<p>Karyawati beraktivitas di deket logo salah satu cabang Bank Negara Indonesia (BNI) di Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Disorot Bursa Soal Rencana Rights Issue Tahun 2022, Bank BNI: Masih Persiapan

  • PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjelaskan rencana rights issue tahun depan setelah disorot otoritas pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI).

Korporasi

Daniel Deha

JAKARTA – Rencana rights issue atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tahun depan disorot otoritas pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sekretaris Perusahaan Bank BNI Mucharom menjelaskan bahwa aksi korporasi perseroan berupa rights issue tersebut saat ini masih dilakukan persiapan sehingga perseroan belum bisa menentukan besaran dana yang dibidik.

"Terkait dengan rencana rights issue, saat ini perseroan masih dalam tahap persiapan dan terus membangun komunikasi dengan stakeholder terkait," katanya dalam keterbukaan informasi dikutip Kamis, 9 Desember 2021.

Meski demikian, dia mengatakan bahwa upaya transformasi yang dilakukan perseroan saat ini tentu akan berdampak terhadap rencana penambahan modal segar tahun depan.

"Saat ini perseroan terus berfokus dalam melaksanakan program transformasi untuk meningkatkan kinerja dan memberi nilai tambah bagi segenap investor," terang Mucharom.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan bahwa ada lima BUMN yang akan menggelar rights issue tahun depan, termasuk Bank BNI.

Dia menyebut, aksi korporasi Bank BNI itu merupakan upaya memperkuat permodalan untuk mendukung aktivitas ekspor Indonesia dan serentak memperkuat BUMN perbankan.

"Tentu BNI harus diperkuat, kita tahu sekarang supply chain dunia sedang terganggu," paparnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, 2 Desember 2021.

Sebagai gambaran, pada kuartal ketiga tahun ini, Bank BNI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp7,77 triliun, melonjak 73,9% year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,78 triliun.

Laba bersih tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan nonbunga Bank BNI yang tumbuh 14,2% yoy menjadi Rp10,21 triliun dari Rp8,94 triliun.

Demikian halnya dengan pendapatan bunga bersih (NII) yang turut meningkat 17,6% yoy, dari Rp24,39 triliun menjadi Rp28,70 triliun pada kuartal III-2021. 

Salah satu penopang utama pertumbuhan usaha perseroan adalah transformasi digital yang mampu membuat kinerja penghimpunan dana murah yang sangat sehat.