Dipercaya Jelmaan Kuku Orang Mati, Ini Alasan Kunang-Kunang Jarang Terlihat
- Dipercaya Jelmaan Kuku Orang Mati, Ini Alasan Kunang-Kunang Jarang Terlihat
Tekno
JAKARTA- Kilau kunang-kunang di tengah rindang rerumputan kala malam menjelang kini tak lagi tampak. Pernah dipercaya sebagai jelmaan kuku orang mati, kunang-kunang merupakan hewan menakjubkan yang dapat mengeluarkan cahaya dari tubuhnya.
Sayangnya, dalam satu lustrum terakhir, kunang-kunang jarang, bahkan tak pernah lagi di dunia. Ironisnya, hal ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di seluruh dunia.
Lantas, kenapa hewan yang memproduksi cahaya ini tak lagi ditemukan?
Mengutip lama Fireflies org yang merupakan organisasi ilmiah untuk ilmuwan yang meneliti mengenai kunang-kunang, ada beberapa hal yang menyebabkan kunang-kunang seolah menghilang. Lebih rinci lagi, berikut ulasannya:
1. Habitat Berkurang
Pertumbuhan manusia dan kemajuan teknologi menjadikan kunang-kunang sedikit demi sedikit kehilangan habitatnya. Hal ini menjadi penyebab serius bagi hilangnya sejumlah spesies di dunia.
Biasanya, kunang-kunang hidup di tengah pepohonan atau rerumputan yang berada di tengah hutan belantara. Namun, habitat mereka kini berubah menjadi masalah khusus dari kunang-kunang.
Sebagai contoh, kunang-kunang malaysia yang ditemukan di kisaran rawa bakau disebut terancam punah lantaran banyaknya pohon yang ditebang untuk perikanan dan pembangunan kota.
2. Perubahan Lingkungan
Selain hilangnya habitat secara langsung, fragmentasi dan perubahan wilayah alami juga memberi tekanan berat pada populasi kunang-kunang.
Perlu diketahui, kunang-kunang mengandalkan lingkungan yang hangat dan lembab di dekat genangan air untuk siklus hidupnya.
Namun, sejumlah aktivitas seperti pemompaan air tanah merusak jumlah mereka lantaran menurunkan permukaan air dan meningkatkan kekeringan habitat.
3. Penggunaan Pestisida
Meski bukan hama, kunang-kunang adalah sejenis serangga. Karenanya, penggunaan insektisida untuk membersihkan tanaman dan rumput tidak hanya mengusir hama, tetapi juga membahayakan kunang-kunang.
Sebagaimana diketahui, pestisida adalah masalah global lainnya di antara spesies kunang-kunang karena mempengaruhi semua tahapan kehidupan dan dapat memiliki efek bergema dari mangsa ke predator.
Selain itu, polusi air dan tanah sangat berbahaya bagi kunang-kunang kala bertelur di tanah lembab dan berkembang selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun di bawah air, di antara akar pohon, atau di dalam tanah.
Paparan insektisida yang ada di air dan tanah menyebabkan penurunan tajam dalam daya tetas telur dan kematian larva dan dewasa yang tinggi, mengancam generasi kunang-kunang saat ini dan yang akan datang.
4. Polusi Cahaya
Polusi cahaya tidak hanya menenggelamkan keindahan alami langit malam, namun turut meredupkan pertunjukan cahaya indah yang diciptakan oleh kunang-kunang.
Perlu dicatat, cahaya buatan adalah ancaman paling kritis kedua bagi kunang-kunang karena mengganggu ritual perkawinan khas mereka yang kita semua tahu dan sukai.
Kunang-kunang dewasa mengandalkan bioluminesensi atau cahaya yang diciptakan secara organik di dalam tubuh mereka, untuk menemukan pasangan. Polusi cahaya juga menenggelamkan cahaya yang mereka ciptakan dan menekan kemampuan mereka untuk menemukan satu sama lain dan menyinkronkan sinyal pacaran mereka.
Dengan mengganggu kemampuan kunang-kunang untuk kawin, lampu-lampu kota melawan kunang-kunang dan meningkatkan risiko kepunahannya.