Dipecat PDIP, Tiga Partai Buka Pintu untuk Jokowi
- Golkar mengatakan siap membuka pintu bagi siapa saja yang setia pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, termasuk keluarga Jokowi.
Nasional
JAKARTA - Setelah penegasan PDIP bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution tidak lagi menjadi bagian dari partai, muncul spekulasi terkait kemungkinan langkah politik Jokowi dan keluarganya.
Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP, mengumumkan keputusan ini dalam sebuah konferensi pers di Sekolah Partai PDIP. Dia menegaskan bahwa Jokowi beserta kedua anaknya tidak lagi terdaftar sebagai kader PDIP.
Keputusan ini berimplikasi pada masa depan politik keluarga Presiden, dengan berbagai partai mulai menunjukkan ketertarikan.
Rayuan Gerindra
Isu potensi Jokowi bergabung dengan Partai Gerindra muncul setelah Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Umum Gerindra, memberikan tanggapan terkait hal tersebut.
Meskipun Dasco menegaskan bahwa partai belum pernah membahas secara internal soal penerimaan Jokowi, peluang untuk bergabung dengan Gerindra tidak sepenuhnya tertutup. Namun, Dasco juga menegaskan bahwa keputusan tersebut belum dipastikan, karena segala kemungkinan akan dipertimbangkan dengan hati-hati.
Sementara itu, Bobby Nasution, menantu Jokowi, sudah lebih dulu mengambil langkah politik dengan bergabung ke Gerindra. Ia telah resmi menjadi kader Gerindra dan mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA) partai tersebut setelah mendaftar sebagai calon gubernur Sumatera Utara pada Pilgub 2024. Langkah Bobby ini kemungkinan akan mempermudah terjalinnya hubungan politik antara keluarga Jokowi dengan Gerindra.
"Seingat saya kalau Pak Bobby itu sudah punya KTA Gerindra memang pada waktu mendaftar di Pilgub Sumatera Utara," ujar Dasco, di Jakarta dikutip Jumat, 6 Desember 2024.
- Hore! Ojol Dipastikan Bisa Beli BBM Subsidi
- Perkembangan Rokok Elektrik di Indonesia dan Dampaknya pada Perekonomian
- Berikut Sederet Rencana Mentan Genjot Produksi Beras
Golkar Terbuka Menerima Jokowi dan Keluarganya
Selain Gerindra, Partai Golkar juga menunjukkan keterbukaan terhadap kemungkinan bergabungnya Jokowi dan keluarganya. Sekretaris Jenderal Golkar, Muhammad Sarmuji, mengungkapkan bahwa partai akan menerima Jokowi dengan tangan terbuka jika memutuskan untuk bergabung.
Golkar menilai Jokowi sebagai tokoh merdeka yang cermat dalam mempertimbangkan langkah politiknya. Golkar mengatakan siap membuka pintu bagi siapa saja yang setia pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, termasuk keluarga Jokowi.
Golkar juga memiliki hubungan dekat dengan Jokowi, terutama dengan Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia. Namun, hingga saat ini, tidak ada indikasi konkret bahwa Jokowi akan bergabung dengan Golkar dalam waktu dekat. Meski demikian, Golkar tetap menjadi salah satu opsi bagi Jokowi jika ia memutuskan untuk memilih partai baru setelah didepak dari PDIP.
"Pasti kalau ada sinyal pak Jokowi mau merapat Golkar, orang-orang dekat kita akan kasih tahu," ujar Sarmuji.
- Hore! Ojol Dipastikan Bisa Beli BBM Subsidi
- Perkembangan Rokok Elektrik di Indonesia dan Dampaknya pada Perekonomian
- Berikut Sederet Rencana Mentan Genjot Produksi Beras
PAN Rayu Jokowi
Sekretaris Jenderal PAN, Eko Patrio, menyatakan bahwa partainya akan menyambut dengan tangan terbuka jika Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk bergabung dengan PAN. Eko menegaskan bahwa tidak hanya untuk Jokowi, PAN juga terbuka untuk keluarganya.
Dengan antusiasme tersebut, Eko mengungkapkan bahwa partainya telah menyiapkan "karpet biru" sebagai bentuk penghargaan dan penerimaan terhadap Jokowi, jika Jokowi memutuskan untuk bergabung dengan PAN.
"Pokoknya gini, Pak Jokowi 1.000 persen kalau mau masuk PAN diterima. Welcome, ada karpet biru buat Bapak Jokowi, silakan," terang Eko.
Langkah politik Jokowi, yang dikenal sebagai tokoh berpengaruh, dapat memberikan dampak signifikan pada peta politik Indonesia. Walaupun belum ada keputusan final, baik Gerindra, Golkar, maupun PAN kini terlihat sebagai partai yang memiliki kemungkinan untuk menerima Jokowi dan keluarganya, baik sebagai anggota biasa maupun dengan peran strategis.
Pertanyaan besar yang kini muncul adalah apakah Jokowi akan memilih untuk bergabung dengan partai politik setelah masa kepresidenannya selesai, dan bagaimana dinamika politik ini akan memengaruhi karier politik keluarga Jokowi di masa depan.