Diincar Alibaba hingga Google, Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Digital ASEAN
- Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyebut Indonesia tengah bersiap menjadi pusat digital strategis di Asia Tenggara.
Industri
JAKARTA – Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyebut Indonesia tengah bersiap menjadi pusat digital strategis di Asia Tenggara.
Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim mengatakan riset JLL berjudul “Data centre in Indonesia: Unveiling the potential to become the next digital hub” melihat pemain besar di bisnis pusat data terus memasuki Indonesia secara bertahap dalam tiga tahun terakhir.
“Sejumlah pemain besar di bisnis pusat data, baik lokal maupun internasional, dari pengembang dan investor hingga pengguna akhir, secara bertahap memasuki pasar Indonesia untuk meraih keuntungan dari potensi sosial ekonomi Indonesia,” ujarnya, Senin, 2 Agustus 2021.
- Akibat Konsumsi Masyarakat Melambat Inflasi Bulan Juli Rendah Sekali
- Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lakukan Kajian untuk Pimpin Holding BUMN Panas Bumi
- Laba UUS Maybank Indonesia Melejit 67,6 Persen pada Semester I-2021
Penyedia dan operator cloud global seperti Alibaba, AWS, Google, Microsoft, dan Tencent bersaing untuk memperkuat jaringan mereka di Indonesia, terutama di Jabodetabek sebagai pasar utama.
Sementara itu, baik operator dan pengembang lokal maupun asing, seperti DCI Indonesia, Telkom Indonesia, NTT, Keppel DC dan Princeton Digital Group, juga telah meluncurkan fasilitas pusat data mereka.
Demikian pula dengan STT GDC, Digital Edge, dan LOGOS yang belum lama ini bermitra dengan Pure Data Center telah mengumumkan rencana mereka untuk membangun pusat data di Indonesia.
Batam Jadi Lokasi Baru
Head of Logistics & Industrial JLL Indonesia Farazia Basarah menyebut Jabodetabek masih dianggap sebagai pasar utama di Indonesia, dengan sejumlah fasilitas pusat data yang ada di Jakarta Pusat, Bogor dan Tangerang.
“Namun, dalam empat tahun terakhir, para pengguna akhir dan penyedia layanan mulai menggarap bagian timur Jakarta, seperti Cikarang dan Karawang,” ujarnya.
Selain Jabodetabek, Batam juga mulai dilirik sebagai lokasi pusat data masa depan untuk Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri sudah menetapkan Batam sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) untuk kegiatan ekonomi digital dan pariwisata.
“Selain itu, lokasi geografisnya relatif aman dari bencana alam dan dekat dengan Singapura. Ini akan menjadi daya tarik bagi sejumlah penyedia layanan untuk mengembangkan keberadaan mereka di sana,” tambah Farazia.
Potensi Sosial Ekonomi
Riset JLL menyebutkan sektor pusat data akan terus tumbuh dan berkembang pesat seperti yang terjadi di banyak negara lain di kawasan ini dan secara global.
Hal ini didorong oleh pertumbuhan populasi generasi muda dan kelas menengah yang terus meningkat, kebangkitan ekonomi digital, fundamental ekonomi makro yang kuat, dan peningkatan jumlah pengguna internet.
Menurut Oxford Economics, Indonesia adalah negara dengan populasi terpadat keempat di dunia dan terbesar di Asia Tenggara. Indonesia memiliki demografi yang dapat mendorong pertumbuhan pusat data dengan jumlah generasi muda melek teknologi yang cukup banyak.
Menurut Statista, sekitar 73% dari 270 juta orang di Indonesia menggunakan internet setiap hari. Angka tersebut menjadikan negara ini sebagai salah satu pasar online terbesar di dunia. Sebab itu pula, banyak layanan digital bermunculan seperti e-commerce dan keuangan digital.
Meski begitu, JLL mengakui pasar pusat data di Indonesia masih relatif baru dan belum sepenuhnya terlayani dibanding dengan pasar lain dengan demografi serupa, seperti India dan China.
Dengan tantangan tersebut, Indonesia perlu melanjutkan keberhasilannya menarik berbagai pemain bisnis pusat data hingga saat ini. Peningkatan infrastruktur dan konektivitas jaringan pun menjadi penting untuk bisa unggul di industri pusat data.
Yunus melihat akan ada lebih banyak pengembangan fasilitas pusat data baik oleh pemain lokal maupun internasional di masa yang akan datang.
“Termasuk i luar Jabodetabek dengan dukungan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur serta masuknya jaringan internet di daerah-daerah lain,” ujarnya.