<p>Sumber: idxchannel.com</p>
Nasional & Dunia

Dinilai Lambat, Nasabah Bumiputera Desak OJK Gerak Cepat Tangani Gagal Bayar

  • JAKARTA – Lambatnya proses penanganan kasus gagal bayar nasabah atau pemegang polis PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 membuat nasabah menggelar unjuk aksi damai di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rabu, 24 Februari 2021. Fien Mangiri, Koordinator Kelompok Nasabah Korban Gagal Bayar Bumiputera mengatakan, aksi damai kali ketiga ini ditujukan ke OJK agar regulator […]

Nasional & Dunia

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Lambatnya proses penanganan kasus gagal bayar nasabah atau pemegang polis PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 membuat nasabah menggelar unjuk aksi damai di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rabu, 24 Februari 2021.

Fien Mangiri, Koordinator Kelompok Nasabah Korban Gagal Bayar Bumiputera mengatakan, aksi damai kali ketiga ini ditujukan ke OJK agar regulator ini lebih aktif membantu menyelesaikan kasus gagal bayar ini yang tertunda sangat lama.

“Ada dua tuntutan dalam aksi damai di OJK, setelah dua aksi serupa digelar di kantor pusat Bumiputera di Jalan MH Thmrin, Jakarta Pusat, pada tahun lalu,” kata Fien dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 Februari 2021.

Pertama, OJK segera menyetujui pencairan kelebihan dana cadangan Bumiputera yang ada agar manajemen Bumiputera dapat membayar klaim pemegang polis.

Kedua, meminta OJK membatalkan surat keputusan tentang moratorium pada Bumiputera karena mempersulit pemegang polis mengajukan pemutusan klaim.

Menurut data Fien, kelompok nasabah ini sudah mengumpulkan dan menyerahkan data-data pemegang polis yang berstatus habis kontrak (HK), penebusan, meninggal dunia, dan dana kelangsungan belajar (DKB) kepada manajemen Bumiputera dan OJK.

Adapun terdapat sekitar 500 polis yang terkumpul dengan nilai tunai klaim mencapai Rp18 miliar.

“Kami sudah tiga kali melakukan aksi damai ini, karena janji pencairan tidak kunjung tuntas. Kebutuhan kami di masa pandemi semakin banyak. Padahal kalau klaim itu cair sangat membantu kami untuk mencukupi kebutuhan harian dan yang terpenting biaya pendidikan anak-anak. Karena rata-rata kami membeli polis asuransi pendidikan di Bumiputera,” pungkas Fien.

Di sisi lain, ia juga mengeluhkan kondisi manajemen Bumiputera yangmengalami dinamika yang luar biasa. Seperti perubahan jajaran direksi dan komisaris yang tidak proper.

Hingga status terkini Badan Perwakilan Anggota (BPA) yang menyisakan dua orang. Sehingga tidak mencerminkan keterwakilan wilayah nasabah di seluruh Indonesia.