Dirut Garuda Indonesia Ungkap 5 Strategi Perbaiki Kinerja Operasional
- Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan lima strategi utama yang disiapkan GIAA demi memperbaiki kinerja operasional ke depan.
Industri
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) masih mencatat rugi sebesar Rp10,25 triliun pada kuartal III-2021. Hal ini disebabkan biaya operasional yang masih tinggi dibandingkan dengan pendapatan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan perusahaan harus melakukan efisiensi biaya untuk memperbaiki kinerja. Untuk itu, ada lima strategi utama yang disiapkan GIAA demi memperbaiki kinerja operasional ke depan.
“Strategi perseroan untuk kegiatan operasional, termasuk tidak terbatas pada pengurangan rute penerbangan di tahun depan,” ujar Irfan, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 16 November 2021.
- Buntut Lonjakan Harga Sawit, Saraswanti Anugerah (SAMF) Tingkatkan Kapasitas Pabrik Pupuk
- Biaya Operasional Tinggi, Garuda Indonesia Masih Rugi Rp10,3 Triliun hingga Kuartal III-2021
- Efek Kasus Corona Melandai, Penjualan Hand Sanitizer KINO Turun
Pertama, mengoperasikan rute-rute yang lebih memberikan keuntungan. Fokus awal adalah rute-rute domestik dan rute-rute penerbangan internasional tertentu dengan tujuan pengangkutan kargo.
Kedua, menyesuaikan jumlah pesawat sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan jenis dan atau tipe pesawat untuk mensimplifikasi operasional serta mendorong efisiensi biaya. Untuk strategi ini, perusahaan akan menutup 97 rute penerbangan tahun depan dan mengkandangkan 6 jenis pesawatnya.
Ketiga, melakukan negosiasi ulang kontrak sewa pesawat. Khusus untuk lessor, negosiasi dilakukan guna mencapai kesepakatan mengenai restrukturisasi biaya sewa dengan skema PBH (power by the hour) seperti yang telah didiskusikan.
Perseroan saat ini dalam proses pemaparan initial proposal restrukturisasi secara bertahap dan berdiskusi lebih lanjut dengan para kreditur guna memperoleh kesepakatan.
Keempat, meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui optimalisasi belly capacity dan digitalisasi operasional.
Kelima, meningkatkan kontribusi pendapatan ancillary melalui product unbundling dan ekspansi produk yang ditawarkan.
Irfan menambahkan, baru-baru ini perusahaan juga telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Emirate (EK) berbasis Uni Emirat Arab pada 3 November dengan ruang lingkup kerja sama antara lain berupa codeshare pada beberapa penerbangan dengan rute internasional dari Dubai dan beberapa rute domestik.
Selain itu, terdapat potensi pengembangan kerja sama antara lain dalam bidang Ground Handling, Maintenance, Repair & Overhaul (MRO), Cargo Cooperation, Frequent Flyer Program serta potensi pengembangan strategic partnership lainnya.
"Untuk rute internasional perseroan salah satunya dilakukan melalui kerja sama dengan Emirates untuk penerbangan rute-rute internasional. Adapun rute internasional yang diterbangkan oleh perseroan merupakan selective routes yang dapat mengkontribusikan profitability yang baik bagi perseroan," ungkap Irfan.
Belum lama ini, Irfan mengatakan kerja sama tersebut diharapkan dapat berlaku efektif mulai 2 Januari 2022.
Dalam perluasan layanan tersebut, penumpang Garuda Indonesia akan mendapatkan kemudahan akses ke berbagai destinasi yang dioperasikan oleh Emirates di antaranya Dubai (UEA), Bahrain (Bahrain), Moskow (Rusia), Johannesburg (Afrika Selatan), Kairo (Mesir), serta London dan Manchester di Inggris.
Sementara itu, penumpang Emirates yang akan melaksanakan perjalanan ke Indonesia melalui Jakarta dapat menikmati layanan penerbangan lanjutan ke berbagai destinasi prioritas di Indonesia seperti Denpasar, Surabaya, Makassar, Balikpapan, Manado, Medan, Padang, dan Solo.
Adapun kemudahan layanan penerbangan tersebut dapat dinikmati secara end-to end mulai dari pemesanan tiket, hingga kebijakan bagasi (baggage check-through) yang dapat diambil di destinasi atau tujuan akhir.
"Kerja sama ini juga menghadirkan nilai tambah bagi pengguna jasa Emirates di mana melalui jaringan domestik Garuda Indonesia yang luas, para penumpang lanjutan dari Emirates dapat menikmati layanan penerbangan terbaik ke berbagai destinasi prioritas di Indonesia," kata Irfan dalam keterangan resmi, Senin, 8 November lalu.
Kedua maskapai juga akan menjajaki peluang kerja sama dalam pengelolaan program frequent flyer yang memungkinkan penumpang untuk mendapatkan dan menukarkan poin yang telah diperoleh ke dalam bentuk tiket penerbangan maupun manfaat ekskusif lainnya.
"Kemitraan ini kami harapkan tidak hanya akan dapat menghadirkan berbagai pilihan destinasi denga layanan penerbangan terbaik bagi penumpamh namun juga diharapkan dapat mendorong aktivitas pariwisata dan perdangangan dalam rangka akselerasi program pemulihan ekonomi nasional," katanya.