Dinkes Provinsi Jawa Barat Catat Kasus TBC Alami Peningkatan Hingga Tahun 2023
- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat kasus Tuberkulosis (TBC) dari tahun 2021 mengalami peningkatan hingga tahun ini.
Nasional
JAKARTA - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat kasus Tuberkulosis (TBC) dari tahun 2021 mengalami peningkatan hingga tahun ini. Peningkatan kasus TBC sejak tahun 2021 sebanyak 92 ribu kasus baru, disusul pada 2022 ada 159 ribu kasus baru, serta dari Januari hingga April 2023 ini sudah ada 47 ribu kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat dr. Raden Vini Adiani Dewi mengungkapkan bahwa penanganan penderita penyakit TBC ini cukup panjang. Jika seseorang terjangkit penyakit TBC membutuhkan waktu 6 bulan untuk proses penyembuhan.
“Pengobatan TBC ini yang pertama karena TBC itu minum obatnya harus 6 bulan. Lalu kebanyakan gagal, karena 1 bulan pengobatan merasa sudah sembuh, padahal harus sampai tuntas, ” ujarnya.
- Pas untuk Kreator Digital, Samsung Segera Luncurkan Galaxy Tab S9 FE dan S9 FE+
- Lawan Uni Eropa, Prancis Ingin Tentukan Tarif Listriknya Sendiri
- Jaga Jam Kerja Aman dan Utamakan Keselamatan Kerja, Subholding Gas Pertamina Sabet 14 Penghargaan Keselamatan Migas 2023
Selain itu, kata dr. Vini penyakit TBC masih susah dikendalikan dikarenakan masih ada stigma masyarakat terhadap orang berpenyakit TBC, bahwa penyakit TBC ini akan langsung menular. Padahal, menurut dr. Vini penyakit TBC itu tidak sekali langsung menular. Orang terdekat seperti keluarga harus berperan aktif karena orang yang berpenyakit TBC jika sudah diobati tidak akan menularkan.
Namun, jika penyakit TBC sudah mencapai resistance obat maka tidak bisa disembuhkan pakai obat biasa. Oleh karena itu, dr. Vini menyayangkan karena jika sudah resisten obat maka obatnya akan lebih mahal bahkan sampai ratusan juta.
“Dan itu obatnya mahal kalau sudah resistance obat, sampai ratusan juta,” ungkapnya.
dr. Vini menambahkan bahwa sampai saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih terus berupaya melakukan tindakan penanganan. Kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang memiliki kebijakan penuh untuk menangani kasus ini intens dilakukan. Pemda Provinsi Jabar turut membantu memberikan obat di puskesmas yang ada di Jabar.
Penanganan TBC di Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor juga terus melakukan upaya mewujudkan Kabupaten Bogor yang bebas Tuberkulosis pada tahun 2030. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Bogor melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor berkolaborasi dengan USAID perkuat preventif pencegahan penularan Tuberkulosis melalui Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bogor.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Bogor, Adang Mulyana menjelaskan, Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) merupakan salah satu upaya dalam mencegah penularan TBC kepada masyarakat di pasien lingkungan positif TBC. Sehingga bisa terdeteksi sedini mungkin agar penularan bisa dicegah dengan optimal.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat komitmen seluruh perangkat daerah (PD) terkait untuk bersama-sama melakukan intervensi TB terutama dalam mengedukasi masyarakat pentingnya TPT dalam mencegah penularan TB.
Adang menjelaskan, kehadiran USAID menjadi sarana untuk mengefektifkan kembali peran tim satgas TB di Kabupaten Bogor mulai tingkat Kabupaten Bogor, kecamatan, desa/kelurahan, RT dan RW, untuk meningkatkan kesadaran dalam melakukan TPT TB.
Programmer TB Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Haryah mengatakan, penyakit TBC yang bisa disembuhkan melalui pengobatan juga bisa dicegah melalui Terapi Pengobatan Tuberkulosis (TPT) dengan obat tertentu yang sudah disingkirkan tentunya sebagai upaya eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030 nanti.
- Rekomendasi Lagu Bertema Cinta Karya The Beatles
- Meski Lagi Tren, 7 Makanan Ini Ternyata Tidak Boleh Dimasak dengan Air Fryer
- Ada di Makam Firaun, Ini 7 Manfaat Biji Ketumbar Bagi Kesehatan
Menurutnya, ada tiga intervensi TBC yang akan dicapai, pertama adalah penemuan kasus harus mencapai 90%, tingkat keberhasilan atau keberhasilan pengobatan harus mencapai 80-90%, dan pemberian TPT TB. Bahkan Terapi Pencegahan Tuberkulosis ini salah satu strategi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI yang sedang gencar dilakukan. Selain itu, Adang Mulyana menjelaskan bahwa pemberian TPT ini sangat penting dilakukan dan diikuti oleh masyarakat terutama bagi mereka yang berhubungan erat dengan pasien positif TBC untuk menurunkan angka kasus kejadian.