Diperkirakan Perang Tahun 2027, Inilah Perbandingan Kekuatan Laut China Vs AS di Pasifik
- JAKARTA- Setelah adanya laporan bahwa Angkatan Laut China sedang bersiap untuk menginvasi Taiwan pada tahun 2027, Angkatan Laut Amerika telah meningkatkan
Dunia
JAKARTA- Setelah adanya laporan bahwa Angkatan Laut China sedang bersiap untuk menginvasi Taiwan pada tahun 2027, Angkatan Laut Amerika telah meningkatkan kesiapan Pasukan Tempurnya. Lantas bagiamana perbandingan kekuatan mereka terutama di Pasifik.
Meskipun lebih besar dan lebih maju secara teknologi, armada angkatan laut Amerika mungkin dalam masalah. Di sisi lain China telah memulai perluasan angkatan laut yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka telah menjadi penantang nyata bagi tradisi dominasi angkatan laut Amerika.
Pada tahun 2021, Laksamana Phil Davidson, Kepala Komando Indo-Pasifik Amerika bersaksi di hadapan Kongres. Dia mengatakan China tengah bersiap untuk menginvasi Taiwan pada tahun 2027. Langkah tersebut akan menempatkan Amerika Serikat dan Republik Rakyat China pada jalur yang benturan. Ini mengingat Amerika Serikat telah memberikan jaminan keamanan kepada pulau yang juga dikenal sebagai Republik Tiongkok tersebut. Pada tahun 2022, Presiden Biden menyatakan dengan tegas bahwa Amerika akan mempertahankan Taiwan dari invasi China.
- Perkuat Hilirisasi Nikel, ANTM Akuisisi 30 Persen Saham Newton International
- Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek: Upaya Sistematis Pihak Anti Tembakau Tekan Petani dan Industri Nasional
- Harga Sembako di DKI Jakarta Selasa, 08 Oktober 2024, Cabe Merah Besar (TW) Naik, Daging Sapi Has (Paha Belakang) Turun
Dikutip dari Popular Mechanics, meskipun intelijen Amerika tidak mengonfirmasi rencana serangan ini, tampaknya Angkatan Laut China tengah mengumpulkan sumber daya untuk melakukannya. Pengetahuan itu mendorong petinggi militer Amerika untuk mengambil tindakan balasan. Jendela Davidson, sebutan untuk periode setelah 2027 dengan cepat menjadi tonggak penting dalam perencanaan militer Amerika . Baik Angkatan Laut Amerika maupun Angkatan Laut China berlomba-lomba untuk bersiap menghadapi perang yang mungkin akan terjadi dalam waktu tiga tahun. Dan di era di mana dibutuhkan waktu lima tahun untuk membangun kapal induk, tiga tahun bukanlah waktu yang lama.
China terus memperluas armadanya. Tetapi kekuatan bukan hanya soal jumlah. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu ketahui tentang perbandingan kekuatan kedua negara.
Kapal Induk
Kapal terkuat angkatan laut Amerika dan China adalah kapal induk . Angkatan Laut AS memiliki total 11 kapal induk. Enam dari mereka ditugaskan ke Armada Pasifik. Masing-masing dilengkapi dengan sayap udara yang terdiri dari lebih dari 70 pesawat.
Mereka terdiri dari 40–44 pesawat tempur F/A-18E/F Super Hornet dan F-35C. Serta didukung oleh pesawat serang elektronik E/A-18G Growler, pesawat peringatan dini dan kontrol udara E-2D Hawkeye, dan hingga selusin helikopter utilitas dan antikapal selam. Hasilnya adalah kekuatan tempur udara yang sangat mumpuni. Dan ibni didukung oleh lebih dari 100 tahun pengalaman kelembagaan dalam mengoperasikan kapal induk.
Saat ini, China mengoperasikan tiga kapal induk. Mereka adalah Liaoning , Shandong , dan Fujian. Setiap kapal dipersenjatai dengan pesawat tempur serang Shenyang J-15 “Flying Shark” . Kedua kapal pertama merupakan kapal tempur dan pengalaman belajar bagi Angkatan Laut China. Setelah menugaskan Liaoning pada September 2012, China telah memulai perjalanan panjang prototipe . Mereka bertujuan membangun sesuatu yang dapat menandingi supercarrier Amerika.
