<p>Bank Yudha Bhakti akan menggunakan hasil penerbitan rights issue untuk modal kerja pengembangan usaha, baik penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya. / Yudhabhakti.co.id</p>
Industri

Disuntik Akulaku, Bank Yudha Bhakti Resmi Naik Kelas BUKU 2

  • Komposisi pemilikan saham Bank Yudha Bhakti dimiliki oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia sebesar 24,98%, PT Gozco Capital 20,13%, ASABRI 18,62%, Yellow Brick Enterprise Ltd 11,1%, dan publik 25,17%.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – PT Bank Yudha Bhakti Tbk. (BBYB) resmi masuk ke kelompok bank umum kelompok usaha (BUKU) 2 setelah disuntik modal lewat rights issue senilai Rp150 miliar pada pertengahan Juli 2020.

Dana tersebut telah menambah modal inti perseroan dari Rp936 miliar menjadi Rp1,08 triliun. BUKU 2 adalah kelompok bank dengan modal inti antara Rp1 triliun hingga Rp5 triliun.

Dalam keterangan resmi perseroan, saham baru yang diterbitkan sebanyak-banyaknya 1.320.381.873 lembar saham atau setara 17,65% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penetapan senilai Rp300 per saham.

Penyerap saham tersebut adalah PT Akulaku Silvrr Indonesia selaku pemegang saham BYB. Sementara itu, pemegang saham lain saat itu telah menyatakan untuk tidak melaksanakan haknya dalam aksi korporasi tersebut.

Hasilnya, komposisi pemilikan saham BBYB dimiliki oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia sebesar 24,98%, PT Gozco Capital 20,13%, ASABRI 18,62%, Yellow Brick Enterprise Ltd 11,1%, dan publik 25,17%.

Strategi Bisnis

Direktur Utama Tjandra Gunawan mengungkapkan, beberapa strategi telah dicanangkan oleh BYB setelah menyandang BUKU 2.

“Dengan terealisasinya right issue, ruang bagi Bank Yudha Bhakti untuk menjalankan ekspansi bisnisnya semakin lebar, termasuk transformasi perseroan menuju bank digital,” ujarnya dalam siaran tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Minggu, 2 Agustus 2020.

Di samping itu, kata Tjandra, perolehan dana akan digunakan seluruhnya untuk pengembangan usaha berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.

Diketahui, perseroan berhasil membukukan net profit sebesar Rp13,19 miliar pada kuartal I-2020. Laba tersebut turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp14,18 miliar.

Meskipun demikian, tingkat kecukupan modal BYB masih tergolong baik. Tercatat, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 29,96%, meningkat dari kuartal I 2019 sebesar 17,83%. (SKO)