Dirut Pertamina Nicke Widyawati Masuk Daftar Wanita Paling Berpengaruh di Dunia, Lampaui Menkeu Sri Mulyani
JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati berada di posisi ke-25 dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia (The World’s Most Powerful Women) 2020 versi Forbes. Dalam daftar yang dirilis pada 8 Desember 2020 itu, posisinya jauh di atas posisi Ratu Elizabeth II yang berada di posisi ke-46 dan Menteri Keuangan Sri […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati berada di posisi ke-25 dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia (The World’s Most Powerful Women) 2020 versi Forbes.
Dalam daftar yang dirilis pada 8 Desember 2020 itu, posisinya jauh di atas posisi Ratu Elizabeth II yang berada di posisi ke-46 dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menempati posisi ke-78.
Posisi nomor satu dalam daftar The World’s Most Powerful Women 2020 yakni Perdana Menteri Jerman Angela Merkel. Posisi kedua diduduki Presiden European Central Bank Christine Lagarde. Sementara, posisi ketiga ditempati wakil presiden terpilih AS, Kamala Harris.
Nicke Widyawati ialah CEO perusahaan minyak dan gas Indonesia, Pertamina. Wanita yang saat ini berusia 52 tahun itu adalah direktur wanita kedua di perusahaan tersebut.
Forbes menulis, pada Juni 2020, seorang anggota kabinet mengatakan kepada pers lokal bahwa Widyawati “masih yang terbaik” atas peran itu dan “mampu melaksanakan tugas apa pun yang diberikan kepadanya.”
Pertamina pada 2019 memperoleh pendapatan hampir US$55 miliar dan laba bersih US$2,5 miliar. Pada 2020, Nicke meningkatkan ekspektasi investor dengan mengungkapkan bahwa dia memperkirakan sekitar 45% pendapatan perusahaan terpukul karena Covid-19.
Menanggapi hal ini, Nicke merasa bersyukur atas apresiasi tersebut. Menurutnya, hal ini dapat tercapai juga karena kinerja seluruh tim Pertamina baik pekerja maupun level top manajemen.
“Banyak target dan tanggung jawab yang harus dilakukan Pertamina untuk mencapai visi perusahaan sebagai perusahaan energi kelas dunia. Satu per satu tantangan dapat kami lampaui dengan kerja sama tim yang amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif,” ujarnya dikutip dari situs web Pertamina.
Dia menambahkan, tantangan ke depan tidak akan lebih mudah, terutama karena hampir semua lini bisnis harus bangkit pasca-pandemi Covid-19. Pertamina, sebagai bagian dari Indonesia akan terus berperan aktif dalam mendorong bangkitnya perekonomian Indonesia.
“Selain menjalankan penugasan dari pemerintah, kami juga memastikan setiap program yang kami jalankan dapat menjadi multiplier effect bagi sektor lain. Sehingga, dapat menggiatkan perekonomian nasional, mendorong investasi dan menciptakan lapangan kerja. Semoga ini dapat membantu Indonesia pulih dari pandemi Covid-19,” tambahnya.
Nicke berharap apresiasi ini dapat meningkatkan kepercayaan internasional kepada Pertamina yang terus memastikan bisnisnya dapat berjalan secara berkelanjutan sesuai aspek lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik (Environment, Social & Governance / ESG Framework).
“Karena untuk bisa menjalankan bisnis secara berkelanjutan, ketiga aspek ESG tersebut menjadi perhatian khusus bagi kami,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati berada di posisi ke-78 dalam daftar 100 The World’s Most Powerful Women 2020 versi Forbes.
Forbes mencatat, sebagai menteri keuangan, Sri Mulyani meningkatkan pendapatan negara melalui reformasi perpajakan yang akan memperluas layanan e-filing dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Tahun lalu, mantan Managing Director dan COO Bank Dunia itu menerima penghargaan bergengsi Menteri Terbaik di KTT Pemerintah Dunia atas upayanya melaksanakan reformasi.
Saat berada di Bank Dunia, dia menggunakan platform-nya untuk mempromosikan kesetaraan gender. Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia dari 2005 hingga 2010, membantu membimbing transisi negara dari otokrasi menuju demokrasi.
Powerful Women
Forbes mendata sebanyak 50 perempuan yang berasal dari 30 negara dan lahir dalam empat generasi adalah powerful women tahun 2020. Daftar itu mencakup 10 kepala negara, 38 CEO, dan lima entertainer.
Mereka bersatu dalam cara menggunakan platform mereka untuk mengatasi tantangan unik pada 2020. Secara khusus, beberapa Power Women tahun ini menerima pujian global atas tanggapan efektif mereka terhadap Covid-19.
Sebut saja, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (posisi 32) yang membasmi gelombang pertama dan kedua virus corona di negaranya dengan menerapkan prosedur penguncian dan karantina yang ketat.
Lantas, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (posisi 37) menerapkan program pelacakan kontak yang ketat pada Januari 2020. Langkah itu mengakibatkan ‘hanya’ tujuh orang terjangkit Covid-19 di pulau berpenduduk 23 juta orang tersebut.
Sebanyak 17 pendatang baru dalam daftar Forbes tahun ini menggambarkan bahwa wanita memimpin semua aspek masyarakat yang ditransformasikan oleh pandemi global.
CEO UPS yang baru, Carol Tomé (posisi 11) dan kepala Clorox Linda Rendle (posisi 87) bertanggung jawab menyediakan layanan penting yang membuat orang Amerika tetap terhubung dan bersih.
Sementara wakil presiden eksekutif CVS Health Karen Lynch (posisi 38) memimpin program pengujian Covid yang luas dari raksasa farmasi tersebut. Pada 2021 dia akan bertanggung jawab atas penanganan kritis terhadap vaksin Covid.
Dalam tahun yang ditandai dengan protes massa dan kerusuhan politik di seluruh dunia, hanya sedikit orang yang dengan cekatan menggunakan kekuatan mereka.
Misalnya saja, pendiri Fair Fight dan pendukung hak suara Stacey Abrams (posisi 100). Dengan berupaya membantu mendaftarkan sekitar 800.000 orang untuk memilih di Georgia, mantan perwakilan negara bagian itu membantu calon presiden dari Partai Demokrat memenangkan negaranya untuk pertama kalinya dalam 28 tahun.