Presiden Joko Widodo meresmikan Gerakan Akselerasi Generasi Digital yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Rabu, 15 Desember 2021.
Tekno

Disrupsi Teknologi Masuk Gelombang Ketiga, Jokowi Siapkan SDM Digital Lokal

  • Jokowi mengatakan disrupsi yang terjadi akibat gempuran teknologi mutakhir harus diantisipasi salah satunya dengan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) digital.

Tekno

Daniel Deha

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyadari bahwa perkembangan teknologi begitu cepat dan kini memasuki gelombang ketiga. Disrupsi yang terjadi akibat gempuran teknologi mutakhir harus diantisipasi salah satunya dengan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) digital.

"Saya meminta semua perusahaan teknologi, semua perusahaan besar agar mau ditempati untuk magang mahasiswa-mahasiswa kita, anak-anak kita agar secepatnya semuanya berubah, mindset digital ada, skill digital ada, sehingga terbentuk sebuah kultur digital di negara kita," ujarnya dalam Peresmian Gerakan Akselerasi Generasi Digital yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Rabu, 15 Desember 2021.

Kepala Negara mengatakan bahwa seluruh masyarakat lokal harus siap dalam menghadapi kemajuan digital dunia. Dia menyebut bahwa aktivitas masyarakat berubah menjadi serba digital karena adanya pandemi COVID-19.

"Kita lihat logistik, logistik naik 60 persen akibat penggunaan delivery, e-groceries sehingga naik 60 persen, konsumen digital juga naik 10,2 persen, ini yang konsumen barunya, tambahan konsumen barunya 10,2 persen, transaksi e-money naik 55 persen per Oktober 2021. Semuanya naik," terangnya.

Menurut Jokowi, ekonomi digital akan bertumbuh apabila ekosistem masyarakat digital sudah terbentuk. Untuk itu, ekosistem digital harus didukung dengan kesiapan infrastruktur, talenta digital, pemerintahan digital, dan regulasi digital. Indonesia tidak lagi terus bergantung pada model pemerintahan konvensional.

Jokowi menegaskan bahwa Indonesia harus mempersiapkan strategi untuk dapat mengejar negara-negara lainnya, salah satunya dengan menciptakan talenta digital.

"Saya sudah perintahkan ke Menteri Kominfo (Johnny G Plate) bangun secepatnya infrastruktur digital. Karena ini kejar-kejaran, begitu kita tidak bisa melangkah mengejar itu ya sudah kita akan semakin jauh padahal kesempatan dan peluang ada," tandasnya.

Jokowi meyakini bahwa kolaborasi yang digagas oleh Kementerian BUMN melalui pendanaan Merah Putih Fund, Narasi melalui Indonesia Digital Tribe, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Microcredentials bisa mempercepat pembangunan ekosistem digital.

"Kalau semuanya bergerak, ada Indonesia Digital Tribe oleh Mbak Nana (Najwa Shihab), talenta digital dikerjakan oleh Mendikbud, dan dananya siap di Merah Putih Fund, saya meyakini percepatan dalam rangka membangun sebuah masyarakat digital, ekosistem digital ini akan segera bisa kita capai," pungkasnya.

Jokowi menyampaikan bahwa saat ini Indonesia telah memiliki 2.319 start up atau perusahaan rintisan yang siap bersaing dengan sehat. Dari ribuan start up itu, ada satu decacorn dan tujuh unicorn. Yang lainnya mulai beranjak menuju unicorn dalam waktu yang tidak lama lagi.

"“Potensi pasarnya ini besar, jangan yang mengambil nanti orang lain," ungkapnya.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan musuh besar saat ini datang dari perubahan rantai pasok dengan globaliasi pasar yang semakin terbuka, disrupsi ekonomi yang bisa menggantikan manusia dengan robotik, dan perubahan kesempatan usaha.

Selain itu, kata Erick, seluruh dunia pun masih menghadapi tekanan dari sektor kesehatan akibat pandemi yang mengakibatkan banyak tokoh hebat meninggal dunia.

"Sama dengan Marvel yang bikin universe satu sampai empat karena dunia baru pasti penuh dengan tantangan baru, perlu superhero baru. Dulu kita bicara Hulk, Captain America, Iron Man, sekarang ada superhero jauh lebih powerfull, ada Ikaris hingga Thena karena musuhnya juga jauh lebih berat," kata Erick.