'Dipaksa' Meluncur Tahun Depan, Segini Total Pembengkakan Biaya dan Kontribusi Kereta Cepat ke Negara
- Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan sedari awal gagasan pembangunan kereta api cepat di Indonesia sudah menuai kontroversi
Industri
JAKARTA – Sebagaimana diketahui, proyek Biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dilaporkan membengkak dari US$6,071 miliar menjadi US$7,5 miliar atau sekitar Rp112,5 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengungkapkan, berdasarkan hasil review terbaru Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Komite KCJB per 15 September 2022, pembengkakan biaya (cost overrun) naik menjadi US$1,449 miliar atau Rp21,74 triliun.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan sedari awal gagasan pembangunan kereta api cepat di Indonesia sudah menuai kontroversi. Ditambah lagi, negara kini harus menanggung biaya pembengkakan proyek yang semula utuh didanai dari investasi swasta.
“Apalagi, pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung yang prosesnya begitu cepat tanpa perencanaan yang matang. Tentunya pasti akan semakin memperuncing perdebatan,” kata Djoko beberapa waktu lalu.
- Tidak Selalu Berdampak Negatif, Ini yang Bisa Anda Lakukan untuk Menerima Inflasi Gaya Hidup
- Menentang Logika Menkeu Sri Mulyani Soal Pengawasan Koperasi dan Aset Kripto di OJK
- Punya Bobot 4,89 Persen dari Indeks, Inilah Dampak Anjloknya Saham GOTO Terhadap IHSG
- Strategi PTBA Menuju Tranformasi Penerapan Net Zero Emisi
Untuk mencegah pembengkakan lebih lanjut, Djoko menguatarakan mitigasi yang bisa dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Salah satunya penggunaan SDM dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang sudah ada. Dengan catatan, SDM KAI masih perlu dilakukan pelatihan khusus menyangkut operasional dan perawatan kereta cepat.
Kontribusi KCJB
Meskipun pada akhirnya membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), PT KCIC menjabarkan beberapa kontribusi proyek KCJB terhadap negara. Pertama, kontribusi terhadap penerimaan negara sampai dengan September 2022 total adalah sebesar Rp6,7 triliun, terdiri setoran kewajiban pajak (PPN, PPh, BPHTB, PBB) sebesar Rp5,1 triliun, pembayaran lahan Halim sebesar Rp 1,2 triliun.
Lalu, pembayaran sewa barang milik negara (BMN) untuk lahan rumija sebesar Rp436,8 miliar (Rp0,4 triliun). Estimasi kontribusi sampai dengan COD Juni 2023 sebesar Rp11,1 Triliun.
Kedua, hasil pre-assessment Sucoffindo tahun 2018-2019, mengestimasikan local purchase sebesar 69,7% dan foreign purchase sebesar 30,3%. Perhitungan internal KCIC berdasarkan realisasi pembayaran EPC per September 2022, serapan local purchase EPC (belanja dalam negeri, termasuk pembelian material luar negeri yang dibeli di dalam negeri) pada Proyek KCJB mencapai lebih kurang 86% dari kontrak EPC. Hal itu akan berdampak pada pergerakan ekonomi masyarakat.
Ketiga, pengadaan lahan pada proyek pembebasan lahan seluas 7,6 juta meter persegi ditanggung sepenuhnya oleh PT KCIC sendiri dengan total biaya mencapai
US$ 1,06 milyar dolar atau ekuivalen dengan Rp15,6 triliun (kurs
14.500/US$). Lahan ini nantinya akan diserahkan kepada negara setelah
masa konsesi berakhir.
Keempat, rencana serapan Tenaga Kerja Lokal (TKL) berbandingkan dengan tenaga Kerja Asing (TKA) pada FS 2017 sebesar 1:4. Realisasi serapan saat ini mencapai 1:7 (2.010 TKA: 13.477 TK Lokal).
Progres Konstruksi
Kereta Cepat Jakarta-Bandung dibangun sepanjang 142,3 km yang terdiri 13 terowongan, pemotongan 19,2 km (13,5%), tanggul sepanjang 23,58 km (16,6%), terowongan sepanjang 16,82 km (11,8%) dan konstruksi melayang sepanjang 82,7 km (58,1%).
Data dari PT KCIC, hingga 25 November 2022 progres konstruksi mencapai 81,66 persen dan investment progress 91,40%. Pekerjaan jembatan 97,27%, subgrade 80,57%, dan terowongan 99,48%. Sementara stasiun (Sta.) Halim 73,87%, Sta. Karawang 71,55%, Sta. Padalarang 11,19%, Sta. Tegalluar 85,20%, dan Depo Tegalluar 75,79%.
Nantinya, kecepatan kereta cepat selama operasional 350 km per jam. Ditempuh selama 36-45 menit. Menggunakan lebar sepur (rel ganda) 1.435 mm. Satu rangkaian terdiri dari 8 kereta dan saat ini sudah hadir 3 rangkaian.