- Bank Mandiri Gandeng KAI Group Perluas Ekosistem Digital di Sektor Transportasi
- Kereta Cepat Jakarta-Surabaya segera Dibangun, Berikut Sejumlah Data Menarik
- Menilik Potensi VERN, Saham IPO Calon Pesaing RAAM dan FILM
“Setelah desainnya diselesaikan, China kemungkinan akan segera mengeluarkan salinan karbon, memperluas armada mereka,” kat Analis angkatan laut Craig Hooper dari The Themistocles Advisory Group dikutip Popular Mechanics 4 Okober 2024 lalu. Hal ini kemungkinan akan membuat China memiliki setidaknya lima kapal induk, dan mungkin hingga enam.
Namun kapal induk China hanya dapat menampung sekitar dua pertiga jumlah pesawat seperti milik Amerika. Dan Angkatan Laut China masih mengembangkan pesawat yang akan membentuk sayap udara kapal induk yang seimbang.
“Meskipun China mungkin memiliki beberapa kapal induk besar dan modern di armadanya pada tahun 2027, pesawat di dalamnya masih akan mencari pijakan di laut,” tambah Hooper. China juga harus membangun platform setara dengan E/A-18G Growler, E-2D Hawkeye, dan F-35 yang terintegrasi erat. Sesuatu yang diperlukan untuk memahami medan pertempuran maritime. China harus bekerja keras untuk mengimbangi sektor ini dalam waktu 3 tahun.
Kapal Penjelajah dan Perusak
Kapal yang paling banyak jumlahnya di kedua armada adalah kapal penjelajah dan kapal perusak. Kapal permukaan yang dirancang untuk mengawal kapal yang lebih besar, memburu kapal selam , atau membentuk kelompok aksi permukaan untuk mengumpulkan daya tembak ofensif.
Kapal penjelajah dan kapal perusak biasanya dipersenjatai dengan satu atau dua meriam, antara 64 hingga 122 silo rudal, helikopter, torpedo antikapal selam, dan sistem senjata pertahanan jarak dekat yang terdiri dari rudal dan senjata.
Armada Pasifik Amerika tahun 2027 akan memiliki sekitar 52 kapal penjelajah dan kapal perusak. US Navy akan memensiunkan kapal penjelajahnya yang sudah usang setelah rata-rata 30 tahun lebih beroperasi. Kapal penjelajah menampung 122 silo rudal per kapal.
Ini berarti jika kapal penjelajah tidak ada, Angkatan Laut Amerika hanya akan memiliki kapal perusak dengan masing-masing 80–96 silo rudal. Angka itu juga mengasumsikan Angkatan Laut Amerika akan mengganti setiap kapal penjelajah yang keluar dengan satu kapal perusak.
Masing-masing kapal perusak kelas Zumwalt dan Arleigh Burke yang tersisa lebih tangguh daripada kapal-kapal China. Mereka memiliki 50 persen lebih banyak silo rudal per kapal. Selain itu juga memiliki kemampuan untuk melakukan pertempuran antipermukaan, antikapal selam, antiudara, dan bahkan antisatelit. Armada Pasifik Amerika juga akan menjadi rumah bagi dua dari tiga kapal perusak siluman kelas Zumwalt. Mereka masing-masing dipersenjatai dengan 12 rudal hipersonik .
Angkatan Laut China memiliki armada berukuran mirip. Menurut laporan Pentagon tahun 2023 China memiliki 50 kapal permukaan. Tetapi daya tembaknya secara keseluruhan lebih sedikit. Kapal-kapal tersebut meliputi delapan kapal penjelajah kelas Renhai masing-masing dengan 112 silo rudal.
Selain itu kapal perusak rudal dipandu Tipe 052C dan Tipe 052D. Masing-masing kapal perusak membawa antara 56 dan 64 silo rudal. Masih lebih sedikit dari kapal-kapal Amerika. Senjata dan sensor pada kapal-kapal ini juga belum diuji dalam kondisi pertempuran seperti yang dilakukan sistem Amerika. Sedangkan kapal Amerika terbukti efektif dalam tindakan baru-baru ini di Timur Tengah melawan pesawat nirawak kamikaze, rudal balistik, dan rudal jelajah.
