<p>Graha Unilever milik PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) di kawasan Green Office Park, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten. / Foto: Unilever Indonesia </p>
Industri

Dirut dan Komut Unilever Indonesia Mundur, Ini Calon Bos Barunya

  • Tongkat estafet kepemimpinan perusahaan rencananya akan diserahkan kepada Ira Noviarti.

Industri

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) berencana mengganti posisi Hemant Bakshi dari jabatan Presiden Direktur. Ia telah menempati posisi ini sejak tahun 2014 lalu.

Tongkat estafet kepemimpinan perusahaan rencananya akan diserahkan kepada Ira Noviarti. Saat ini, ia menjabat sebagai Direktur Beauty dan Personal Care perseroan. Usulan tersebut akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan (RUPS) yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Dalam kurun waktu enam tahun terakhir, Hemant di klaim telah sukses memperkuat posisi Unilever Indonesia di industri FMCG dalam negeri. Di masa kepemimpinannya, perusahaan melakukan sederet terobosan dan inovasi, termasuk trasformasi digital pada seluruh lini operasi.

Hemant mengajukan pengunduran diri dari jabatannya saat sebab akan memulai posisi baru sebagai pimpinan divisi global di Unilever dengan ruang lingkup supervisi termasuk Indonesia.

Pengunduran diri juga diajukan oleh Maurits Lalisang yang telah menjabat sebagai Presiden Komisaris Unilever Indonesia selama enam tahun terakhir. Untuk itu, Hemant digadang-gadang juga akan menggantikan Maurits sebagai Presiden Komisaris perusahaan.

Profil Calon Bos Baru

Ira Noviarti tercatat telah menduduki sederetan posisi pimpinan senior di Indonesia dan Asia Tenggara, termasuk Direktur Ice Cream dan Media and Consumer Market Insight di Unilever Indonesia pada periode 2010-2015.

Ia juga pernah menduduki kursi Managing Director untuk Unilever Foods Solutions South East Asia selama dua tahun dari 2015 hingga 2017. Terakhir ia menduduki jabatannya saat ini yaitu Beauty and Personal Care Director sejak tahun 2017.

Saat ini, Ira juga membawahi komite khusus penanganan pandemi COVID-19 melalui berbagai program donasi. Selain itu, ia juga memimpin komite keberagaman dan inklusivitas perusahaan yang berfokus pada peningkatan keterwakilan perempuan dan akses untuk penyandang difabel.

Kinerja Unilever

Pada semester I-2020, emiten barang-barang konsumsi Unilever meraup laba bersih tahun berjalan senilai Rp3,62 triliun. Capaian itu turun tipis 2,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,69 triliun.

Meski laba turun, penjualan bersih Unilever justru naik tipis 1,4% year-on-year (yoy) menjadi Rp21,77 triliun dari semester I-2019 senilai Rp21,45 triliun. Namun, harga pokok penjualan naik 0,8% menjadi Rp10,58 triliun.

Direktur Keuangan Unilever Indonesia Arif Hudaya mengatakan angka penjualan infikatif semester I-2020 itu naik 1,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan penjualan ini didorong oleh pertumbuhan domestik sebesar 1,6% yoy. Khusus kuartal II-2020, angka penjualan turun 1,6% yoy dan penjualan domestik terkoreksi 1,2%.

“Di tengah kondisi yang penuh tantangan dan perubahan, saat ini perseroan fokus pada tiga hal,” kata dia dalam keterangan resmi.

Pertama, melindungi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan karyawan. Kedua, memastikan keberlangsungan bisnis dan pemenuhan kebutuhan produk untuk membantu konsumen menghadapi keseharian di masa yang penuh tantangan. Ketiga, berkontribusi membantu masyarakat luas dalam berbagai upaya mengatasi pandemi COVID-19.

Total aset Unilever mencapai Rp21,35 triliun per 30 Juni 2020. Liabilitas Rp12,54 triliun dengan ekuitas Rp8,8 triliun.

Pada perdagangan Jumat, 2 Oktober 2020, saham UNVR turun 0,31% sebesar 25 poin ke level Rp8.000 per lembar. Kapitalisasi pasar saham Unilever mencapai Rp305,2 triliun dengan imbal hasil negatif 9,9% dalam setahun terakhir. (SKO)