Diprediksi Membaik, Produksi Batu Bara 2021 Tetap Ditargetkan 550 Juta Ton
JAKARTA – Pemerintah menargetkan produksi batu bara pada 2021 sebesar 550 juta ton. Jumlah ini sama dengan target produksi tahun ini. Mengutip laporan Daily Economic Review Bank Mandiri, Senin, 14 Desember 2020, target produksi batu bara 2020 belum mencapai 100% akibat pandemi COVID-19. Merujuk data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batubara 2020 […]
Industri
JAKARTA – Pemerintah menargetkan produksi batu bara pada 2021 sebesar 550 juta ton. Jumlah ini sama dengan target produksi tahun ini.
Mengutip laporan Daily Economic Review Bank Mandiri, Senin, 14 Desember 2020, target produksi batu bara 2020 belum mencapai 100% akibat pandemi COVID-19.
Merujuk data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batubara 2020 hingga November telah mencapai 510,5 juta ton, atau 92,8% dari target produksi yang sebesar 550 juta ton.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Dalam publikasi tersebut, tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan kondisi industri batubara akan membaik tahun depan.
“Pada pertengahan 2020, kami memperkirakan harga rata-rata batu bara (Newcastle Coal 6.000 kcal/kg) sebesar US$57,9 per ton dan US$59,2 per ton 2021,” tulis laporan Daily Economic Review.
Sebagai informasi, harga batu bara rata-rata year to date (ytd) per 7 Desember 2020 sebesar US$59,1 per ton. Adapun, harga spot sebesar US$76,6 per ton.
Berdasarkan futures market pada 7 Desember 2020, harga kontrak batu bara untuk pengiriman Desember 2021 tercatat sebesar US$74,0 per ton dan Desember 2022 US$75,0 per ton.
Tim riset juga memperkirakan volume ekspor pada 2020 akan terkontraksi sebesar 22,7% secara tahunan menjadi 354,9 juta ton. Kendati begitu, pada 2021 diperkirakan volume ekspor bakal tumbuh sebesar 2,43%.
“Kami memperkirakan harga pada tahun 2021 memang akan relatif lebih baik dibandingkan tahun 2020.”
Dalam hal ini, peningkatan harga sangat tergantung pada kebijakan China membuka keran impor untuk memenuhi kebutuhan domestiknya.
Prospek Ekspor Batu Bara RI
Pada penghujung November, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengonfirmasi pembelian 200 juta ton batu bara senilai Rp20,6 triliun oleh China pada 2021.
Komitmen ini tertuang dalam perjanjian kerja sama antara Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI-ICMA) dengan CCTDA (China Coal Transportation and Distribution). Perjanjian ini diteken pada Rabu, 25 November 2020.
Usut punya usut, kerja sama ini merupakan buah tangan dari kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ke China beberapa waktu lalu.
Dibukanya keran impor China ke Indonesia juga dipicu situasi yang kian memanas antara Negeri Panda tersebut dengan Australia.
Kabarnya, pihak bea dan cukai China telah melakukan pemantauan dan analisis risiko atas keamanan dan kualitas batu bara impor. Pihak China juga menemukan batu bara impor yang tidak memenuhi standar lingkungan secara umum.