Kapal Selam
Armada Pasifik Amerika akan memiliki sekitar 23 kapal selam pada tahun 2027. Mereka termasuk le;as Los Angeles , tiga kelas Seawolf, dan kelas Virginia . Armada ini juga mencakup dua kapal selam peluru kendali Ohio dan Michigan . Mereka masing-masing mampu membawa 154 rudal jelajah serang darat Tomahawk. Angkatan Laut Amerika juga sedang membangun varian baru kapal selam kelas Virginia , yang dikenal sebagai Blok V. Kapal ini dapat membawa 28 rudal jelajah tambahan atau beberapa senjata hipersonik.
China di sisi lain saat ini memiliki 53 kapal selam serang bertenaga nuklir dan konvensional. Kapal selam China secara umum dianggap tertinggal satu atau dua generasi dari kapal selam Amerika. Tetapi berkat perang di Ukraina, mereka diharapkan dapat mengejar ketertinggalan dengan cepat. Rusia disebut-sebut memperdagangkan teknologi militer ke China sebagai imbalan atas dukungan logistik untuk perangnya di Ukraina. Bantuan ini diyakini akan segera membantu China memproduksi kapal selam canggih dengan cepat.
“Pada tahun 2027 China akan bekerja keras untuk memanfaatkan pengetahuan bawah laut Rusia. Dan mengintegrasikannya ke dalam upaya prototipe dan eksperimen yang sedang berlangsung,” kata Hooper. Sekali lagi ini akan menjadi perlombaan untuk melihat apakah China dapat menemukan model dasar yang disukainya. Sehingga benar-benar dapat menerapkan kekuatan industrinya dalam memodernisasi armada.
Faktor Penentu dalam Perang
Tentu saja, Angkatan Laut Amerika memiliki satu keuntungan lain dalam konflik semacam itu. Amerika tidak akan melawan China sendirian. Sekutu termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Australia akan menjadi tantangan serius bagi China di laut.
Pasukan Bela Diri Maritim Jepang memiliki armada yang terdiri dari 36 kapal perusak. Termasuk dua kapal perusak, Izumo dan Kaga yang sedang direnovasi untuk mengoperasikan pesawat tempur F-35B Lightning II. Mereka juga memiliki armada yang terdiri dari 24 kapal selam serang diesel elektrik.
- Debut IPO Perdana, Saham PTMR dan VERN Kompak Melaju di Zona Hijau
- Perkuat Hilirisasi Nikel, ANTM Akuisisi 30 Persen Saham Newton International
- Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek: Upaya Sistematis Pihak Anti Tembakau Tekan Petani dan Industri Nasional
Korea Selatan memiliki armada yang terdiri dari 23 kapal selam serang dan 13 kapal perusak. Sekutu penting lainnya, Australia, memiliki enam kapal selam dan tiga kapal perusak. Hampir semua kapal, pesawat, dan kapal selam ini menggunakan senjata, sensor, dan jaringan komunikasi Amerika. Ini akan meningkatkan interoperabilitas mereka.
Manfaat lain dari aliansi Amerika adalah jaringan pelabuhan dan pangkalan di seluruh wilayah. Mereka akan dapat mendukung kapal-kapal Amerika di masa perang. Saat ini, sekutu-sekutu Pasifik Amerika sedang memposisikan diri untuk mendukung pengerahan pasukan angkatan laut Amerika di garis depan. Salah satunya adlaah perjanjian AUKUS yang terdirid ari Amerika-Inggris , Australia.
“Jepang juga telah memimpin dalam menyediakan perawatan dan dukungan yang unggul untuk kapal-kapal Amerika yang dikerahkan di garis depan. Kedua negara dapat mendukung armada Amerika di saat-saat ketegangan meningkat,” lanjut Hooper.
Di sisi lain, China hanya memiliki satu sekutu yang layak disebut di kawasan Asia-Pasifik yakni Rusia. Masalahnya adalah armada Rusia telah menurun drastis sejak berakhirnya Perang Dingin. Persenjataan, sensor, dan jaringannya tidak kompatibel dengan milik China. Dan pelabuhannya jauh dari garis depan. Kerja sama China-Rusia relatif baru dan terbatas pada latihan pelayaran dasar. Rusia dan China mungkin berlayar bersama. Tetapi mereka tidak bertempur bersama. Dan pada tahun 2027 mereka akan sulit membentuk pasukan tempur yang benar-benar kolaboratif di laut.