putin.jpg
Dunia

Disebut Penjahat Perang, Putin Malah Lakukan Kunjungan ke Mariupol

  • Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan menginjakkan kaki pertama kalinya ke Mariupol, Ukraina setelah kota tersebut digempur habis- habisan.

Dunia

Rizky C. Septania

MOSKOW- Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan menginjakkan kaki pertama kalinya ke Mariupol, Ukraina setelah kota tersebut digempur habis- habisan. Mengutip media setempat, Putin kemudian mengunjungi Mariupol Minggu pagi dalam kunjungan pertamanya ke wilayah Donbas. 

Mariupol bisa dibilang sebagai kuburan massal bagi masyarakat dan tentara Ukraina yang terkepung. Pasalnya, pasukan Rusia meratakan wilayah tersebut dan membom sebuah pabrik baja tempat warga sipil dan pembela Ukraina bersembunyi.

Selama kunjungan Putin ke wilayah tersebut, Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin mulai membuat laporan tentang upaya rekonstruksi di kota dan sekitarnya.

"Secara khusus, laporan tersebut berkaitan dengan pembangunan distrik perumahan baru, fasilitas sosial dan pendidikan, infrastruktur utilitas dan pusat kesehatan," ujar laporan tersebut sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Insider Senin, 20 Maret 2023.

Sebelum mengunjungi Mariupol, Putin juga dikabarkan telah mengunjungi Krimea untuk pertama kalinya pada Sabtu, 18 Maret 2023.

Perlu diketahui, kunjungan pemimpin Rusia ke Ukraina yang diduduki itu dilakukan dua hari setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), sebuah pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda, mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuk Vladimir Putin.  

ICC menuduh Putin bertanggung jawab atas kejahatan perang yang dilakukan selama invasi Rusia ke Ukraina dan menyerukan dia untuk diadili meskipun hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena Rusia dan AS tidak mengakui otoritas ICC.

Menanggapi hal tersebut, perwakilan ICC menolak untuk menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan Putin akan diadili atas kejahatan perang yang dituduhkan kepadanya.

Setelah bertandang ke Mariupol, Vladimir Putin dikabarkan akan bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping di Rusia mulai Senin. Dalam pertemuan tersebut, dua negara yang diketahui menjalin hubungan dekat ini berencana untuk memperdalam kerja sama Rusia-Tiongkok.

Di sisi lain, pemimpin militer Ukraina telah mengisyaratkan kemungkinan serangan balasan musim semi. Meski begitu, menurut laporan The Washington Post, seorang pejabat anonim mengatakan bahwa semua harapan untuk serangan balik akan bergantung pada bantuan militer Barat dan pasukan terlatih yang tiba di wilayah tersebut.

Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat telah memberikan bantuan miliaran dolar ke Ukraina saat menghadapi invasi Rusia. Bahkan Presiden AS Joe Biden berjanji untuk terus mengirimkan bantuan militer dan kemanusiaan.