggi, yaitu 97,85% per Maret 2024, dari setahun sebelumnya 89,46%.
Total aset BVS tercatat sebesar Rp3,16 triliun pada kuartal I-2024. Modal inti BVS tercatat sebesar Rp1,04 triliun per Maret 2024, naik dari setahun sebelumnya Rp1,02 triliun, dengan rasio kecukupan modal sebesar 64,71%, anjlok dari setahun sebelumnya 134,68%.