Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Rumah Sakit (RS) Internasional Bali yang terletak di Kawasan Wisata Sanur, Kota Denpasar, Bali, pada Senin, 27 Desember 2021.
Nasional

Diresmikan Erick Thohir, KEK Sanur Bidik Serap Devisa Rp19,6 Triliun

  • Pada 2045, KEK Sanur diharapkan mampu menambah total perolehan devisa hingga US$1,28 miliar, atau Rp19,6 triliun.
Nasional
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA — Menteri BUMN, Erick Thohir optimistis pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia yang berlokasi di Sanur, Bali akan mendorong perekonomian baik nasional maupun lokal. 

KEK Sanur dibangun berdasarkan visi pariwisata Presiden pertama Soekarno untuk memajukan Indonesia di panggung turisme internasional. Hal itu sejalan dengan gagasan transformasi Kementerian BUMN untuk menjadi destinasi wisata komprehensif yang menonjolkan wisata kesehatan dan pariwisata.

Setelah beroperasi penuh yang dijadwalkan selesai pada 2024, KEK Sanur dapat menyerap sekitar 43.000 tenaga kerja. Pada 2045, KEK Sanur diharapkan mampu menambah total perolehan devisa hingga US$1,28 miliar, atau Rp19,6 triliun.

Menurut Erick, target itu dapat mensubsisi kehilangan devisa negara sebesar Rp97,5 triliun tiap tahun dari dua juta penduduk Indonesia yang berwisata medis ke Singapura dan Malaysia. Adapun total investasi untuk membangun KEK Sanur mencapai Rp 10,2 triliun.

“Selain itu, pengembangan KEK Sanur akan menata ulang struktur ekonomi agar pariwisata Bali bukan lagi mass tourism seperti sekarang, tapi bergeser kepada quality tourism, yang bisa meningkatkan length of stay dan spending wisatawan di Bali. Ini punya dampak ekonomi luas bagi masyarakat lokal," ujar Erick Thohir melalui keterangan pers, Senin, 16 Januari 2023.

Pengembangan KEK Sanur diproyeksikan mampu menyerap sekitar 4-8% masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dengan demikian, diharapkan pada 2030, jumlah pasien yang berobat di KEK Sanur mencapai 123.000 hingga 240.000 orang. Kemudian hingga tahun 2045, juga diharapkan penghematan devisa yang mencapai Rp86 triliun.

Rencananya, kawasan seluas 41,26 hektare itu akan didirikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit dan klinik bertaraf internasional bekerja sama dengan rumah sakit terbesar di Amerika Serikat Mayo Clinic.

Kemudian, terdapat juga revitalisasi Hotel Bali Beach atau Grand Inna Bali Beach (GIBB), convention center, ethnomedicinal botanic garden, dan commercial center untuk menampung UMKM.